Manajemen nutrisi dengan indeks glikemik dan beban glikemik rendah menjadi salah satu penanganan obesitas. Pola makan dengan rendah indeks glikemik kini menjadi strategi nutrisi yang semakin diandalkan untuk membantu menurunkan berat badan, memperbaiki profil metabolik, serta menurunkan risiko penyakit kronis.
Salah satu upaya ini dapat ditunjang dengan mengubah sumber karbohidrat dari nasi putih menjadi nasi jagung atau nasi singkong. Nasi jagung dan nasi singkong memiliki indeks glikemik yang lebih rendah serta serat yang lebih tinggi dari nasi putih. Mengganti nasi jagung sebagai sumber karbohidrat utama dapat menurunkan resiko penyakit kronis, salah satunya obesitas.
Pada video ini, akan dibahas mengenai obesitas, indeks glikemik, beban glikemik, serta diet rendah indeks glikemik yang tepat untuk pasien obesitas.
Poin - Poin Penting
Beberapa poin penting dari video ini adalah:
- Obesitas merupakan penyakit yang dapat menjadi predisposisi berbagai penyakit kronis kedepannya. Prevalensi obesitas semakin meningkat di Indonesia, sehingga dibutuhkan upaya pencegahan dan penanganan yang tepat.
- Diet rendah indeks glikemik yang dipadu dengan rendah beban glikemik dapat bermanfaat dalam tata laksana nutrisi pasien obesitas.
- Prinsip terapi medik gizi pada obesitas yaitu memperhatikan jenis, jumlah, jadwal dan cara pengolahan masakan.
- Nasi jagung atau nasi singkong yang memiliki indeks glikemik rendah dapat menjadi alternatif pengganti nasi putih, yang merupakan sumber karbohidrat utama di Indonesia. Saat ini, tersedia nasi jagung dan nasi singkong dengan bentuk buliran seperti nasi putih, yang dapat mempermudah pola diet.
- Nasi jagung atau nasi singkong merupakan bahan makanan pokok yang sudah umum dikenal di Indonesia. Kedua makanan pokok ini dapat membantu menurunkan faktor risiko penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung, stroke, dan fatty liver yang umum ditemukan pada pasien obesitas.