Efektivitas Suplementasi Nutrisi Oral 1,5 Kcal/mL dalam Mengatasi Gagal Tumbuh

Oleh :
dr. Gisheila Ruth Anggitha

Suplementasi nutrisi oral dengan formula padat nutrisi merupakan salah satu pilihan tata laksana untuk gagal tumbuh. Suplementasi nutrisi oral 1.5 kcal/mL efektif dalam mengatasi masalah berat badan pada anak dengan malnutrisi derajat ringan sampai sedang.

Gagal tumbuh (failure to thrive), merupakan suatu kondisi terlambatnya pertumbuhan seorang anak sesuai dengan usia dan jenis kelamin standar yang diharapkan. Diagnosis gagal tumbuh ditegakkan berdasarkan pengukuran pertumbuhan berat badan dan tinggi badan secara berkala dalam periode tertentu dengan menggunakan chart pertumbuhan sesuai dengan usia dan jenis kelamin. Parameter yang sederhana dalam menentukan gagal tumbuh adalah chart weight—for-age, atau chart berat badan berdasarkan usia. [1-3]

Little,Child,Boy,Standing,Arms,Crossed,And,Looking,Face,Of

Beberapa kondisi anak yang dapat dikatakan gagal tumbuh apabila berat badan di bawah persentil kedua dari chart pertumbuhan dengan kecepatan pertambahan berat badan tidak sebanding dengan pertumbuhan tinggi badan, berat badan turun dua atau lebih garis persentil mayor.

Pada bayi, terdapat juga kriteria tambahan berupa penambahan berat badan harian kurang dari yang diharapkan atau pengukuran tunggal yang memperlihatkan persentil berat badan tidak sebanding dengan tinggi atau lingkar kepala. Pengukuran berat badan dan tinggi badan ini sangat penting dilakukan secara berkala, sehingga tren pertumbuhan pada bayi dan anak-anak dapat dimonitro. [1-3]

Etiologi Gagal Tumbuh

Gagal tumbuh dapat disebabkan oleh beberapa etiologi, yaitu asupan tidak adekuat tanpa adanya kebutuhan energi yang meningkat, output yang berlebihan dan/atau malabsorpsi, peningkatan kebutuhan energi, dan tidak dapat mengolah makanan di dalam tubuh dengan baik. Riwayat makan, (jenis, pola, dan jumlah makanan kurang sesuai), sering kali menjadi penyebab asupan tidak adekuat. [1,4,5]

Kelainan Organik Penyebab Gagal Tumbuh

Terdapat pula kondisi kelainan organik yang dapat menyebabkan asupan tidak adekuat, seperti sumbing, ankiloglosia, gangguan saraf sehingga sulit menelan, refluks, stenosis pilori, atau intoleransi makanan. Pada kondisi output yang berlebihan dan/atau malabsorpsi, dapat dilakukan evaluasi dari kuantitas dan frekuensi output lambung, diare, dan output urine. Gangguan kromosom, seperti sindrom Down dan gangguan metabolik endokrin menyebabkan makanan tidak dapat diolah sempurna di dalam tubuh.

Semua kondisi di atas dapat mengakibatkan asupan anak tidak adekuat ataupun gizi tidak dapat terserap sempurna dalam tubuh. Kondisi-kondisi tersebut mengakibatkan anak kekurangan nutrisi dan apabila tidak segera ditangani dapat terjadi gagal tumbuh. [1,4,5]

Asuhan Nutrisi Pediatrik untuk Gagal Tumbuh

Gagal tumbuh dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang, seperti gangguan kognitif, dan gangguan perkembangan. Hal ini dapat dicegah dengan melakukan asuhan nutrisi pediatrik yang tepat dan efektif. Asuhan nutrisi pediatrik (ANP) bertujuan untuk mencapai tumbuh kembang anak secara optimal, baik pada anak sehat maupun sakit. Dokter perlu mengetahui kapan intervensi nutrisi pada anak perlu dilakukan.

ANP yang baik pada pasien anak rawat inap juga dapat mencegah terjadinya malnutrisi yang tidak diinginkan akibat kurangnya kesadaran dokter, kurang pengetahuan dan keterampilan dalam penatalaksanaan malnutrisi, dan komplikasi yang dapat terjadi. [1,4,5]

5 Kegiatan Dasar Asuhan Nutrisi Pediatrik

ANP terdiri dari lima kegiatan dasar yang dilakukan secara rutin, yaitu :

  1. Membuat diagnosis masalah nutrisi
  2. Menentukan kebutuhan nutrisi (kebutuhan energi)
  3. Memilih cara pemberian zat gizi
  4. Memilih bentuk sediaan zat gizi
  5. Memantau dan mengevaluasi/mengkaji respon. [1,4,5]

Berdasarkan panduan Ikatan Dokter Anak Indonesia, asuhan nutrisi pediatrik dimulai dengan membuat diagnosis masalah nutrisi melalui penentuan status gizi dan masalah nutrisi yang dimiliki anak. Hasil diagnosis ini kemudian digunakan untuk menentukan kebutuhan zat gizi menurut height age dan cara pemberian zat gizinya.

Cara pemberian zat gizi perlu ditentukan dengan mempertimbangkan ada tidaknya gangguan pada fungsi saluran cerna dan fungsi oromotor. Apabila terdapat gangguan fungsi saluran cerna, dapat diberikan nutrisi parenteral. Bila terdapat gangguan fungsi oromotor, dapat diberikan nutrisi enteral menggunakan nasogastric tube atau percutaneous endoscopic gastrostomy.

Jenis makanan dapat berupa polimerik (makanan padat kalori), oligomerik (glukosa polimer, protein terhidrolisat, trigliserida rantai sedang), atau modular (makronutrien tunggal). Setelah itu, dokter akan melakukan pemantauan dan evaluasi dari pertambahan berat badan, toleransi, dan reaksi simpang. [1,4-6]

Suplementasi Nutrisi Oral sebagai Bagian dari Asuhan Nutrisi Pediatrik

Pada anak dengan nutrisi kurang, tersedia suplementasi nutrisi oral (SNO) atau formula padat nutrisi yang dapat membantu meningkatkan berat badan selain dari asupan makan biasa.

Sebuah penelitian terdahulu oleh Evans, et al menyatakan bahwa anak-anak lebih dapat menoleransi dan mengonsumsi lebih banyak formula padat nutrisi dengan volume yang lebih banyak dengan densitas nutrient yang lebih rendah.

Studi ini menemukan bahwa SNO 1 kcal/mL lebih disarankan untuk anak dengan gagal tumbuh karena asupan makanan spontan di luar SNOnya lebih tinggi dan lebih dapat ditoleransi. Namun, studi terbaru yang dilakukan oleh Devaera, et al, menyatakan bahwa SNO dengan nutrisi 1,5kcal/mL juga sama efektifnya dalam mengatasi malnutrisi anak. [7,8]

Bukti Klinis Efektivitas Suplementasi Nutrisi Oral 1,5 Kcal/mL

Sebuah studi acak klinis dilakukan untuk membandingkan kepatuhan dan efektivitas suplementasi nutrisi oral 1,5 kcal.mL dan 1 kcal/mL pada anak dengan malnutrisi ringan-sedang. Studi ini menilai intake produk, berat badan, toleransi, dan efek samping dinilai selama penelitian. [7]

Pada studi ini, tidak didapatkan adanya perbedaan yang signifikan antara grup 1,5 kcal/mL dengan 1 kcal/mL pada aspek total pertambahan berat badan, pertambahan berat harian, dan persentase anak yang memenuhi skor Z WHO >-1. Kedua suplementasi dapat ditoleransi dengan baik tanpa adanya perbedaan karakteristik feses dan gangguan gastrointestinal.

Suplementasi nutrisi oral 1,5 kcal/mL dibanding 1 kcal/mL tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dalam aspek pertambahan berat badan selama 28 hari selama anak minum sesuai dengan volume yang dianjurkan. Selain itu, pada kedua kelompok juga didapatkan anak dengan malnutrisi derajat ringan dapat mengejar berat badan (catch-up growth) dalam 2 minggu intervensi. [8]

Studi ini menyimpulkan bahwa suplementasi nutrisi oral 1,5kcal/mL dan 1kcal/mL dapat ditoleransi dan keduanya efektif dalam meningkatkan berat badan pada anak dengan gizi kurang derajat ringan sampai sedang. Studi ini merupakan studi pertama yang membandingkan antara suplementasi oral dengan tingkat energi yang berbeda. Studi ini memiliki validitas yang baik karena menggunakan randomisasi dan allocation concealment sehingga peneliti maupun subjek tidak saling mengetahui. [8]

Kesimpulan

Gagal tumbuh, atau failure to thrive, merupakan suatu kondisi terlambatnya pertumbuhan seorang anak sesuai dengan usia dan jenis kelamin standar yang diharapkan. Gagal tumbuh dapat disebabkan oleh asupan tidak adekuat, output yang berlebihan dan/atau malabsorpsi, peningkatan kebutuhan energi, dan tidak dapat mengolah makanan di dalam tubuh dengan baik. Gagal tumbuh dapat dicegah dengan melakukan asuhan nutrisi pediatrik dengan tepat dan baik. Suplementasi nutrisi oral atau formula padat nutrisi dengan energi 1,5 kcal/mL dapat ditoleransi dengan baik dan efektif dalam meningkatkan berat badan pada anak dengan malnutrisi ringan sampai sedang. Tidak ditemukan adanya efek samping dalam penggunaan suplementasi nutrisi oral.

Referensi