Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Pedoman Klinis Dialisis Ginjal general_alomedika 2022-12-07T13:53:31+07:00 2022-12-07T13:53:31+07:00
Dialisis Ginjal
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Pedoman Klinis Dialisis Ginjal

Oleh :
dr.yenni
Share To Social Media:

Pedoman klinis dialisis ginjal berbeda sesuai dengan terapi pengganti ginjalnya yaitu hemodialisa atau peritoneal dialisis. Dialisis diindikasikan pada pasien gagal ginjal akut dengan kegawatan yang membutuhkan terapi pengganti ginjal, sedangkan pada pasien dengan penyakit gagal ginjal kronis diperuntukkan sebagai terapi pengganti ginjal yang tidak lagi berfungsi.

Pedoman klinis yang harus diperhatikan pada tindakan dialisis ginjal adalah:

  • Dialisis ginjal dapat dikerjakan dengan metode peritoneal dialisis atau hemodialisa. Pemilihan metode dialisis ginjal dipengaruhi oleh beberapa pertimbangan yaitu ketersediaan dan kenyamanan metode dialisis ginjal, faktor komorbid, sosioekonomi, faktor centre dialisis, situasi rumah pasien, dan kemampuan toleransi terhadap pertukaran cairan[5]
  • Persiapan alat untuk menjalankan hemodialisa adalah dialiser, dialisat, selang untuk mentranspor darah dan cairan dialisis, dan mesin untuk menjalankan dan memonitor. Dialiser merupakan membran semipermeabel yang dilalui oleh darah dan cairan dialisat. Hollow fiber merupakan dializer yang paling umum digunakan. Dialisat tipikal mengandung sodium, kalium, kalsium, magnesium, klorida, bikarbonat, dan glukosa. Bikarbonat menggantikan asetat sebagai buffer cairan dialisat[15,16]
  • Beberapa akses vaskuler yang dipakai untuk menghubungkan arteri vena pasien ke alat hemodialisa adalah AV fistula, AV graft, tunneled catheter, dan non tunneled catheter. Yang paling sering digunakan adalah AV fistula sebagai pilihan pertama dan AV graft sebagai pilihan kedua. Beberapa kelompok merekomendasikan rule of 6 untuk menentukan kematangan fistula yaitu: sedikitnya 6 mm diameter vena, 600 ml/menit alirannya, dan kedalaman vena < 6 mm. Bila AV fistula belum matang selama 6 minggu, maka perlu diperhatikan penyebab kenapa tidak berfungsi. Sebaliknya, pada AV graft mencapai tingkat maturasi sekitar 2-4 minggu[15,16]
  • Persiapan alat untuk menjalankan peritoneal dialisis adalah kateter peritoneal dialisis, kantong yang berisi cairan dialisat dan kantong yang akan diisi hasil pembuangan, selang konektor, klem, dan cycler (hanya pada penggunaan automated peritoneal dialysis). Pemasangan kateter peritoneal dialisis umumnya dapat dilakukan secara operasi terbuka, laparoskopi, dan metode percutaneous catheter insertion. Sebuah studi menunjukkan tidak ada perbedaan luaran terhadap pemasangan kateter peritoneal dialisis dengan metode pembedahan terbuka maupun laparoskopi sehingga pemasangan lebih disukai dengan metode operasi terbuka. Peritoneal dialisis dibedakan menjadi continous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD) dan automated peritoneal dialysis (APD). Perbedaan keduanya antara lain jadwal pengerjaan dan teknik pengerjaan dimana satu manual dan satu menggunakan mesin
  • Menurut Clinical Practice guideline tahun 2006, setiap pasien yang telah mencapai level gagal ginjal kronis stadium 5 perlu mempertimbangkan keuntungan, risiko, dan kerugian untuk memulai dialisis ginjal[1,6]
  • Komplikasi yang sering terjadi pada peritoneal dialisis adalah: Peritonitis, infeksi non-peritonitis yang disebabkan oleh kateter, peningkatan berat badan, hipoalbuminemia dan adanya uremia residu[9,15]
  • Komplikasi yang dapat terjadi pada hemodialisa adalah: Hipotensi, kram otot, reaksi terhadap dialis[8,15]
  • Dalam melakukan dialisis ginjal, edukasi untuk persiapan pasien sebelum tindakan hingga selesai tindakan sangat diperlukan. Informed consent merupakan bagian terpenting dalam suatu tindakan

Referensi

1. Kidney International Supplements. KDIGO Clinical Practice Guideline for Acute Kidney Injury. Volume 2, Issue 1. 2012. Available at: https://kdigo.org/wp-content/uploads/2016/10/KDIGO-2012-AKI-Guideline-English.pdf
5. M.B. John. Dialysis Modality and Patient Outcome. https://www.uptodate.com/contents/dialysis-modality-and-patient-outcome/print
6. B.R. Matthew, M. Rajnish. 2017. Timing of Dialysis Initiation-What Has Changed Since IDEAL. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5407409/pdf/nihms841453.pdf
8. A.S. Richard, T.D. John, S.I. Todd. Handbook of Dialysis Ed 5th. 2015. Hal 66-88.
9. M.P. Paul. 2020. Renal Replacement Therapy (dialysis) in Acute Kidney Injury in Adults : Indications, Timing, and Dialysis Dose. https://www.uptodate.com/contents/renal-replacement-therapy-dialysis-in-acute-kidney-injury-in-adults-indications-timing-and-dialysis-dose
15. J.S. Rebecca, L.H. Jean. 2020. Overview Of The Hemodialysis Apparatus. https://www.uptodate.com/contents/overview-of-the-hemodialysis-apparatus
16. C. Deepa, K. Muralidhar. 2012. Renal Replacement Therapy in ICU. http://www.joacp.org/article.asp?issn=0970-9185;year=2012;volume=28;issue=3;spage=386;epage=396;aulast=Deepa

Edukasi Pasien Dialisis Ginjal

Artikel Terkait

  • Mengetahui dan Mengobati Keracunan Jengkol
    Mengetahui dan Mengobati Keracunan Jengkol
  • Risiko Perdarahan pada Pasien dengan Penyakit Ginjal Kronis
    Risiko Perdarahan pada Pasien dengan Penyakit Ginjal Kronis
  • Risiko Kehamilan pada Wanita dengan Penyakit Ginjal Kronis
    Risiko Kehamilan pada Wanita dengan Penyakit Ginjal Kronis
  • Pemilihan Formula Tinggi Kalori untuk Bayi dengan Penyakit Kronis yang Dirawat di Rumah Sakit
    Pemilihan Formula Tinggi Kalori untuk Bayi dengan Penyakit Kronis yang Dirawat di Rumah Sakit
  • Kontroversi Manfaat Pemberian Asam Folat pada Pasien Penyakit Ginjal Kronis
    Kontroversi Manfaat Pemberian Asam Folat pada Pasien Penyakit Ginjal Kronis

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
8 hari yang lalu
Indikasi tindakan hemodialisis
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, izin bertanya sampai dimana seseorang patut untuk mendapatkan treatment hemodialisis? Dengan hasil lab ureum 156.22 (high), BUN 73.00 (high), dan...
Anonymous
20 April 2023
Nilai batas untuk ureum dan kreatinin agar pasien bisa dioperasi
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, saya mendapat rujukan pasien usia 70th dengan CF Tibia dan Fibula dengan hasil lab ureum 65, pasien membutuhkan spesialis ortho. Dirujuk ke RS...
Anonymous
07 April 2023
Bolehkah pasien hemodialisis mendapatkan vaksin meningitis?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dok,pasien dengan HT dan DM tipe II yang sekarang jg melakukan Hemodialisa sebanyak 2 kali dalam seminggu dikarenakan gagal ginjal k,akan melakukan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.