Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Pedoman Klinis Skin Test general_alomedika 2020-06-30T15:48:08+07:00 2020-06-30T15:48:08+07:00
Skin Test
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Pedoman Klinis Skin Test

Oleh :
dr. Apri Haryono Hafid
Share To Social Media:

Pedoman klinis skin test adalah sebagai prosedur yang digunakan untuk menentukan diagnosis, tata laksana, dan identifikasi alergi. Skin test dilakukan dengan 3 uji utama, yaitu uji intradermal, uji tempel, atau uji tusuk.

Uji intradermal biasanya dilakukan untuk mengetahui reaksi hipersensitivitas terhadap obat injeksi. Obat yang diujikan biasanya adalah obat yang berpotensi menimbulkan alergi, seperti penicillin, insulin, dan serum antitetanus. Pembacaan dilakukan setelah 15-20 menit untuk menilai reaksi cepat, atau setelah 24-72 jam untuk reaksi lambat.

Uji tempel digunakan untuk mengonfirmasi diagnosis dan mengidentifikasi pencetus pada dermatitis kontak, kondisi lain yang bisa memperparah dermatitis kontak (misalnya psoriasis dan dermatitis seboroik), pasien dengan dermatitis kronis yang etiologinya belum diketahui, dan pasien yang diduga mengalami dermatitis kontak okupasional. Uji dilakukan dengan menempelkan panel uji pada punggung pasien. Pembacaan dilakukan setelah jam ke-48, 72, dan 96.

Uji tusuk dilakukan jika pasien diduga memiliki alergi tipe 1 berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Uji tusuk dapat mengidentifikasi sensitivitas terhadap inhalan, makanan, obat, atau alergen okupasional. Uji tusuk juga bisa digunakan untuk skrining predisposisi terhadap penyakit alergi. Bahan uji ditusukan atau dicukit ke kulit pasien di bagian volar tangan. Pembacaan dilakukan dalam 15-20 menit.[1-5,7]

 

Referensi

1. Perhimpunan dokter spesialis kulit dan kelamin Indonesia. Panduan keterampilan klinis bagi dokter spesialis kulit dan kelamin di Indonesia. Jakarta: PP Perdoski; 2017. https://www.perdoski.id/uploads/original/2017/10/PPKPERDOSKI2017.pdf
2. Pandapotan RA, Rengganis I. Pendekatan diagnosis dan tata laksana alergi obat. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia Vol 3 No 1, Maret 2016.
3. Sudewi NP, Kurniati N, Suyoko EMD, Munasir Z, Akib AAP. Berbagai teknik pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis penyakit alergi. Sari Pediatri 2009;11(3):174-8.
4. Menaldi SL dkk. Buku ajar ilmu penyakit kulit dan kelamin edisi ketujuh. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2015.
5. Heinzerling L, Mari A, Bergmann KC, et al. The skin prick test - European standards. Clin Transl Allergy. 2013;3(1):3. Published 2013 Feb 1. doi:10.1186/2045-7022-3-3
7. Lazzarini R, Duarte I, Ferreira AL. Patch tests. An Bras Dermatol. 2013;88(6):879‐888. doi:10.1590/abd1806-4841.20132323

Edukasi Pasien Skin Test

Artikel Terkait

  • Efektivitas Antihistamin Oral sebagai Terapi Adjuvan Penyakit Dermatitis Atopik
    Efektivitas Antihistamin Oral sebagai Terapi Adjuvan Penyakit Dermatitis Atopik
  • Peranan Pelembab pada Tata Laksana Dermatitis Atopik
    Peranan Pelembab pada Tata Laksana Dermatitis Atopik
  • Pemahaman Terkini Patogenesis Dermatitis Atopik
    Pemahaman Terkini Patogenesis Dermatitis Atopik
  • Peran Formula Hidrolisat Parsial terhadap Pencegahan Alergi pada Anak
    Peran Formula Hidrolisat Parsial terhadap Pencegahan Alergi pada Anak
  • Perawatan Sawar Kulit pada Penderita Dermatitis Atopik di Era Pandemi COVID-19
    Perawatan Sawar Kulit pada Penderita Dermatitis Atopik di Era Pandemi COVID-19

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Nurul Falah
22 Maret 2022
Bagaimana memperbaiki skin barrier yang rusak pada dermatitis atopik - Kulit Ask the Expert
Oleh: dr. Nurul Falah
1 Balasan
Alo dr. Sri Katon S, Sp.KK, izin bertanya dokter.Bagaimana cara memperbaiki skin barrier yang rusak pada pasien dengan dermatitis atopik? Bahan apa saja yang...
dr. Nurul Falah
05 Januari 2022
Kandungan emolien yang aman untuk anak - Kulit Ask the Expert
Oleh: dr. Nurul Falah
1 Balasan
Alo dr. Fresa Nathania, Sp.KK, izin bertanya dokter.Kandungan emolien apa saja yang aman untuk dipakaikan pada anak terutama pada anak dengan dermatitis...
dr. Karina Kristanti
15 Oktober 2021
Efek glukokortikoid sistemik pada dermatitis atopik - Kulit Ask the Expert
Oleh: dr. Karina Kristanti
1 Balasan
Izin bertanya dr. Sri Katon, SpKK.. Apakah ada efek samping penggunaan glukokortikoid sistemik, sehingga penggunaannya tidak disarankan pada pasien DA? Jika...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.