Edukasi dan Promosi Kesehatan Undesensus Testis
Edukasi dan promosi kesehatan terkait undesensus testis (UDT) atau kriptorkidismus meliputi tanda dan gejala, komplikasi, tata laksana, dan pemantauan pasca pembedahan. Hingga saat ini belum terdapat metode yang efektif untuk mencegah UDT, pencegahan dapat dilakukan dengan mengendalikan faktor risiko dan mencegah sekuele. [3,7,21]
Edukasi Pasien
Edukasi pasien undesensus testis (UDT) dilakukan pada orang tua pasien meliputi:
- Tanda dan gejala : UDT merupakan kondisi testis tidak berada dalam kantung buah zakar. Orang tua dapat meraba buah zakar dan terasa kosong. [1,3,6,17,21]
- Tata laksana : Pasien-pasien dengan UDT dapat diobservasi hingga usia 6 bulan, testis umumnya dapat turun secara spontan pada usia 0-3 bulan atau hingga 6 bulan. Namun demikian, apabila testis tidak turun secara spontan setelah 6 bulan, pasien harus segera mendapatkan tata laksana pembedahan. Perlu diingat bahwa meskipun dengan pembedahan, komplikasi seperti subfertiltias tetap dapat terjadi. [1,3,4]
- Perawatan pascaoperasi : Pasca operasi perlu dilakukan pemantauan dan kunjungan dokter secara berkala setiap 12 bulan hingga pasien mengalami pubertas. Pemeriksaan testis mandiri setiap bulan juga direkomendasikan setelah pasien beranjak remaja. [4,6,7,22]
- Komplikasi : Komplikasi yang paling sering terjadi adalah subfertlitas atau infertilitas dan kanker testis. Meskipun demikian, tata laksana yang cepat dan pemeriksaan secara rutin dapat mengurangi risiko komplikasi. Insidensi kanker testis pada UDT juga sangat rendah (56 dari 17.000 kasus UDT). Testis umumnya dapat tumbuh secara normal. [2,3,7,21]
- Lingkungan keluarga yang mendukung : Anak-anak dengan UDT umumnya dapat tumbuh seperti anak normal lainnya. Lingkungan keluarga yang mendukung dan tidak mengucilkan sangat berperan dalam perkembangan dan maskulinitas anak. [2-4,6]
Pencegahan
Hingga saat ini belum terdapat metode pencegahan yang efektif untuk undesensus testis (UDT). Pengendalian faktor risiko dapat dilakukan pada masa prenatal untuk mengurangi risiko terjadinya UDT, khususnya bila terdapat riwayat keluarga UDT. Pasien dengan UDT juga dapat bertumbuh seperti anak laki-laki normal lainnya.
UDT dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker testis, sehingga diperlukan pemeriksaan testis secara mandiri setiap bulan dan segera lakukan pemeriksaan ke dokter bila terdapat abnormalitas. [3,4,21,22]
Pemeriksaan Testis Mandiri
Pemeriksaan testis mandiri setiap bulan dianjurkan dilakukan ketika pasien beranjak remaja. Pemeriksaan testis secara mandiri dapat membantu deteksi tanda awal kanker testis, sehingga dapat dilakukan intervensi dini.[1,3,6,22]
Pemeriksaan testis mandiri paling baik dilakukan setelah mandi dengan air hangat dalam kondisi tidak memakai pakaian. Suhu hangat dapat memicu relaksasi skrotum, sehingga pemeriksaan lebih mudah dilakukan. Pemeriksaan dilakukan dengan cara berdiri di depan kaca kemudian periksa kedua testis secara bergantian dengan kedua tangan:
- Lihat apakah terdapat pembengkakan atau kemerahan pada kulit kantung buah zakar
- Letakkan jari telunjuk dan tengah di bawah kantung buah zakar dan ibu jari pada bagian atas. Raba testis secara perlahan dan gerakkan dengan jari tangan.
- Setelah mendapatkan testis, raba epididimis (struktur seperti tabung yang menempel pada bagian samping ke arah atas buah zakar)
Perhatikan apakah ada gejala nyeri, terdapat benjolan (pada bagian depan atau samping), perubahan ukuran testis, rasa berat pada kantung buah zakar, nyeri perut bagian bawah, kantung buah zakar berisi cairan, dan pembesaran payudara (gynecomastia). Apabila terdapat tanda-tanda tersebut, segera periksakan ke dokter. [21,22]