Epidemiologi Undesensus Testis
Epidemiologi undensensus testis (UDT) atau kriptorkidismus ditemukan lebih banyak pada bayi laki-laki prematur. Prevalensi UDT juga lebih tinggi saat bayi baru lahir dan menurun pada usia 3 bulan atau lebih. Sebagian besar UDT terjadi hanya pada salah satu testis, tetapi sekitar 30% kasus ditemukan terjadi bilateral dengan letak testis paling banyak ditemukan inguinal atau intraabdominal. [1,2,14]
Global
Epidemiologi undesensus testis (UDT) secara global ditemukan lebih banyak pada bayi prematur. Prevalensi UDT pada bayi laki-laki prematur di Amerika serikat adalah 30%. Insidensi internasional UDT ditemukan sebanyak 3-4% pada bayi baru lahir, namun angka UDT menurun seiring usia karena testis dapat menurun secara spontan mulai usia 3 bulan. UDT ditemukan menetap pada kurang dari 1% pada usia 1 tahun atau lebih. Riwayat UDT pada ayah atau saudara kandung laki-laki ditemukan pada 4-6% bayi dengan UDT. [2,5,14]
Indonesia
Epidemiologi undesensus testis (UDT) secara nasional di Indonesia tidak tercatat dengan jelas. Sebuah penelitian di Manado mendapatkan 37 kasus UDT dari Januari 2013 hingga Desember 2015. Sebagian penderita UDT merupakan bayi usia 0-6 bulan (62,1%), insidensi ditemukan menurun seiring usia, namun kembali meningkat pada usia > 24 bulan (21,7%). Penelitian ini juga menemukan kasus UDT lebih banyak terjadi bilateral (56,7%). Pada kasus unilateral, UDT ditemukan lebih banyak pada sisi kiri (24,3% sinistra : 19% dekstra). [5,15]
Data dari Departemen Urologi RS Ciptomangunkusumo mencatat 59 kasus UDT dari tahun 2002-2010 dengan median usia pasien 5 tahun. Terdapat 3.6% yang berusia di bawah 1 tahun. Data tersebut juga mendapatkan bahwa kasus UDT paling banyak terletak inguinal (87,5%) dan intraabdominal (10,7%).
Penelitian lain di Bandung mendapatkan 98 kasus UDT selama tahun 2009 dengan 21,8% kasus merupakan UDT bilateral dan 78% kasus UDT unilateral. Sekitar 35% pasien UDT berusia di atas 2 tahun. Hal ini menunjukkan UDT sering kali terlambat terdiagnosis. [8,9]
Mortalitas
Undesensus testis (UDT) umumnya tidak menyebabkan mortalitas. Namun demikian, UDT dapat meningkatkan risiko kanker testis hingga 6 kali. Hal ini dikarenakan perubahan neoplastik (aplasia sel germinal) terjadi 40 kali lebih tinggi pada UDT dibandingkan testis yang turun secara sempurna. UDT yang ditangani terlambat juga dapat menyebabkan infertilitas. [1,7,16]