Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Trauma Aurikula general_alomedika 2021-09-30T16:45:15+07:00 2021-09-30T16:45:15+07:00
Trauma Aurikula
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Trauma Aurikula

Oleh :
dr. Monik Alamanda
Share To Social Media:

Penatalaksanaan trauma aurikula sangat bergantung pada presentasi kerusakan. Tindakan pembedahan dibutuhkan pada kondisi laserasi, avulsi, amputasi, dan hematoma aurikula. Perlu diingat bahwa penutupan primer tidak boleh dilakukan apabila terdapat tanda-tanda inflamasi yang jelas, seperti eritema, rasa panas, bengkak, atau pus.[7-9]

Pemberian Antibiotik

Pada kondisi inflamasi, wet-dry dressing perlu dilakukan, yaitu ditutup dengan kasa yang dibasahi dengan cairan salin normal untuk mempercepat penyembuhan luka sekunder. Selain itu, dapat diberikan antibiotik yang mempenetrasi flora normal kulit dan kanal telinga, seperti penisilin atau klindamisin.[8]

Apabila terdapat kartilago yang terbuka, pilihan antibiotik yang dapat mempenetrasi kartilago, seperti kuinolon untuk mencegah kondritis.[1]

Laserasi Aurikula

Tata laksana laserasi aurikula sebaiknya dilakukan sesegera mungkin, yaitu kurang dari 12 jam atau maksimal 24 jam sejak trauma terjadi. Apabila laserasi cukup dalam hingga terlihat kartilago maka rekonstruksi harus dilakukan segera untuk mencegah komplikasi, seperti infeksi, kondritis, nekrosis, dan deformitas (cauliflower ear).[9]

Tindakan penjahitan laserasi aurikula dapat ditunda jika pasien datang >24 jam sejak trauma, luka telah terinfeksi, atau pasien dengan risiko infeksi tinggi seperti penderita diabetes melitus tidak terkontrol.[9]

Pasien harus dirujuk ke spesialis THT-KL (telinga hidung tenggorok - bedah  kepala leher) atau spesialis bedah plastik jika laserasi luas atau mencapai kanal auditori eksternal.[9]

Prosedur Anestesi

Sebelum penjahitan, dilakukan anestesi perifer dengan ear nerve atau ring block. Injeksi secara langsung ke telinga tengah dapat menyebabkan pasien merasa nyeri dengan intensitas tinggi, dan tenaga Kesehatan berisiko tinggi tertusuk jarum.[10]

Ear nerve block adalah melakukan injeksi berbentuk V pada inferior telinga, dan V terbalik pada superior telinga. Teknik ini lebih disukai daripada anestesi pada area luka, karena infiltrasi anestesi di area luka akan mengaburkan landmark anatomi sehingga menyulitkan reparasi.[7,9]

Anestesi sebaiknya menggunakan lidokain atau bupivacaine tanpa epinefrin. Penambahan epinefrin sebelumnya dikontraindikasikan karena risiko iskemia hingga nekrosis. Namun, literatur-literatur terbaru menunjukkan rendahnya risiko tersebut, sehingga penggunaan epinefrin pada anestesi lokal telinga sebaiknya dilakukan secara bijak.[10]

Prosedur Penjahitan

Penjahitan laserasi aurikula sebaiknya menggunakan jarum berukuran kecil (27−30 G), dan benang absorbable maupun nonabsorbable dengan ukuran 5-0 atau 6-0. Benang non absorbable sebaiknya hanya digunakan apabila pasien dapat kembali kontrol dalam 5−7 hari untuk pengangkatan jahitan (aff hecting).[9]

Untuk penjahitan kartilago atau perikondrium, gunakan benang jahit absorbable monofilament, seperti monocryl atau PDS berukuran 6.0, karena memiliki kekuatan afirmasi yang dapat bertahan hingga 30 hari dengan reaksi jaringan minimal. Penjahitan tidak boleh melewati kartilago, tetapi hanya pada perikondrium untuk mendekatkan kartilago. Vaskularisasi kartilago kurang baik sehingga membutuhkan waktu pulih yang lebih lama.[7,9]

Avulsi Aurikula

Avulsi parsial, dengan pedikel yang luas dan pengisian kapiler yang adekuat pada segmen paling distal dari luka, dapat direkonstruksi di fasilitas kesehatan primer atau di instalasi gawat darurat. Sedangkan avulsi total atau parsial dengan pedikel yang sempit, sebaiknya dirujuk ke spesialis THT-KL atau bedah plastik.[9]

Pasien avulsi aurikula juga harus dirujuk ke spesialis THT-KL atau spesialis bedah plastik jika terlihat tanda kerusakan pada telinga tengah atau dalam, dan fraktur basis cranii. Pada kasus avulsi hampir total dengan pedikel kulit 6 mm, daun telinga biasanya dapat disambungkan kembali jika suplai vaskularisasi baik.[8]

Amputasi Aurikula

Kasus amputasi aurikula harus segera dirujuk ke spesialis THT-KL atau spesialis bedah plastik untuk dilakukan rekonstruksi.  Pada amputasi berukuran diameter <15 mm, penyambungan dapat segera dilakukan. Sedangkan amputasi >15 mm, diperlukan maneuver yang lebih kompleks seperti teknik Baudet atau replantasi mikrovaskular untuk mengembalikan vaskularisasi.[1]

Hematoma Aurikula

Hematoma aurikula harus segera dievakuasi. Hematoma >2 cm membutuhkan insisi drainase, sedangkan hematoma <2 cm cukup dengan atau aspirasi jarum. Namun, literatur-literatur terbaru sudah tidak menyarankan aspirasi jarum karena memiliki risiko rekurensi yang tinggi.[11]

Follow up

Berikut adalah tindakan follow up yang perlu dilakukan pada trauma aurikula:

  • Setelah reparasi dilakukan, telinga sebaiknya ditutup dengan compression dressing, untuk menutup ruang yang terbentuk antara perikondrium dan kartilago sehingga tidak terjadi[1,11]
  • Segera rujuk ke dokter spesialis THT atau bedah plastik setelah penanganan awal untuk evaluasi lebih lanjut[7]
  • Setelah luka sembuh, evaluasi kosmetik sangat diperlukan. Apabila diinginkan, rekonstruksi sekunder dapat ditawarkan pada pasien[1]

Referensi

1. Welch CM, Brown KD. Diseases of the External Ear. In: Lalwani AK, editor. Current Diagnosis & Treatment Otolaryngology—Head and Neck Surgery. 4th ed. New York, NY: McGraw-Hill Education; 2020. https://accessmedicine.mhmedical.com/content.aspx?aid=1169079267
7. Stover EC. Maxillofacial & Neck Trauma. In: Stone CK, Humphries RL, editors. CURRENT Diagnosis & Treatment: Emergency Medicine. 8th ed. New York, NY: McGraw-Hill Education; 2017. https://accessmedicine.mhmedical.com/content.aspx?aid=1176287703
8. Assessment and management of auricle (ear) lacerations - UpToDate. 2021. https://www.uptodate.com/contents/assessment-and-management-of-auricle-ear-lacerations/print?topicRef=86127&source=see_link
9. Williams C, Sternard B. Complex Ear Lacerations. StatPearls. 2021 Aug 6. https://www.statpearls.com/ArticleLibrary/viewarticle/20842
10. Kravchik L, Ng M, VanHoy TB. Ear Nerve Block. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538506/
11. Krogmann RJ, Jamal Z, King KC. Auricular Hematoma. 2021 Jan 20. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan–. PMID: 30285394.

Diagnosis Trauma Aurikula
Prognosis Trauma Aurikula
Diskusi Terbaru
Anonymous
Hari ini, 12:10
Pemberian obat untuk pasien ikterus di mata
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dok izin bertanya, apabila mendapat pasien dewasa ikterus di mata dan jika palpasi teraba susp hepatomegaly, dan tidak ada pmx sgot sgpt, apabila butuh...
Anonymous
Hari ini, 11:28
Benjolan di kelopak mata bagian dalam
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, izin diskusi kasus benjolan di kelopak mata pria dewasa, benjolan sudah 3 hari, nyeri hanya jika disentuh  dan benjolan tidak aktif membesar,...
Anonymous
Hari ini, 10:56
Pusing setelah makan malam
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, izin bertanya. Pasien laki-laki usia 52 tahun memiliki keluhan sejak 16/1/23 merasa pusing (gliyer, lemas) tiap setelah makan sore/malam. Pasien...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.