Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Juvenile Idiopathic Arthritis monika-natalia 2022-08-11T13:07:10+07:00 2022-08-11T13:07:10+07:00
Juvenile Idiopathic Arthritis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Juvenile Idiopathic Arthritis

Oleh :
dr. Ferdinand Sukher
Share To Social Media:

Diagnosis Juvenile Idiopathic Arthritis (JIA) merupakan diagnosis eksklusi. Melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang, dapat disingkirkan diagnosis banding dari JIA. Untuk menegakkan diagnosis dari JIA, The International League of Associations for Rheumatology (ILAR) telah mengeluarkan klasifikasi dan kriteria diagnosis dari setiap subtipe JIA.[18,19]

Anamnesis

Melalui anamnesis, gejala JIA terjadi pada anak dengan usia di bawah 16 tahun. Gejala terjadi lebih dari 6 minggu. Manifestasi dari JIA adalah gejala artritis, gejala sistemik, atau pun gejala lainnya yang berhubungan. Kemungkinan terjadinya gejala sistemik dan gejala lain bergantung pada subtipe.[5]

Gejala Arthritis

Gejala artritis merupakan gejala utama yang terjadi pada JIA. Anak biasanya datang dengan keluhan nyeri pada sendi dengan predileksi ekstremitas bawah. Meskipun dapat menyerang sendi mana pun, kejadian JIA lebih sering terjadi pada sendi besar. Nyeri sendi yang biasa dialami menyebabkan anak enggan menggerakkan ekstremitas. Selain itu, dapat ditemukan adanya rasa panas dan bengkak pada sendi terkait.[1,6]

Gejala Sistemik

Gejala sistemik JIA berupa demam tinggi mencapai 39°C atau lebih dengan pola intermiten. Seringkali penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) tidak memberikan efek yang bermakna terhadap penurunan demam. Manifestasi lain yang dapat terjadi adalah bercak kemerahan pada kulit terutama daerah torakoabdominal. Gambaran bercak adalah makula yang tersebar dan berbatas tegas. Pada macula dapat ditemui adanya central healing.[4,20,21]

Gejala Oftalmologi dan Kelenjar Limfe

Keterlibatan organ-organ lain pada kasus JIA akan menyebabkan keluhan yang dialami pasien. Pada pasien dengan komplikasi uveitis anterior, keluhan berupa kemerahan, nyeri mata dan kepala, fotofobia, dan penurunan kemampuan melihat.

Keterlibatan kelenjar limfe intraabdomen dapat menimbulkan gejala perut kembung dan nyeri. Pada pasien dengan komplikasi jantung, keluhan yang dapat terjadi adalah dada terasa nyeri dan sesak.[19,22–24]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik pada kasus JIA dilakukan untuk melihat keterlibatan sendi dan gejala sistemik yang menyertai. Jumlah sendi dan keterlibatan organ lain yang terkena pada kasus JIA digunakan dalam menentukan subtipe JIA.

Pemeriksaan Anggota Gerak

Pemeriksaan anggota gerak dilakukan untuk menentukan lokasi dan jumlah sendi yang terkena. Pada kondisi artritis, pemeriksaan fisik yang bermakna berupa keterbatasan gerakan pada sendi akibat rasa nyeri. Melalui observasi dapat ditemukan kemerahan dan bengkak pada sendi yang terkena. Saat diraba, sendi terasa hangat akibat adanya peradangan. [1,5]

Pemeriksaan Kulit

Pada beberapa subtipe seperti psoriatik dan sistemik, dapat ditemukan adanya bercak kemerahan/rash pada tubuh pasien, terutama pada daerah trunkus. Bercak dapat berupa makula berwarna merah yang tersebar. Pada subtipe psoriatik, kelainan kulit akan memiliki gambaran seperti psoriasis, yaitu kulit seperti bersisik. Kondisi kulit psoriatik biasanya dapat dipengaruhi oleh faktor stress.[4,20]

Pemeriksaan Jantung

Keterlibatan jantung pada JIA mungkin terjadi. Pasien dengan JIA sistemik dapat mengalami perikarditis dan efusi perikardial. Pada pemeriksaan auskultasi jantung, mungkin ditemukan adanya penurunan suara jantung, takikardia, dan friksi perikardial. Pemeriksaan batas jantung dilakukan untuk menentukan adanya kardiomegali pada pasien.[3,23,24]

Pemeriksaan Kelenjar Limfe

Kelenjar limfe dan limpa dapat mengalami pembesaran sebagai respons dari peradangan. Lokasi yang sering ditemukan terdapat kelainan pada JIA adalah servikal, aksila, dan inguinal. Pembesaran kelenjar limfe pada mesenterium dapat menyebabkan pembesaran limpa atau hepar, nyeri tekan, dan distensi abdomen.[4,20]

Pemeriksaan Mata

Salah satu komplikasi yang sering ditemui pada JIA adalah uveitis anterior. Pemeriksaan mata digunakan untuk menentukan kejadian uveitis anterior. Pada pemeriksaan mata, bisa didapatkan injeksi silier, sinekia posterior, band keratopathy, dan temuan sel radang serta presipitat keratik yang menegakkan adanya uveitis anterior. Penurunan visus akan terjadi pada pasien dengan uveitis anterior.[5,22]

Klasifikasi Sesuai dengan The International League of Associations for Rheumatology

Pembagian klasifikasi JIA menurut The International League of Associations for Rheumatology dilakukan berdasarkan jumlah sendi, kelainan autoimun, dan keterlibatan gangguan sistemik yang terjadi.[4,18]

Tabel1. Klasifikasi Sesuai The International League of Associations for Rheumatology

  Definisi Eksklusi
Artritis Sistemik Artritis pada 1 atau lebih sendi dan demam 2 minggu disertai 1 atau lebih:

  1. Bercak pada kulit
  2. Pembesaran kelenjar limfe
  3. Hepatomegali atau splenomegaly
  4. Serositis

a, b, c, d
Oligoartritis (persisten atau extended)

Artritis pada 1-4 sendi pada 6 bulan pertama

●       Persisten: artritis pada 1-4 sendi selama perjalanan penyakit

●       Extended: artritis pada >4 sendi setelah 6 bulan pertama

a, b, c, d, e
Poliartritis RF negatif Artritis > 4 sendi pada 6 bulan pertama, RF - a, b, c, d, e
Poliartritis RF positif Artritis lebih dari 4 sendi pada 6 bulan pertama, RF + a, b, c, e
Artritis psoriatik Artritis dan psoriasis atau arthritis dan paling tidak 2 dari:

  1. Dactylitis
  2. Kelainan kuku
  3. Onikolisis
  4. riwayat psoriasis di keluarga

b, c, d, e
Artritis yang berhubungan dengan enthesitis Artritis dan/atau enthesitis dengan setidaknya 2 dari:

  1. Nyeri sakroiliak dan/atau lumbosakral
  2. Antigen HLA-B27
  3. Onset di atas 6 tahun

  4. Uveitis anterior akut
  5. Riwayat ankylosing spondylitis, sakroiliitis dengan inflammatory bowel disease (IBD), sindroma Reiter pada pasien atau keluarga derajat satu

a, d, e
Artritis lain Anak dengan JIA yang tidak memenuhi kriteria kategori atau memenuhi lebih dari 1 kategori  

Sumber: dr. Ferdinand, 2022.[4,18]

Eksklusi:

  1. Psoriasis atau riwayat psoriasis di pasien atau keluarga derajat satu

  2. Artritis pada pria HLA B27 positif setelah usia 6 tahun
  3. Ankylosing spondylitis, artritis berhubungan dengan enthesitis, sakroiliitis dengan inflammatory bowel syndrome (IBD), sindrom Reiter, uveitis anterior akut, atau riwayat pada keluarga derajat satu

  4. Keberadaan IgM Rheumatoid Factor (RF) pada 2 pemeriksaan dengan jarak minimal 3 bulan
  5. Keberadaan JIA sistemik

Diagnosis Banding

Diagnosis banding dari JIA adalah penyakit-penyakit lain yang melibatkan terjadinya gangguan muskuloskeletal. Beberapa penyakit lain yang dapat menjadi diagnosis banding antara lain adalah artritis infeksi, gangguan muskuloskeletal baik yang didapatkan secara kongenital atau tidak, dan gangguan sendi lain. Diagnosis banding dari JIA dapat dikelompokkan berdasarkan subtipe dari JIA.[1,5]

Pada kondisi oligoartritis, diagnosa trauma dan artritis septik dapat disingkirkan dengan mengetahui riwayat infeksi atau trauma sebelumnya. Systemic Lupus Erythematosus (SLE), Lyme disease, dan sarkoidosis dapat menjadi diagnosa banding dari JIA poliartritis. Untuk membedakannya diperlukan pemeriksaan yang lebih mendetail melalui pemeriksaan laboratorium, terutama dengan pemeriksaan serologi.

JIA sistemik mungkin lebih sulit untuk dibedakan dengan penyakit sistemik lainnya seperti leukemia, inflammatory bowel disease, dan vaskulitis. Diperlukan pemantauan gejala secara berkala untuk melihat pola demam dan kondisi sendi pada anak.[1,4,20]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang Juvenile Idiopathic Arthritis (JIA) dilakukan untuk menentukan keparahan sendi dan menyingkirkan diagnosis banding.

Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium biasanya tidak memberikan hasil yang bermakna dalam menegakkan diagnosis. Pada pemeriksaan laboratorium, didapatkan peningkatan tanda-tanda peradangan, seperti LED dan CRP, terutama pada kasus sistemik. Pemeriksaan Rheumatoid Factor (RF) dan/atau anti-CCP digunakan untuk menentukan subtipe pada JIA poliartikular.[1,5]

Temuan lain yang dapat ditemukan pada pemeriksaan laboratorium adalah trombositosis, leukositosis, dan peningkatan komplemen. Pemeriksaan autoantibodi seperti RF, anti-cyclic citrullinated peptides (anti-CCP), dan antinuclear antibody (ANA) dilakukan untuk menentukan risiko progresivitas penyakit dan komplikasi yang mungkin terjadi. Pemeriksaan laboratorium lain mungkin dibutuhkan sesuai dengan diagnosis banding dari JIA.[1,5]

CT Scan dan MRI

Pemeriksaan radiologi digunakan untuk melakukan eksklusi penyakit lain yang dapat menyebabkan permasalahan serupa. Selain itu, pemeriksaan radiologi digunakan untuk mengevaluasi kondisi sendi. Pemeriksaan CT-scan dan MRI menjadi modalitas yang baik dalam mengevaluasi kondisi sendi. Pemeriksaan MRI lebih superior karena kelebihannya dalam menilai jaringan lunak. Pemeriksaan MRI dapat menemukan hipertrofi jaringan sinovial, pembengkakan jaringan lunak sendi, dan lesi erosi pada tahap lebih awal.[25–27]

Ultrasonografi

Ultrasonografi (USG) dapat menjadi pilihan dalam diagnosa dan evaluasi JIA karena kelebihannya dalam kecepatan pemeriksaan dan biaya yang lebih rendah. Temuan pada pemeriksaan USG adalah penebalan jaringan sinovial yang terlihat sebagai jaringan hipoekoik yang berhubungan dengan garis sendi atau tendon. Kondisi peradangan sendi seperti efusi sendi dan tenosynovitis juga dapat diperiksa melalui USG. Peningkatan vaskularisasi merupakan salah satu tanda dari peradangan dan dapat diperiksakan melalui USG Doppler.[25,27,28]

Referensi

1. Sherry D, Bhaskar A, Poduval M, et al. Juvenile Idiopathic Arthritis: Practice Essentials, Background, Etiology and Pathophysiology. Medscape, https://emedicine.medscape.com/article/1007276-overview (2022).
3. Okamoto N, Yokota S, Takei S, et al. Clinical practice guidance for juvenile idiopathic arthritis (JIA) 2018. Mod Rheumatol 2019; 29: 41–59.
4. McCurdy D, Parsa MF. Updates in Juvenile Idiopathic Arthritis. Adv Pediatr 2021; 68: 143–170.
5. Thatayatikom A, Modica R, Leucio A De. Juvenile Idiopathic Arthritis. StatPearls, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554605/#_NBK554605_pubdet_ (2022).
6. Bovid KM, Moore MD. Juvenile Idiopathic Arthritis for the Pediatric Orthopedic Surgeon. Orthop Clin North Am 2019; 50: 471–488.
18. Petty R, Southwood T, Manners P, et al. International League of Associations for Rheumatology Classification of Juvenile Idiopathic Arthritis: Second Revision. J Rheumatol, https://www.jrheum.org/content/jrheum/31/2/390.full.pdf (2004).
19. Momah T, Ray L. Juvenile idiopathic arthritis: Old disease, new tactics. J Fam Pract 2019; 68: 8–13.
20. Lee JJY. Systemic J uvenile I diopathic Arthritis. Pediatr Clin NA 2018; 65: 691–709.
21. Onel K, Rumsey DG, Shenoi S. Juvenile Idiopathic Arthritis Treatment Updates. Rheum Dis Clin North Am 2021; 47: 545–563.
22. Petty RE, Zheng Q. Uveitis in juvenile idiopathic arthritis. World J Pediatr 2020; 16: 562–565.
23. Koca B, Sahin S, Adrovic A, et al. Cardiac involvement in juvenile idiopathic arthritis. Rheumatol Int 2017; 37: 137–142.
24. [24] Hussain KS, Gulati R, Satheesh S, et al. Early-onset subclinical cardiovascular damage assessed by non-invasive methods in children with Juvenile Idiopathic Arthritis: analytical cross-sectional study. Rheumatol Int 2021; 41: 423–429.
25. Hekmatnia A, Basiratnia R, Offiah A. Juvenile Idiopathic (Rheumatoid) Arthritis Imaging and Diagnosis: Practice Essentials, Radiography, Magnetic Resonance Imaging. Medscape, https://emedicine.medscape.com/article/409980-overview (2022).
26. Hemke R, Tzaribachev N, Barendregt AM, et al. Imaging of the knee in juvenile idiopathic arthritis. Pediatr Radiol 2018; 48: 818–827.
27. Malattia C, Tzaribachev N, Berg JM van den, et al. Juvenile idiopathic arthritis - the role of imaging from a rheumatologist’s perspective. Pediatr Radiol 2018; 48: 785–791.
28. Della Paolera S, Pastore S, Zabotti A, et al. Ultrasonographic Assessment for Tenosynovitis in Juvenile Idiopathic Arthritis with Ankle Involvement: Diagnostic and Therapeutic Significance. Children 2022; 9: 4–9.

Epidemiologi Juvenile Idiopathic...
Penatalaksanaan Juvenile Idiopat...
Diskusi Terbaru
dr.Deddy s Razak
Kemarin, 14:52
Apakah ini infeksi scabies?
Oleh: dr.Deddy s Razak
5 Balasan
Apakah ini infeksi scabies?
Anonymous
1 hari yang lalu
Benjolan kecil di kulit
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alodok, pasien anak perempuan berusia 3 th. Ibunya mengeluh anaknya memiliki bintik kecil yg menonjol di pipi sejak bayi. Sampai saat ini tidak menghilang...
dr. Gabriela Widjaja
2 hari yang lalu
Penggunaan Epinefrin dengan Anestesi Lokal di Jari Tangan dan Kaki Aman - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Gabriela Widjaja
1 Balasan
ALO Dokter!Penggunaan epinefrin sebagai tambahan anestesi lokal dulunya didogma berbahaya karena dianggap bisa menyebabkan nekrosis akibat vasokonstriksi....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.