Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Penatalaksanaan Nightmare Disorder general_alomedika 2021-06-19T10:54:56+07:00 2021-06-19T10:54:56+07:00
Nightmare Disorder
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Nightmare Disorder

Oleh :
dr. Irwan Supriyanto PhD SpKJ
Share To Social Media:

Penatalaksanaan nightmare disorder lebih banyak menggunakan cognitive behavioral therapy. Teknik-teknik yang bisa dilakukan mencakup berbagai modifikasi perilaku tidur dan imagery rehearsal therapy (IRT), yang banyak dilaporkan sebagai modalitas yang efektif terhadap nightmare disorder.

Terapi Konservatif

Untuk mimpi buruk yang sporadik (tidak terus menerus terjadi, terutama pada anak-anak), maka disarankan untuk dilakukan terapi konservatif dan reassurance atau meyakinkan penderitanya bahwa itu hanya sebuah mimpi dan tidak nyata.

Untuk mimpi buruk pada anak-anak, orang tua harus mengidentifikasi berbagai stresor yang dialami anak pada waktu terjaga dan mencoba memecahkannya. Jam tidur sebaiknya dijadikan waktu yang nyaman bagi anak.

Orang tua dapat membacakan cerita atau mengajak anak berbicara. Orang tua harus memantau paparan anak terhadap media, karena hal ini bisa memengaruhi isi mimpi anak. Anak sebaiknya tidak menonton televisi dalam 2 jam sebelum tidur.[10]

Bila mimpi buruk tetap terjadi, maka anak perlu diajarkan untuk menghiraukan mimpinya dengan melakukan distraksi, mengajak anak bercerita, atau memeluk mainan yang lembut, seperti boneka.[10]

Psikoterapi

Salah satu bentuk psikoterapi yang direkomendasikan dan terbukti efektif untuk nightmare disorder adalah imagery rehearsal therapy (IRT), yang merupakan modifikasi dari cognitive behavioral therapy (CBT). Pada IRT, pasien diminta untuk mengingat kembali mimpinya, kemudian menuliskannya ulang dengan mengubah tema, jalan cerita, bagian akhir, atau bagian mana pun, sehingga menjadi konten yang lebih positif.

Pasien kemudian diminta untuk berulang-ulang membayangkan skenario baru yang telah disusun, terutama sebelum tidur. Waktu yang disarankan adalah 10–20 menit ketika pasien masih dalam kondisi terjaga.[8]

Psikoterapi lain yang bisa diberikan pada pasien yang mengalami nightmare disorder adalah dengan sleep hygiene, stimulus control therapy, lucid dream therapy, dan hipnosis. Metode-metode ini bisa memperbaiki tidur dan mengurangi mimpi buruk.[1]

Untuk mimpi buruk yang berhubungan dengan post-traumatic stress disorder (PTSD), terapi yang bisa diberikan mencakup Exposure, Relaxation, and Rescripting Therapy (ERRT), sleep dynamic therapy, hipnosis, dan Eye-Movement Desensitization and Reprocessing (EMDR).[8]

Medikamentosa

Obat-obatan golongan benzodiazepine, misalnya alprazolam dan diazepam; serta benzodiazepine receptor agonist, seperti temazepam, estazolam, dan zolpidem juga bisa digunakan, meskipun kurang efektif. Prazosin dilaporkan efektif untuk menangani mimpi buruk yang berhubungan dengan PTSD.[1] Sebuah penelitian baru melaporkan bahwa doxazosin juga efektif digunakan untuk menangani nightmare disorder.[9]

Referensi

8. Aurora RN, Zak RS, Auerbach SH, Casey KR, Chowdhuri S, Karippot A, et al. Best Practice Guide for the Treatment of Nightmare Disorder in Adults. Journal of Clinical Sleep Medicine 2010;06:389–401. [https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/20726290/]
9. Pallesen S, Hamre HS, Lang N, Bjorvatn B. Doxazosin for the treatment of nightmare disorder: A diary-based case study. SAGE Open Medical Case Reports 2020;8:2050313X2093607.
10. Neuspiel DR. Nightmare Disorder Clinical Presentation: History, Physical, Causes. 2018. [cited 2020 Dec 22].

Diagnosis Nightmare Disorder
Prognosis Nightmare Disorder
Diskusi Terbaru
ayu nasiroh
Hari ini, 07:23
Metode sirkumsisi terbaik
Oleh: ayu nasiroh
2 Balasan
Alo dokter. Ijin bertanya, apakah metode yg terbaik untuk sirkumsisi? Mengingat semakin banyak metode2 yang berkembang saat ini. Ada cauter, laser, stapler...
dr. Monda Darma
Kemarin, 18:46
Pemberian Ketorolac pada kasus gastritis akut
Oleh: dr. Monda Darma
2 Balasan
Saya sering menjumpai pasien di praktek, pasien dg gastritis akut dan mengeluh nyeri ulu hati yg hebat, apakah bisa diberikan inj. Ketorolac IM tindakan...
dr. Hudiyati Agustini
Kemarin, 16:45
Benzoil Peroksida Topikal untuk Terapi Acne - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter! Benzoil peroksida topikal sering digunakan sebagai lini utama terapi acne. Berbagai penelitian mengenai benzoil peroksida terus berkembang...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.