Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) general_alomedika 2022-02-09T15:02:02+07:00 2022-02-09T15:02:02+07:00
Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA)
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA)

Oleh :
dr. Michael Sintong Halomoan
Share To Social Media:

Penatalaksanaan infeksi methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) secara umum adalah pemberian antibiotik,seperti vancomycin dan daptomycin. Pemilihan terapi antibiotik akan tergantung pada jenis penyakit, pola resistensi lokal, ketersediaan obat, profil efek samping, dan profil individu pasien.

Pada kasus bakteremia MRSA, terapi perlu mencakup kontrol sumber infeksi yang cepat (seperti pelepasan kateter vaskular atau drainase pus jika ada). Hal ini sangat penting untuk meningkatkan kemungkinan luaran pasien.[3,14,16]

Medikamentosa

Medikamentosa utama dalam penatalaksanaan infeksi MRSA adalah antibiotik, di mana antibiotik dapat diberikan melalui oral maupun parenteral. Inisiasi antibiotik segera merupakan poin penting dalam terapi. Penggunaan fluorokuinolon pada kasus infeksi kulit dan jaringan lunak akibat MRSA tidak disarankan karena resistensi antibiotik dapat terjadi selama masa terapi.[16]

Antibiotik Oral

Antibiotik oral diberikan pada infeksi lokal ringan MRSA pada kulit dan jaringan lunak tanpa gejala sistemik. Pilihan utama antibiotik oral yang dapat diberikan pada infeksi lokal ringan MRSA dapat berupa kotrimoksazol, clindamycin, doxycycline, dan minocycline. Antibiotik pengganti yang dapat diberikan, antara lain linezolid, tedizolid, delafloxacin, dan omadacycline. Pemilihan antibiotik didasarkan pada pola resistensi antibiotik lokal dan riwayat alergi obat pada pasien.

Terapi antibiotik oral dilakukan dengan evaluasi dalam 24 hingga 48 jam setelah dimulainya terapi untuk menilai keberadaan respon pasien. Bila pasien menunjukkan respon terhadap pemberian antibiotik oral, terapi diberikan dalam jangka waktu 5 hari. Bila pasien menunjukkan respon lambat terhadap terapi maupun infeksi lokal terlihat berat, maka terapi antibiotik oral dapat diperpanjang hingga 14 hari.[2,3,15]

Tabel 1. Dosis Antibiotik Oral Pada Infeksi Lokal Ringan Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA)

Antibiotik oral Dosis
Kotrimoksazol 2 x 960 – 1920mg
Clindamycin 3 x 450 mg
Doxycycline 2 x 100 mg
Minocycline Dosis inisial 1 x 200 mg dilanjutkan 2 x 100 mg
Linezolid 2 x 600 mg
Tedizolid 1 x 200 mg
Delafloxacin 2 x 450 mg
Omadacycline 1 x 300 mg

Sumber: Lowy, 2019[15,16]

Antibiotik Parenteral

Antibiotik parenteral diberikan pada infeksi sistemik, adanya tanda sepsis, pasien dengan gangguan imun, dan ketiadaan respon terhadap pemberian antibiotik oral. Antibiotik parenteral juga disarankan jika ada keterlibatan jaringan lunak ekstensif, tanda toksisitas sistemik, perburukan cepat dari manifestasi klinis, dan dekatnya fokus infeksi terhadap protesa tertanam (misalnya vascular graft atau protesa sendi).

Antibiotik parenteral pilihan utama yang dapat diberikan berupa vancomycin, daptomycin, dan teicoplanin. Vancomycin merupakan antibiotik yang paling sering dipilih untuk kasus infeksi kulit dan jaringan lunak terkait MRSA.

Antibiotik alternatif yang dapat digunakan berupa ceftaroline, telavancin, dan linezolid. Antibiotik parenteral dapat diberikan selama 5-14 hari.[2,3,15,16,21]

Tabel 2. Dosis Antibiotik Parenteral Pada Infeksi Sistemik Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA)

Antibiotik Parenteral Dosis
Vancomycin

Loading dose: 20–35 mg/kgBB

Rumatan: 15–20 mg/kgBB setiap 8–12 jam

Daptomycin 6–10 mg/kgBB tiap 24 jam
Teicoplanin 6–12 mg/kgBB tiap 24 jam
Ceftaroline 600 mg tiap 8 jam
Telavancin 10 mg/kgBB tiap 24 jam
Linezolid 600 mg tiap 12 jam

Sumber: Lowy, 2019.[15,16]

Dekolonisasi

Kolonisasi MRSA pada pasien, baik saat masuk rumah sakit hingga saat dirawat inap, dikaitkan dengan peningkatan risiko infeksi MRSA hingga 10 kali lipat. Dekolonisasi dapat menurunkan transmisi dan risiko infeksi MRSA. Umumnya, dekolonisasi dilakukan dengan menggunakan obat antibiotik topikal mupirocin yang dioleskan pada lubang hidung sebagai lokasi tersering kolonisasi MRSA. Pada pasien rawat inap, mandi klorheksidin rutin telah dilaporkan bermanfaat untuk mengurangi kolonisasi dan infeksi MRSA.

Dekolonisasi dapat dilakukan dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dekolonisasi jangka pendek dilakukan untuk mengurangi transmisi dalam periode waktu yang singkat, seperti pada periode peri-operatif atau perawatan di ruang rawat intensif. Pada beberapa situasi tertentu, dekolonisasi dilakukan secara permanen dengan penapisan secara aktif pasien yang diduga menjadi karier MRSA.

Pada pasien rawat inap dengan infeksi atau kolonisasi MRSA, rejimen dekolonisasi dapat dimulai segera setelah keluar dari rumah sakit untuk mengurangi risiko infeksi MRSA rekuren. Rejimen yang dapat digunakan mencakup chlorhexidine 4%  untuk mandi, chlorhexidine 0,12% kumur 2 kali sehari, atau mupirocin 2%  intranasal 2 kali sehari. Rejimen dapat diberikan selama lima hari, 2 kali sebulan, selama 6 bulan.[2,3]

Referensi

2. Lee AS, de Lencastre H, Garau J, Kluytmans J, Malhotra-Kumar S, Peschel A, Harbarth S. Methicillin-resistant Staphylococcus aureus. Nature reviews Disease primers. 2018 May 31;4(1):1-23.
3. Siddiqui AH, Koirala J. Methicillin Resistant Staphylococcus Aureus. [Updated 2021 Jul 19]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482221/
14. Brown NM, Goodman AL, Horner C, Jenkins A, Brown EM. Treatment of methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA): updated guidelines from the UK. JAC Antimicrob Resist. 2021 Feb 3;3(1):dlaa114. doi: 10.1093/jacamr/dlaa114. PMID: 34223066; PMCID: PMC8210269.
15. Lowy FD. Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) in adults: treatment of skin and soft tissue infections. UpToDate. Waltham, MA: UpToDate Inc. 2019.
16. Lowy FD. Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) in adults: Treatment of bacteremia. UpToDate. Waltham, MA: UpToDate Inc. 2019.
21. Stevens DL, Bisno AL, Chambers HF, et al. Practice guidelines for the diagnosis and management of skin and soft tissue infections: 2014 update by the Infectious Diseases Society of America. Clin Infect Dis 2014; 59:e10.

Diagnosis Methicillin-resistant ...
Prognosis Methicillin-resistant ...

Artikel Terkait

  • Fakta Medis terkait Resistensi Antibiotik
    Fakta Medis terkait Resistensi Antibiotik
  • Pemilihan Antibiotik Oral vs Parenteral untuk Terapi Selulitis
    Pemilihan Antibiotik Oral vs Parenteral untuk Terapi Selulitis
  • Red Flag Bengkak pada Tungkai Bawah
    Red Flag Bengkak pada Tungkai Bawah
  • Mengatasi Resistensi Antibiotik terhadap Gonorrhea
    Mengatasi Resistensi Antibiotik terhadap Gonorrhea
  • Red Flag Keluhan Kaki Merah
    Red Flag Keluhan Kaki Merah

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
18 hari yang lalu
Bengkak dan kemerahan pada kaki kanan lansia 80 tahun
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dokter. Saya mendapatkan pasien wanita, usia 80 thn, datang dengan keluhan bengkak dan kemarahan pada kaki kanan. Pasien sehari-hari tidak menggunakan...
Anonymous
17 Desember 2022
Bengkak dan nyeri pada kaki ibu hamil 5 minggu
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter.saya memiliki pasien perempuan dtg dgn keluhan bengkak dan nyeri pada kaki.riwayat alergi makanan(+)sehari sblmnya pasien makan teri kemudian...
Anonymous
10 November 2022
Pemberhentian antibiotik lebih awal apakah dapat menyebabkan resistensi - Farmakologi Klinik Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Selamat pagi Dok, ijin tanya, jika pasien sempat dipreskripsikan azitromycin karena flu dan batuk tapi sebenarnya baru 3 hari, dan dievaluasi ulang tidak ada...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.