Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Difteri general_alomedika 2022-06-07T11:07:07+07:00 2022-06-07T11:07:07+07:00
Difteri
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Difteri

Oleh :
dr. Bianda Dwida
Share To Social Media:

Patofisiologi difteri adalah menempelnya bakteri Corynebacterium diphtheria pada sel epitel mukosa. Selanjutnya, bakteri ini mengeluarkan eksotoksin yang dapat menyebabkan reaksi peradangan lokal, destruksi jaringan, dan nekrosis.[2]

Peran Toksin Bakteri dalam Patofisiologi Difteri

Organisme penyebab difteri memproduksi toksin yang dapat menghambat sintesis protein seluler, merusak jaringan lokal, dan membentuk pseudomembran yang merupakan karakteristik dari penyakit ini.[1,6]

Fragmen A dan Fragmen B

Eksotosin yang dikeluarkan dari endosom bakteri ini terbuat dari dua gabungan protein, fragmen A dan B. Fragmen B berperan membuka jalan bagi fragmen A untuk masuk ke dalam sel. Fragmen B akan menyebabkan proses proteolitik melalui ikatan reseptor pada permukaan sel inang yang rentan. Hal ini menyebabkan pemisahan lapisan lipid sebagai jalan masuk fragmen A.

Secara molekuler, kerentanan sel berkaitan dengan modifikasi diftamide, di mana hal ini bergantung pada tipe Human Leukocyte Antigen (HLA) yang mempengaruhi keparahan infeksi. Molekul diftamide ada pada semua organisme eukariotik. Molekul ini terletak pada residu histidine translasi faktor 2 elongasi (eEF2). eEF2 bertugas memodifikasi residu histidine yang merupakan target dari toksin difteri.[2,5]

Fragmen A menghambat transfer asam amino dari RNA translokase ke rantai asam amino ribosomal, sehingga menghambat sintesis protein yang diperlukan untuk kehidupan sel inang. Kerusakan pada jaringan lokal dapat menyebabkan toksin menyebar melalui pembuluh darah dan limfe ke seluruh jaringan tubuh, seperti miokarditis, serta kerusakan ginjal dan sistem saraf.[2,5]

 

 

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Fredy Rodeardo Maringga

Referensi

1. Lamichhane A, Radhakrishnan S. Diphtheria. StatPearls, Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022.
2. Lo BM. Diphtheria. Medscape, 2019.
5. Sharma NC, Efstratiou A, Mokrousov I, Mutreja A, Das B, Ramamurthy T. Diphtheria. Nat Rev Dis Primers, 2019;5:1–18. https://doi.org/10.1038/s41572-019-0131-y.
6. CDC. Pinkbook: Diphtheria. 2021. https://www.cdc.gov/vaccines/pubs/pinkbook/dip.html

Pendahuluan Difteri
Etiologi Difteri

Artikel Terkait

  • Red Flag Nyeri Tenggorokan
    Red Flag Nyeri Tenggorokan
Diskusi Terkait
dr. Nurul Falah
13 September 2021
Pasien wanita usia 17 tahun mengeluhkan nyeri dan gatal tenggorokan sejak 3 hari terakhir
Oleh: dr. Nurul Falah
3 Balasan
Alo dokter, izin bertanya, seorang wanita usia 17 tahun mengeluhkan nyeri dan gatal tenggorokan sejak 3 hari terakhir, terasa nyeri juga saat menelan...
dr. Alya Hananti
26 November 2019
Efek dari imunisasi tetanus dan difteri yang diberikan dengan selang waktu hanya 1 tahun
Oleh: dr. Alya Hananti
9 Balasan
Alo, Dok. Izin bertanya, saya mendapatkan user yg anaknya diberikan booster imunisasi tetanus dan difteri terlalu dekat, yaitu saat TK dan kelas 1 SD, jadi...
dr. Riko Saputra
10 Agustus 2019
Penanganan kontak erat difteri
Oleh: dr. Riko Saputra
4 Balasan
Alodokter, ijin bertanya jika kita menemui pasien difteri maka apa saja yang perlu kita minum sebagai profilaksis?? Apakah ckup dengan antibiotik seperti...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.