Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Edukasi dan Promosi Kesehatan Spondilolisis general_alomedika 2021-12-22T16:22:36+07:00 2021-12-22T16:22:36+07:00
Spondilolisis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Edukasi dan Promosi Kesehatan Spondilolisis

Oleh :
dr. Reren Ramanda
Share To Social Media:

Edukasi pasien spondilolisis terutama atlet mengenai risiko yang dapat memperberat fraktur pars sangat penting, terutama saat rehabilitasi. Pembatasan aktivitas gerakan adalah kunci untuk memberikan waktu agar terjadi proses penyembuhan pars secara alami. Perlu dilakukan koordinasi yang baik dengan atlet dan pelatih untuk mengubah jenis latihan agar dapat mengurangi gerakan-gerakan yang berisiko tinggi menyebabkan fraktur pars interartikularis.

Edukasi

Edukasi merupakan salah satu poin penting pada penyakit spondilolisis. Pasien harus mengetahui bahwa jenis olahraga tertentu seperti gimnastik, sepak bola, tenis, angkat beban, gulat, tari dan menyelam memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami spondilolisis.[7]

Edukasi mengenai biomekanik postur tubuh yang tepat serta posisi tidur yang tepat juga perlu dilakukan. Saat bangun tidur dan akan berbaring di tempat tidur lebih dianjurkan untuk dilakukan dengan posisi Log-rolling. Batang tubuh harus dibatasi gerakannya hanya melakukan satu aktivitas posisi gerakan pada satu waktu tersebut. Saat duduk pasien menggunakan bantalan lumbal, bantal diletakkan di bawah lutut saat posisi supine dan di antara lutut saat berbaring miring untuk menjaga vertebra tetap dalam posisi netral.[5]

Kembali Berolahraga

Mayoritas pasien spondilolisis, terlepas dari gambaran radiologinya, dapat kembali beraktivitas misalnya olahraga setelah mereka sudah melewati masa istirahat yang dianjurkan oleh dokter yang mengawasi. Kembalinya ke aktivitas olahraga biasanya dapat dimulai secara bertahap setelah beristirahat selama 90 hari. Kriteria yang harus dipenuhi oleh pasien sebelum dapat kembali berolahraga adalah bebas nyeri pada seluruh jangkauan gerakan lumbal yang diperiksa.[24,25]

Promosi Kesehatan

Promosi Kesehatan pada pasien spondilolisis antara lain untuk mencegah perburukan cacat pars interarticularis, antara lain dengan sosialisasi risiko pada pasien. Seorang atlet tenis harus mengetahui bahwa servis teknik topspin dapat meningkatkan risiko fraktur pars interartikularis sehingga servis tipe ini harus dihindari saat sesi latihan biasa. kerjasama yang baik dengan pelatih agar dapat memperbaiki jenis latihan rutin sehingga dapat mengurangi gerakan yang beresiko tinggi menyebabkan fraktur vertebra pars interartikularis.[11]

Referensi

5. McDonald, BT. Hanna, A. and Lucas, JA. Spondylolysis. Statpearl. 2021. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513333/
7. Mansfield, JT. and Wroten, M. Pars Interarticularis Defect. Statpearl. 2021. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538292/
11. Tawfik, S. et al. The Incidence of Pars Interarticularis Defects in Athletes. Global Spine J. 2020 Feb; 10(1): 89–101. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6963352/
24. Selhorst, M. et al. An Alternative Model of Care for the Treatment of Adolescent Athletes with Extension-Based Low Back Pain: A Pilot Study. Int J Sports Phys Ther. 2021; 16(1): 227–235. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7872438/
25. Daniels J. Spondylolysis and spondylolisthesis in child and adolescent athletes: Management. Uptodate. 2019.

Prognosis Spondilolisis
Diskusi Terkait
dr. Diva Riamilda Irianto
04 Agustus 2021
Perbedaan spondylosis dan spondylolysis - Ortopedi Spine Ask the Expert
Oleh: dr. Diva Riamilda Irianto
1 Balasan
ALO dr. dr. Starifulkani, SpOT(Spine), secara mudahnya apakah perbedaan dari istilah spondylosis dan spondylolysis? Saya masih bingung jika membaca hasil...
Anonymous
01 Juli 2020
Pasien anak usia 9 dengan keluhan terdapat keluhan pada tulang belakang yang membengkok sejak 1 tahun yang lalu
Oleh: Anonymous
7 Balasan
Alo dokter. izin bertanya. pasien lk, 9 thn, mengeluh tulang belakang membengkok sejak 1 tahun ini. keluhan terjadi perlahan lahan. hingga kini membuat ps...
dr.Hans Winata Bahari
10 Februari 2020
Keluhan nyeri pinggang kanan yang menjalar ke daerah paha kanan pada pasien wanita usia 67 tahun dengan riwayat operasi abses regio gluteal dextra
Oleh: dr.Hans Winata Bahari
6 Balasan
Alodok, mau sharing dan mohon masukan dari TS sekalian.Dari anamnesa didapatkan pasien wanita 67 tahun dtg dengan keluhan utama nyeri pinggang kanan menjalar...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.