Prognosis Club Foot
Prognosis club foot saat ini masih belum baik, karena masih sering terjadi rekurensi walaupun telah dilakukan tatalaksana secara optimal hingga dilakukan pembedahan. Tatalaksana yang dilakukan pada club foot juga memiliki resiko komplikasi dan over koreksi yang dapat memperburuk luaran pasien dalam menjalani kehidupan kedepannya.
Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pasca tata laksana club foot antara lain [4] :
- Infeksi (jarang)
- Luka yang terbuka kembali
- Kaku dan terbatasnya range of motion
Avascular necrosis (AVN) pada talus
- Persistent intoeing
Bila terjadi over koreksi, komplikasi yang ditemukan antara lain :
- Terlepasnya ligament interosseous sendi subtalar
- Kelebihan displacement navicular lateral pada talus
- Tendon yang terlalu panjang
Prognosis
Prognosis club foot hingga saat ini belum begitu baik, karena dengan tatalaksana apapun yang ada saat ini, relaps masih umum terjadi hingga 37% kasus pada anak dalam dua tahun dan dapat mencapai 47% sebelum usia empat tahun. [2]
Penyebab relaps antara lain tidak membaik dengan pemakaian bracing (contohnya metode Ponseti), over aktivitas relatif tendon tibialis anterior dan penyakit neuromuskular yang progresif. Jika tidak ditangani, kaki perlahan akan kembali ke bentuk club foot. Kedepannya club foot dapat menurunkan kualitas hidup pasien karena rasa nyeri dan kesulitan dalam berjalan. [2]
Sekitar 50% dari bayi baru lahir dengan club foot dapat dikoreksi tanpa operasi. Kesuksesan Teknik Ponseti dilaporkan hingga 89% dengan persentase relaps hingga 37 %. Teknik French dilaporkan tingkat relaps mencapai 29% namun memiliki hasil luaran yang lebih rendah dibanding Teknik Ponseti yaitu 67% berbanding 72%. [4]
Dimeglio membagi club foot menjadi empat klasifikasi untuk mempermudah menilai derajat keparahan dan tatalaksana yang diperlukan oleh pasien, yaitu [5] :
Soft foot atau postural foot, dapat diterapi dengan fisioterapi yang baik dan tindakan pemasangan gips
Soft stiff foot, ditemukan pada 33% kasus. Keadaan ini memiliki kemungkinan untuk reduksi lebih dari 50% dan dapat mencapai koreksi total dengan gips dalam 7-8 bulan. Bila tidak ada perbaikan perlu dilakukan tindakan pembedahan
Stiff soft foot, ditemukan pada 61% kasus. Kurang dari 50% kasus yang dapat direduksi dengan fisioterapi dan pemasangan gips, selanjutnya dilanjutkan dengan terapi bedah
Stiff foot, memiliki tingkat kesulitan yang kompleks untuk dilakukan reduksi, dengan keadaan deformitas bilateral equinus berat membutuhkan tindakan bedah luas