Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Glioblastoma annisa-meidina 2023-06-22T10:37:44+07:00 2023-06-22T10:37:44+07:00
Glioblastoma
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Glioblastoma

Oleh :
dr.Krisandryka
Share To Social Media:

Penatalaksanaan standar untuk glioblastoma adalah reseksi bedah maksimal, sehingga dapat dilakukan diagnosis histologi akurat, penentuan genotip tumor, dan pengurangan volume tumor. Reseksi bedah maksimal dilanjutkan kemoradioterapi selama 6 minggu, dan kemoterapi rumatan selama 6 minggu. Sementara, pilihan terapi pada kasus relaps atau rekuren perlu dilihat kasus per kasus.

Pembedahan

Prinsip pembedahan glioblastoma adalah reseksi bedah maksimal atau gross total resection (GTR). Studi retrospektif menunjukkan GTR dapat meningkatkan kesintasan. Dalam 48 jam pascabedah, dianjurkan untuk melakukan MRI otak dengan kontras, untuk menentukan sejauh mana reseksi telah dilakukan dan intervensi terapi berikutnya.[7,11]

Jika pembedahan tidak memungkinkan, alternatifnya adalah biopsi terbuka atau stereotaktik, untuk menegakkan diagnosis histologi dan pemeriksaan molekuler lebih lanjut yang dapat menentukan terapi selanjutnya.[7,11]

Pada kasus rekuren, GTR tetap perlu dipertimbangkan jika memungkinkan, khususnya jika interval waktu dari pembedahan sebelumnya >6 bulan dan pasien usia muda dengan status performa baik.[7,11]

Radioterapi

Radioterapi berperan mengendalikan tumor dan meningkatkan kesintasan. Saat ini, radioterapi konvensional pascabedah diberikan dengan dosis total 60 Gy, dengan 2 Gy dalam satu kali pemberian selama 6 minggu, dikombinasikan dengan temozolomide (TMZ).

Hal-hal penting yang perlu dipertimbangkan dalam pemberian radioterapi adalah risiko nekrosis, volume otak yang terpapar, dan dosis untuk struktur otak yang penting, seperti batang otak.[7,11]

Radioterapi Pasien Lansia

Pasien lansia ≥70 tahun memiliki prognosis lebih buruk dan merupakan golongan yang perlu diwaspadai dalam memberikan terapi. Salah satu alternatif pendekatan terapi pada kelompok usia ini adalah radioterapi hypofractionated, dengan dosis total 40 Gy, 2,67 Gy dalam satu kali pemberian selama 3 minggu.

Radioterapi hypofractionated dan kombinasi dan adjuvant temozolomide dapat lebih meningkatkan kesintasan daripada radioterapi saja. Pada pasien lansia dengan O6-methylguanine-DNA methyltransferase (MGMT) promoter methylation, dapat dipertimbangkan pemberian temozolomide saja tanpa radioterapi.

Pada kasus rekuren, radioterapi ulang dapat dilakukan pada kasus tertentu, umumnya pada pasien usia muda dengan status performa baik.[7,11]

Kemoterapi

Kemoterapi lini pertama untuk glioblastoma adalah temozolomide (75 mg/m2/hari) bersamaan dengan radioterapi, diikuti adjuvant 6 siklus temozolomide (150–200 mg/m2/hari, pada hari ke-1-5 setiap 28 hari).

Efek samping temozolomide lebih sering terjadi pada periode adjuvan, meliputi mual dan supresi sumsum tulang. Temozolomide lebih menguntungkan pada pasien dengan MGMT promoter methylation, sehingga pada pasien lansia dengan status performa baik dan MGMT promoter methyltion, kemoradiasi dilanjutkan temozolomide adjuvan adalah terapi pilihan.

Setelah kemoradiasi dan kemoterapi adjuvan, mayoritas pasien mengalami relaps dalam 6 bulan. Belum ada kemoterapi standar untuk kasus rekuren. Lomustine, carmustine, dan pengulangan temozolomide merupakan beberapa pilihan terapi.[7,11]

Terapi Suportif

Terapi suportif berperan sangat penting dalam tata laksana glioblastoma. Pasien glioblastoma mengalami gejala neurologis yang signifikan dan progresif selama perjalanan penyakit, sehingga bisa sangat mengganggu kualitas hidup.

Antikejang

Kejang dapat terjadi pada 80% pasien. Prinsip terapi antiepilepsi adalah dosis seminimal mungkin, yang dapat mengendalikan kejang serta menghindari efek samping dan interaksi antar obat. Obat antiepilepsi yang umum digunakan dan aman adalah levetiracetam. Profilaksis antiepilepsi rutin tidak dianjurkan pada pasien tanpa riwayat kejang.[7,11]

Kortikosteroid

Kortikosteroid seringkali digunakan untuk mengurangi edema vasogenik sekitar tumor. Deksametason lebih sering digunakan, karena efek mineralokortikoid minimal. Prinsip pemberian kortikosteroid pada glioblastoma adalah dosis terendah dengan periode sesingkat mungkin.[7,11]

Antikoagulan

Glioblastoma meningkatkan risiko tromboemboli vena (VTE) melalui berbagai faktor, seperti peningkatan aktivasi trombin, peningkatan faktor pembekuan darah, dan penurunan aktivitas fisik. Pemberian low-molecular-weight heparin (LMWH) sebagai profilaksis VTE direkomendasikan dalam 24 jam pascabedah. Jika terjadi VTE, pemberian terapi LMWH umumnya seumur hidup, kecuali jika ada kontraindikasi.[7,11]

Antibiotik Profilaksis

Kortikosteroid, kemoterapi, dan radioterapi menimbulkan limfopenia dan meningkatkan risiko infeksi oportunistik. Pada glioblastoma yang baru terdiagnosis dan dalam periode kemoradiasi, direkomendasikan untuk mendapat antibiotik untuk profilaksis pneumonia Pneumocystis jirovecii.[7,11]

Terapi Paliatif

Terapi paliatif sangat penting dilakukan sejak dini, mengingat kebutuhan pasien yang kompleks. Manajemen gejala, seperti fatigue, gangguan mood, dan penurunan kognitif, merupakan komponen penting dalam meningkatkan kualitas hidup pasien.[7,11]

Referensi

7. Gilard V, Tebani A, et al. Diagnosis and management of glioblastoma: A comprehensive perspective. Journal of Personalized Medicine. 2021;11(4):258. doi:10.3390/jpm11040258
11. Tan AC, Ashley DM, et al. Management of glioblastoma: State of the art and future directions. CA Cancer J Clin. 2020;70(4):299-312. doi:10.3322/caac.21613

Diagnosis Glioblastoma
Prognosis Glioblastoma

Artikel Terkait

  • Imunoterapi Kanker dengan Chimeric Antigen Receptor Sel T
    Imunoterapi Kanker dengan Chimeric Antigen Receptor Sel T
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 5 jam yang lalu
Obat batuk sesak untuk Ibu hamil
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter.Obat batuk sesak untuk Ibu hamil yang aman apa y?Apakah GG dan salbutamol aman untuk ibu hamil?
dr.Rahayu Mentari
Dibalas 19 jam yang lalu
Benjolan di pusat tanggal, bagaimana tatalaksananya?
Oleh: dr.Rahayu Mentari
2 Balasan
Alo Dokter, Ank usia 16 bulan.. benjolan d pusat terjadi setelah 2 bulan tali pusar tanggal.. tdk demam, dan tidak berbau.. mohon diskusi nya dok, tuk...
dr.Arini Gita Puspa
Dibalas 47 menit yang lalu
Webinar tahun 2025
Oleh: dr.Arini Gita Puspa
4 Balasan
ALO dokter, izin berdiskusi, apakah ada yang tahu kenapa webinar di tahun 2025 ini SKP tidak langsung terhitung di satu sehat, termasuk webinar dari...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.