Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Retinitis Pigmentosa general_alomedika 2022-09-20T11:51:15+07:00 2022-09-20T11:51:15+07:00
Retinitis Pigmentosa
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Retinitis Pigmentosa

Oleh :
dr. Florentina Priscilia
Share To Social Media:

Epidemiologi retinitis pigmentosa diperkirakan sebesar 1 dari 5000 penduduk dunia. Gejala klinis umumnya muncul dan terdeteksi pada usia 20-30 tahun.[2,3]

Global

Secara global, prevalensi retinitis pigmentosa diperkirakan sebesar 1 dari 5000. Awitan gejala klinis umumnya ditemukan pada individu usia 20-30 tahun. Namun, berdasarkan patofisiologi penyakit ini, kemungkinan kelainan retina sudah dimulai sebelum awitan gejala.

Laki-laki dilaporkan lebih sering mengalami retinitis pigmentosa dibandingkan perempuan. Hal ini diperkirakan karena adanya kasus herediter yang berkaitan dengan kromosom X.[2,3]

Indonesia

Tidak ada data spesifik mengenai tingkat insidensi retinitis pigmentosa di Indonesia. Pada RAAB Survey (Rapid Assessment of Avoidable Blindness), penyebab kebutaan berupa kelainan segmen posterior selain retinopati diabetik berkontribusi sebesar 5,8%. Retinitis pigmentosa menjadi salah satu komponen dalam angka kejadian tersebut, namun tidak ada data pasti mengenai retinitis pigmentosa secara khusus.[12]

Mortalitas

Pasien dengan retinitis pigmentosa akan mengalami progresivitas gejala, yang dapat mencapai kebutaan. Pemeriksaan rutin dan pengobatan optimal untuk mengurangi morbiditas dan mencegah komplikasi merupakan hal yang penting dilakukan.

Apabila mengalami kebutaan, risiko mortalitas pasien akan meningkat karena adanya gangguan aktivitas sehari-hari, pekerjaan, penurunan kualitas hidup, dan peningkatan kerentanan terhadap cedera.[9-11]

Referensi

2. Thobani A, Fishman GA, Genead M, Anastasakis A. Visual acuity loss in recessive retinitis pigmentosa and its correlation with macular lesions. Retina. 2011;31(5):967-972. doi:10.1097/IAE.0b013e3181f441e1
3. Parmeggiani F. Clinics, epidemiology and genetics of retinitis pigmentosa. Curr Genomics. 2011;12(4):236-237. doi:10.2174/138920211795860080
9. Telander D. Retinitis pigmentosa Treatment and Management. Medscape, 2021. https://emedicine.medscape.com/article/1227488-treatment
10. Yang YJ, Peng J, Ying D, Peng QH. A Brief Review on the Pathological Role of Decreased Blood Flow Affected in Retinitis Pigmentosa. J Ophthalmol. 2018;2018:3249064
11. Anil K, Garip G. Coping strategies, vision-related quality of life, and emotional health in managing retinitis pigmentosa: a survey study. BMC Ophthalmol. 2018 Jan 30;18(1):21
12. Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia. Studi validasi data kebutaan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). 2014. Jakarta

Etiologi Retinitis Pigmentosa
Diagnosis Retinitis Pigmentosa
Diskusi Terbaru
Anonymous
Kemarin, 12:10
Pemberian obat untuk pasien ikterus di mata
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dok izin bertanya, apabila mendapat pasien dewasa ikterus di mata dan jika palpasi teraba susp hepatomegaly, dan tidak ada pmx sgot sgpt, apabila butuh...
Anonymous
Kemarin, 11:28
Benjolan di kelopak mata bagian dalam
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, izin diskusi kasus benjolan di kelopak mata pria dewasa, benjolan sudah 3 hari, nyeri hanya jika disentuh  dan benjolan tidak aktif membesar,...
Anonymous
Kemarin, 10:56
Pusing setelah makan malam
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, izin bertanya. Pasien laki-laki usia 52 tahun memiliki keluhan sejak 16/1/23 merasa pusing (gliyer, lemas) tiap setelah makan sore/malam. Pasien...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.