Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Prognosis Hifema general_alomedika 2019-01-24T14:48:44+07:00 2019-01-24T14:48:44+07:00
Hifema
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Prognosis Hifema

Oleh :
dr. Gisheila Ruth Anggitha
Share To Social Media:

Prognosis kesembuhan hifema bergantung pada derajatnya trauma, perdarahan sekunder, atau adanya komplikasi. Komplikasi yang dapat terjadi misalnya glaukoma dan atrofi optik.

Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi akibat hifema adalah glaukoma, perdarahan berulang , pewarnaan darah korneal, serta atrofi optik.

Glaukoma

Sekitar 30% pasien hifema akibat trauma dapat mengalami peningkatan tekanan intraokular. Peningkatan tekanan intraokular dapat disebabkan oleh karena obstruksi trabecular meshwork akibat eritrosit, fibrin, debris, dan trombosit. Peningkatan tekanan intraokular ini dapat menyebabkan glaukoma sekunder pada 10% pasien hifema derajat 2, dan pada 25% pasien hifema derajat 3. Risiko glaukoma sekunder meningkat hingga 2 kali lipat pada pasien hifema derajat 4. [1]

Perdarahan Berulang (Perdarahan Sekunder)

Perdarahan berulang atau perdarahan sekitar terjadi biasanya 2-7 hari setelah trauma. Hal ini disebabkan oleh adanya lisis dan retraksi dari bekuan darah dan fibrin pada pembuluh darah yang terluka sebagai bagian dari proses penyembuhan. Pasien dengan hemofilia, von Willebrand disease, dan penyakit sel sabit memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami perdarahan sekunder. [1]

Pewarnaan Darah Korneal (Corneal Blood Staining)

Sekitar 2-11% kasus hifema mengalami pewarnaan darah korneal. Semakin besar hifema, perdarahan sekunder, peningkatan tekanan intraokular, dan adanya riwayat disfungsi endotelial dapat meningkatkan risiko komplikasi ini. [1]

Atrofi Optik

Risiko komplikasi atrofi optik dapat terjadi akibat adanya kontusio nervus akibat trauma atau adanya glaukoma sekunder akibat hifema. Pasien dengan penyakit sel sabit dapat mengalami atrofi optik pada tekanan intraokular yang rendah/normal. [1]

Prognosis

Prognosis kembalinya tajam penglihatan bergantung pada derajat beratnya trauma, perdarahan sekunder, atau adanya komplikasi berupa glaukoma atau atropi optik. Hifema derajat ringan dapat sembuh total dalam waktu 4-5 hari. Hifema yang segera dilakukan tata laksana dengan tepat memiliki prognosis yang baik, dengan angka kesembuhan sebesar 75%. Sekitar 80% hifema derajat 1 dapat memiliki tajam penglihatan 6/12 atau lebih baik. Namun, hanya sekitar 35% pasien dengan hifema derajat 4 yang dapat memiliki tajam penglihatan yang kembali baik. [7,8]

Referensi

1. Bansal S, Gunasekeran DV, Ang B, Lee J, Khandelwal R, Sullivan P, Agrawal R. Controversies in the pathophysiology and management of hyphema. 2015. Survey of Ophthalmology. 2016;61:297-308.
7. Nash DL. Hyphema. Medscape. 2017. Available from: https://emedicine.medscape.com/article/1190165-overview
8. Ali AKA, Mass DA, Bener A. Poor inal visual outcome after traumatic hyphema: a retrospective study of associated factors. JEMTAC. 2012;16:1-9.

Penatalaksanaan Hifema
Edukasi dan Promosi Kesehatan Hi...
Diskusi Terkait
dr. Ernes Erlyana Suryawijaya
27 November 2018
Konsul Penanganan Hifema
Oleh: dr. Ernes Erlyana Suryawijaya
8 Balasan
Selamat siang dokter sekalian, saya ingin menanyakan apa saja penanganan yang harus dilakukan untuk kasus hifema. Terimakasih banyak dok :)

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.