Penatalaksanaan Endoftalmitis
Penatalaksanaan endoftalmitis meliputi pemberian antibiotik atau antifungal secara intravitreal dengan atau tanpa disertai pemberian sistemik. Pemberian kortikosteroid dapat dipertimbangkan di beberapa kasus. Pemberian antibiotik atau antifungal yang dikombinasi dengan tindakan pembedahan vitrektomi memberikan hasil akhir visus yang lebih baik. [1,4,13]
Medikamentosa
Medikamentosa utama adalah antibiotik, antifungal, dan kortikosteroid. Medikamentosa lain yang dapat diberikan adalah penurun tekanan intraokular serta siklopegik.
Antibiotik
Antibiotik spektrum luas dapat diberikan sebagai terapi inisial pada endoftalmitis akut. Rekomendasi terapi empiris meliputi pemberian vancomycin (1 mg/0,1 ml) dan ceftazidime (2,25 mg/0,1 ml) secara intravitreal. Guideline penanganan endoftalmitis yang digunakan sekarang berasal dari hasil penelitian endophthalmitis vitrectomy study (EVS) randomized controlled trial, multicenter, yang dilakukan 20 tahun lalu. Guideline tersebut menganjurkan endoftalmitis bakteri diterapi menggunakan vancomycin dan amikacin (0,4 mg/0,1 ml) intravitreal. [1,4,5,13,14]
Antifungal
Pemberian antifungal intravitreal direkomendasikan sebagai terapi endoftalmitis jamur. Terapi ini umumnya dikombinasikan dengan prosedur vitrektomi pars plana. Antifungal yang dapat digunakan adalah amfoterisin B (5 mcg/0,1 ml) dan voriconazole (50-100 mcg/0,1 ml).[1,5,16]
Kortikosteroid
Kortikosteroid umumnya diberikan secara intravitreal (dexamethasone 0,4 mg/0,1 ml, triamcinolone 0,4 mg) sebagai terapi adjuvan antibiotik. Tinjauan Cochrane tahun 2017 menyatakan bahwa pasien yang diberikan kortikosteroid bersamaan dengan antibiotik intravitreal memiliki tajam penglihatan yang lebih baik pada bulan ke-3 dan 12 dibandingkan yang hanya diberi antibiotik saja. Namun, kesimpulan ini hanya berdasarkan kekuatan bukti yang lemah dan belum ada penelitian yang menganalisis rasio manfaat dan risiko pemberian kortikosteroid pada endoftalmitis. [20]
Pembedahan
Tindakan pembedahan vitrektomi pars plana umumnya dilakukan bila tidak ada respon perbaikan setelah 48 jam pemberian antibiotik intravitreal atau pada kondisi sight-threatening. Beberapa penelitian menunjukkan visus akhir yang lebih baik pada pasien yang melakukan vitrektomi secara dini. Vitrektomi yang dilakukan secara dini juga berhubungan dengan angka kejadian retinal detachment yang lebih rendah dan menurunnya jumlah pembedahan eviserasi atau enukleasi. [13]
Indikasi dilakukannya eviserasi atau enukleasi pada endoftalmitis adalah bila setelah terapi medikamentosa dan vitrektomi pasien tidak mengalami perbaikan gejala dan kemungkinan perbaikan visus yang sangat kecil. Tindakan eviserasi atau enukleasi dilakukan untuk mencegah oftalmia simpatika, serta terapi paliatif untuk indikasi kosmetik dan mengatasi nyeri mata kronis. [13,16]