Etiologi Retensio Plasenta
Etiologi retensio plasenta yang paling umum ditemukan adalah plasenta adherens. Selain itu, etiologi retensio plasenta lainnya yang juga dapat ditemukan adalah plasenta inkarserata dan akreta.
- Plasenta trapped atau inkarserata : adalah keadaan di mana plasenta sudah lepas seutuhnya dari uterus, namun plasenta tidak dapat dilahirkan akibat dari serviks yang sudah menutup
- Plasenta adherens : keadaan plasenta masih melekat pada dinding uterus, akan tetapi akan mudah dilepaskan secara manual. Umumnya hal ini terjadi dikarenakan kontraksi uterus tidak cukup kuat untuk melepaskan plasenta dari dinding uterus.
- Plasenta akreta : adalah keadaan plasenta melekat secara patologis sampai menginvasi miometrium karena adanya defek pada desidua. Pada keadaan ini, umumnya plasenta tidak dapat dilepaskan seutuhnya. Spektrum plasenta akreta dapat dibagi menjadi tiga berdasarkan kedalaman invasi plasenta pada dinding uterus, yaitu akreta, inkreta, dan perkreta. [1,9,10]
Faktor Risiko
Berikut ini merupakan beberapa faktor risiko yang telah ditemukan berhubungan dengan terjadinya retensio plasenta:
- Riwayat obstetri : riwayat retensio plasenta, riwayat tindakan sectio caesarea, riwayat abortus
- Penyulit kehamilan : preeklampsia, kelahiran mati, kecil masa kehamilan (KMK), usia gestasional premature, persalinan kala satu atau dua memanjang
- Faktor ibu : umur maternal ≥ 30 tahun, paritas rendah
- Lainnya : penggunaan ergometrin, abnormalitas uterus, insersi korda velamentous, persalinan di rumah sakit pendidikan [9,11,12]