Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Hipernatremia general_alomedika 2022-11-17T14:52:06+07:00 2022-11-17T14:52:06+07:00
Hipernatremia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Hipernatremia

Oleh :
dr. Putri Anindita
Share To Social Media:

Patofisiologi hipernatremia berkaitan dengan repons rasa haus dan sekresi antidiuretic hormone (ADH). Hipernatremia terjadi pada kondisi kekurangan cairan atau peningkatan kadar natrium, atau kombinasi keduanya. Pada kondisi normal, apabila kadar natrium berlebih, peningkatan osmolalitas plasma akan memicu respons rasa haus dan sekresi ADH, sehingga dapat menurunkan ekskresi air dan meningkatkan asupan cairan. Ekskresi natrium sebagian besar terjadi melalui ginjal dan sekitar 10% melalui saluran cerna dan kulit. Hormon ADH juga memiliki peranan dalam mengatur ekskresi natrium melalui ginjal.[4,6-8]

Konsentrasi Urine

Vasopressin, disebut juga antidiuretic hormone (ADH) atau arginine vassopresin (AVP), merupakan hormon yang dihasilkan oleh hipotalamus. Hormon ini berperan dalam mengatur keseimbangan osmosis cairan tubuh, tekanan darah, serta fungsi ginjal. Vassopressin dapat mencetuskan reabsorpsi air yang menyebabkan penurunan ekskresi H2O bebas dengan tujuan menurunkan osmolalitas cairan serum.[7,9]

Vasopressin memiliki reseptor V2 yang terletak pada tubulus distal. Aktivasi reseptor ini mencetuskan reabsorpsi air dengan membentuk aquaporin-2 water channel, sehingga memungkinkan untuk terjadi difusi H2O bebas dan menurunkan gradien konsentrasi cairan tubuh. Reseptor V2 juga berfungsi mengatur reabsorpsi natrium melalui aktivasi epithelial Na+ channel (ENaC).[6,7]

Rasa Haus

Mekanisme tubuh untuk meningkatkan konsumsi air adalah melalui rasa haus. Rasa haus diperkirakan dimediasi oleh osmoreseptor yang terletak pada anteroventral hipotalamus. Rasa haus muncul ketika terdapat peningkatan tekanan osmotik dan atau penurunan volume darah. Tubuh manusia mampu mempertahankan konsentrasi natrium dalam rentang yang sangat sempit. Apabila kadar natrium serum mencapai 141 mmol/l, rasa haus akan muncul dan merangsang keinginan untuk mengonsumsi air sehingga konsentrasi natrium dapat diturunkan.[2,6,10]

Perkembangan Hipernatremia

Hipernatremia dapat berkembang secara akut (dalam waktu kurang dari 24 jam) atau kronik (lebih dari 24 jam). Hipernatremia akut biasanya terjadi akibat asupan natrium berlebihan dalam waktu singkat. Sementara itu, hipernatremia kronik berkembang lebih lambat, umumnya pada kasus kehilangan cairan dan kekurangan asupan cairan. Pada hipernatremia kronik, gejala neurologis yang timbul lebih ringan karena sel otak beradaptasi terhadap hipernatremia kronik melalui reuptake intraseluler dari natrium, kalium, dan osmolit organik yang mempertahankan ukuran sel otak.[2]

Beberapa kondisi medis yang dapat memicu berkembangnya hipernatremia antara lain gastroenteritis, luka bakar, dan penggunaan diuretik.

 

Referensi

2. Hew-Butler T, Weisz K. Hypernatremia. American Society for Clinical Laboratory Science. 2016;29(3):176-185. http://clsjournal.ascls.org/content/ascls/29/3/176.full.pdf
4. Sonani B, Naganathan S, Al-Dhahir MA. Hypernatremia. [Updated 2020 Aug 26]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441960/
6. Lukitsch I. Hypernatremia. Medscape, 2020. Available from: https://emedicine.medscape.com/article/241094-overview
7. Stockand JD. Vasopressin regulation of renal sodium excretion. Kidney international. 2010;78(9):849-856. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0085253815546632
8. Yaswir R, Ferawati I. Fisiologi dan gangguan keseimbangan natrium, kalium dan klorida serta pemeriksaan laboratorium. Jurnal Kesehatan Andalas. 2012;1(2). http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/download/48/43
9. Cuzzo B, Padala SA, Lappin SL. Physiology, Vasopressin. [Updated 2020 Aug 29]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK526069/
10. Sam R, Feizi I. Understanding hypernatremia. American journal of nephrology. 2012;36(1):97-104. https://www.karger.com/Article/Abstract/339625

Pendahuluan Hipernatremia
Etiologi Hipernatremia

Artikel Terkait

  • Koreksi Kadar Natrium Serum pada Kondisi Hiperglikemia
    Koreksi Kadar Natrium Serum pada Kondisi Hiperglikemia
  • Salin Hipertonik VS Manitol untuk Menurunkan Tekanan Intrakranial pada Cedera Otak Traumatik
    Salin Hipertonik VS Manitol untuk Menurunkan Tekanan Intrakranial pada Cedera Otak Traumatik
  • Efek Vasopressin dan Methylprednisolone VS Placebo Terhadap Kejadian Return of Spontaneous Circulation – Telaah Jurnal Alomedika
    Efek Vasopressin dan Methylprednisolone VS Placebo Terhadap Kejadian Return of Spontaneous Circulation – Telaah Jurnal Alomedika
Diskusi Terbaru
dr. Rafenia Nayani
Hari ini, 16:24
Kapan menyarankan sufor untuk bayi bblr?
Oleh: dr. Rafenia Nayani
1 Balasan
Alo dokter. Izin konsul jika ad yg bisa membantu. Saya mendapatkan rujukan bidan dgn bayi bblr 2400 gram. Bayi lahir cukup bulan. Tidak ada penyulit...
Anonymous
Hari ini, 08:28
Terapi dan Edukasi Kondiloma Akuminata pada Ibu Hamil
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alodokter, izin berdiskusiSaya mendapatkan pasien berumur 35 tahun dengan keluhan muncul daging dibagian kelamin, pasien tidak mengetahui sudah berapa lama...
Anonymous
Hari ini, 08:01
Jahit dalam dengan benang non absorbable
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dok, apakah jahit dalam 1 kali dengan benang non absorbable perlu dibuka kembali benangnya atau benang itu dapat terurai sendiri nantinya?

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.