Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Cheilitis general_alomedika 2023-01-12T09:42:53+07:00 2023-01-12T09:42:53+07:00
Cheilitis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Cheilitis

Oleh :
Drg. Rifa Astari Gumay
Share To Social Media:

Epidemiologi cheilitis berbeda-beda tergantung jenisnya. Cheilitis eksematosa merupakan salah satu yang paling umum ditemui dan memiliki prevalensi yang tinggi pada populasi dengan riwayat alergi. Cheilitis angular lebih mungkin timbul pada populasi lansia karena penggunaan gigi palsu, namun dapat timbul pada usia berapapun. Cheilitis aktinik memiliki prevalensi lebih tinggi di area dengan paparan sinar matahari yang tinggi.[3]

Global

Epidemiologi cheilitis berbeda-beda tergantung jenisnya. Bentuk cheilitis yang paling umum adalah cheilitis aktinik, angular, kontak alergi, eksfoliatif, glandular, granulomatosa, dan cheilitis sel plasma.

Epidemiologi Cheilitis Angular

Cheilitis angular dapat terjadi di semua rentang usia, dengan rasio pria dan wanita yang sama. Namun, prevalensinya meningkat pada individu dengan usia lebih tua yang memakai gigi palsu. Anak-anak yang mengalami cheilitis angular umumnya memiliki riwayat infeksi berulang, defek imun, atau defisiensi nutrisi.

Prevalensi cheilitis angular adalah 0,7% pada populasi penduduk Amerika Serikat secara keseluruhan. Pada salah satu penelitian di Arab ditemukan bahwa prevalensi cheilitis angular adalah 16,9%. Sementara itu, di Argentina ditemukan bahwa 6,5% anak dengan tingkat ekonomi rendah menderita cheilitis angular dibandingkan 1,1% pada anak dengan tingkat ekonomi tinggi. Pada salah satu penelitian di India ditemukan bahwa defisiensi nutrisi menyebabkan 41,3 % kasus cheilitis angular.[3,10,11]

Epidemiologi Cheilitis Eksematosa

Cheilitis eksematosa atau cheilitis kontak merupakan salah satu jenis cheilitis yang paling umum terjadi. Prevalensinya tinggi pada individu yang memiliki riwayat alergi. Secara umum, wanita lebih sering mengalami cheilitis eksematosa dibandingkan pria. Hal ini selaras dengan hasil studi di Singapura yang menemukan perbandingan prevalensi rasio wanita dan pria 9:1, dan hasil studi di Australia yang menemukan rasio wanita dibandingkan pria adalah 7:3.

Cheilitis eksematosa biasanya terjadi di rentang usia 20-40 tahun. Prevalensi dilaporkan lebih tinggi pada individu yang bekerja sebagai pegawai atau pekerja professional. Hal ini mungkin dikarenakan tingginya penggunaan parfum, kosmetik, dan bahan produk bibir pada populasi ini. Substansi yang paling umum menimbulkan reaksi alergi adalah bahan produk bibir seperti lipstik, pelembab bibir (54%), kemudian diikuti pasta gigi (21%), dan obat topikal (7%). [3,12]

Epidemiologi Cheilitis Eksfoliatif

Cheilitis eksfoliatif merupakan kondisi inflamasi kronis yang jarang terjadi. Cheilitis eksfoliatif predominan terjadi pada wanita dan sebagian besar penderitanya adalah individu yang berusia di bawah 30 tahun. Pada banyak kasus, lesi terjadi pada bibir bawah.

Cheilitis eksfoliatif dapat dipicu oleh kebiasaan parafungsional menjilat bibir atau menggigit bibir. Kondisi ini juga dikaitkan dengan kondisi stres psikologis. Hal ini selaras dengan hasil studi yang menunjukkan bahwa mayoritas pasien cheilitis eksfoliatif memiliki kondisi psikiatri seperti ansietas dan depresi.[13,14]

Epidemiologi Cheilitis Aktinik

Cheilitis aktinik umum terjadi pada individu yang tinggal di daerah geografis yang panas, iklim kering, dan individu yang bekerja di luar ruang seperti pekerja konstruksi, pekerja di daerah pantai, laut, atau agrikultural. Cheilitis aktinik juga umum terjadi pada usia paruh baya, etnis Kaukasia, atau individu yang secara genetik rentan terhadap kerusakan akibat matahari, pasien dengan dermatitis atopik, actinic prurigo, atau lupus eritematosus sistemik. Cheilitis aktinik predominan terjadi pada pria dibandingkan wanita.[1,7]

Epidemiologi Cheilitis Granulomatosa

Cheilitis granulomatosa merupakan jenis cheilitis yang jarang terjadi. Data pasti prevalensi cheilitis granulomatosa belum diketahui. Insidensi terjadinya penyakit ini diperkirakan sebesar 0,08% pada populasi secara keseluruhan. Awitan penyakit ini biasanya pada usia dewasa muda. Usia termuda pasien yang mengalami cheilitis granulomatosa adalah 3 tahun, dan usia tertua adalah 78 tahun.[1,9]

Epidemiologi Cheilitis Glandular

Cheilitis glandular juga merupakan kondisi inflamasi yang jarang terjadi. Cheilitis glandular umum terjadi pada rentang usia 40-70 tahun. Namun beberapa kasus juga telah dilaporkan terjadi pada anak-anak, remaja, dan dewasa muda.[15]

Epidemiologi Cheilitis Sel Plasma

Cheilitis sel plasma merupakan kondisi inflamasi pada bibir yang jarang terjadi dengan etiologi yang belum ketahui. Cheilitis sel plasma dilaporkan lebih banyak terjadi pada dewasa lanjut, dengan prevalensi pria lebih tinggi dibandingkan wanita. Lesi ini sering terjadi pada bibir bawah.[16]

Indonesia

Data epidemiologi cheilitis di Indonesia sangat terbatas. Pada salah satu penelitian mengenai data demografi dan profil pasien cheilitis angular di Instalasi Ilmu Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara tahun 2016, ditemukan 88,7% dari anak usia 5-14 tahun dengan berat badan di bawah rata-rata mengalami cheilitis angular. Penderita didominasi oleh anak laki-laki. Hasil ini selaras dengan hasil penelitian yang dilakukan di RSGM Universitas Jember pada tahun 2015, yang menemukan bahwa distribusi penderita cheilitis angular tertinggi pada kelompok usia 5-11 tahun (89,2%) dengan status gizi kurang.[10,11]

Mortalitas

Cheilitis tidak berhubungan langsung dengan mortalitas, namun beberapa jenis cheilitis, seperti cheilitis aktinik, glandular, dan sel plasma, merupakan kondisi inflamasi yang berpotensi mengalami transformasi keganasan menjadi karsinoma sel skuamosa.[1-3]

Referensi

1. Lugovic-Mihic L, Blagec T, et al. Diagnostic Management of Cheilitis: an Approach Based on a Recent Proposal for Chelitis Classification. Acta Dermatovenerol APA. 2020; 29: 67-72
2. Lugović-Mihić L, Pilipović K, et al. Differential Diagnosis of Cheilitis - How to Classify Cheilitis? Acta Clin Croat. 2018 Jun;57(2):342-351.
3. Bhutta BS, Hafsi W. Cheilitis. [Updated 2021 Aug 7]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470592/
7. Muse ME, Crane JS. Actinic Cheilitis. [Updated 2021 Aug 9]. In: StatPearl. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK551553/
9. Alan S. Cheilitis Granulomatosa. Medscape, 2020. https://emedicine.medscape.com/article/1075333-overview#a6
10. Lubis WH, Serelady S. Data Demografi Dan Profil Penderita Angular Cheilitis Di Rumah Sakit Gigi Mulut FKG USU Tahun 2016. Dentika Dental J. 2016. 19(2). 138-141
11. Sriwahyuni H, Hernawati S, Mashartini A. Insidensi dan Distribusi Penderita Angular Cheilitis pada Bulan Oktober-Desember Tahun 2015. E-Jurnal Puskes. 2017. 5(1). 120-127
12. Goh CL. Contact Cheilitis- A Review. Exog Dermatol. 2003; 3: 173-177
13. Agustina D, Subagyo G. Exfoliative Cheilitis dan Penatalaksanaannya. Maj Ked G. 2012; 19(1). 49-52
14. Almazrooa SA, Woo SB, Mawardi H, Treister N. Characterization and management of exfoliative cheilitis: a single-center experience. Oral Surg Oral Med Oral Pathol Oral Radiol. 2013 Dec;116(6):e485-9. doi: 10.1016/j.oooo.2013.08.016. PMID: 24237731.
15. Eisenberg E. Cheilitis Glandularis. Medscape, 2018. https://emedicine.medscape.com/article/1078725-overview#a4
16. Santos HT, Cunha JLS, et al. Plasma cell cheilitis: the diagnosis of a disorder mimicking lip cancer. Autops Case Rep, 2019. 9(2):e2018075.

Etiologi Cheilitis
Diagnosis Cheilitis
Diskusi Terbaru
dr. Rinaldi Sani NST , M. Ked(paru), Sp. P
Hari ini, 10:44
Medan Respiratory Meeting Annually - 2023
Oleh: dr. Rinaldi Sani NST , M. Ked(paru), Sp. P
1 Balasan
Link RegistrasiEARLY BIRD DIPERPANJANG SAMPAI 15 APRIL 2023DAFTAR 3, GRATIS 1Yth. Prof/Dr/dr. Sejawat,Panitia MERCY 2023 mengundang Prof/Dr/dr Sejawat...
dr. Khalisah Atma Aulia
Kemarin, 20:49
Dramamine
Oleh: dr. Khalisah Atma Aulia
3 Balasan
Alo dokter, izin diskusi.Dramamine saat ini kan tidak bisa dijual bebas lg di apotek, harus dengan resep dokter krn takut disalahgunakan.Saya ada mendapatkan...
Anonymous
Kemarin, 19:00
Apakah kapsul di puyer akan turun efektifitas nya?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dok. Saya sering mendapat pasien rhinitis alergi di fktp. Di alomedika dan artikel2 lain cetirizine lebih efektif dibanding Loratadine. Namun sediaan di...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.