Epidemiologi Abses Gigi
Epidemiologi abses gigi masih sering ditemukan dan masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat, baik secara global, maupun di Indonesia.
Global
Karies gigi dan kesehatan gigi yang buruk sangat umum terjadi tidak hanya dalam cakupan nasional namun juga di lingkungan global. Data dari Survei Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi Nasional 2011-2012 dilakukan oleh Pusat Statistik Kesehatan Nasional untuk karies gigi dan laporan kehilangan gigi Amerika Serikat menunjukkan bahwa 91% orang dewasa berusia 20-64 tahun memiliki karies gigi. Karies gigi menjadi faktor predisposisi yang paling sering menyebabkan abses gigi.
Ketika karies sudah bertransformasi menjadi abses gigi, pasien biasanya mencari pertolongan medis untuk gejala klinis yang ditimbulkan sehingga abses gigi menjadi diagnosis yang cukup umum ditemukan pada kunjungan instalasi gawat darurat rumah sakit. Admisi rumah sakit terkait infeksi gigi mencapai 1 per 2600 populasi di Amerika Serikat. Tingkat kunjungan IGD pediatrik untuk abses gigi menunjukkan tingkat yang lebih tinggi lagi yaitu mencakup 47%. Sebuah studi di Trieste, Italia, melaporkan bahwa 688 dari 24.000 pasien yang datang ke IGD didiagnosis dengan abses gigi. Studi lain yang dilakukan di klinik gigi memberikan data insidensi abses gigi yang mencapai 53 dari 824 subjek anak yang datang untuk perawatan gigi.[1,15,16]
Indonesia
Di Indonesia, penyakit pulpa dan periapikal merupakan penyakit yang prevalensinya cukup tinggi. Berdasarkan data profil kesehatan Indonesia, pada tahun 2010 penyakit pulpa dan periapikal menyumbang posisi ketujuh dalam daftar 10 penyakit terbesar pada pasien rawat jalan Rumah Sakit di Indonesia yaitu sebanyak 86.421 kasus dengan persentase pasien laki-laki 45,6% dan perempuan 54,4%.
Prevalensi karies gigi di Indonesia juga masih tinggi yaitu mencakup 85-99% dan 67,4% penderitanya merupakan perokok. Prevalensi penyakit pulpa dan periapikal serta karies gigi merupakan predisposisi dari abses gigi. Tingginya penyakit ini menggambarkan masih kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya merawat kesehatan gigi. Oleh karena itu, tindakan preventif dan promotif harus dilakukan agar pembentukan abses gigi dan komplikasinya dapat dicegah.[17,18]
Mortalitas
Kematian jarang terjadi dan jika terjadi biasanya disebabkan oleh sepsis, obstruksi jalan nafas, dan komplikasi lainnya dari abses gigi. Angka kematian dapat meningkat hingga 40% jika pasien mengalami mediastinitis akibat infeksi abses gigi yang menyebar hingga ke mediastinum. [1,2]