Doctor icon

Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Tetanus Neonatorum general_alomedika 2022-12-21T13:54:34+07:00 2022-12-21T13:54:34+07:00
Tetanus Neonatorum
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Tetanus Neonatorum

Oleh :
Sunita
Share To Social Media:

Tetanus neonatorum adalah penyakit pada bayi baru lahir yang disebabkan oleh toksin bakteri Clostridium tetani, yang dapat menyerang otak, saraf otonom, saraf spinal, dan neuromuscular junction. Bayi yang berisiko tetanus neonatorum adalah bayi yang lahir dari ibu yang tidak divaksin tetanus dan terekspos spora C. tetani. Spora bisa berasal dari alat persalinan yang terkontaminasi, misalnya saat menggunting tali pusat.[1]

Gejala klinis tetanus neonatorum (TN) disebabkan oleh pengaruh tetanospasmin, suatu toksin spesifik yang diproduksi di luka yang terinfeksi C. tetani, yang mengganggu transmisi neuromuskuler, menyebabkan supresi hiperpolarisasi membran neuron, dan menimbulkan disfungsi saraf otonom.[2]

Sumber : CDC, Wikimedia Commons, 1995 Sumber : CDC, Wikimedia Commons, 1995

Akibatnya, kasus TN biasanya dapat mudah diidentifikasi pada bayi yang dibawa ke dokter dengan keluhan kekakuan kelompok otot yang letaknya dekat dengan situs masuknya kuman atau kekakuan otot menyeluruh yang ditandai dengan trismus, iritabilitas, kaku leher, sulit menelan, dan kekakuan otot abdomen dan toraks. Periode inkubasi pada TN biasanya berkisar antara 3–10 hari setelah lahir.[2]

Penegakan diagnosis TN umumnya dilakukan dengan mengenali gejala klinis khas tetanus, riwayat luka terbuka atau cedera, maupun adanya faktor risiko tetanus pada ibu. Sementara itu, pemeriksaan penunjang seperti kultur bakteri dan pemeriksaan antitoksin serum hanya memiliki sedikit peran dalam mengarahkan diagnosis tetanus, sehingga tidak umum dilakukan dalam praktik sehari-hari.[3,4]

Penatalaksanaan TN bertujuan untuk menekan morbiditas dan mortalitas dengan cara menghentikan produksi toksin pada tempat infeksi dan pemberian terapi suportif untuk meredakan gejala. Hal ini dicapai dengan cara membersihkan luka secara operatif, perawatan ketat dan berkesinambungan untuk mencegah tetanospasme, pemantauan keseimbangan cairan, elektrolit, dan  kalori, serta penggunaan antitoksin.[1,3]

Pencegahan TN melalui upaya imunisasi aktif menggunakan toksoid tetanus pada wanita usia reproduktif yang belum terimunisasi merupakan pendekatan yang lebih efektif daripada pengobatan setelah infeksi berlangsung.[1,3]

 

 

Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur

Referensi

1. Roper MH, Vandelaer JH, Gasse FL. Maternal and neonatal tetanus. Lancet. 2007;370(9603):1947–59.
2. Hassel B. Tetanus: Pathophysiology, treatment, and the possibility of using botulinum toxin against tetanus-induced rigidity and spasms. Toxins (Basel). 2013;5(1):73–83.
3. Cook TM, Protheroe RT, Handel JM. Tetanus: A review of the literature. Br J Anaesth. 2001;87(3):477–87.
4. Wasay M, Khealani BA, Talati N, et al. Autonomic nervous system dysfunction predicts poor prognosis in patients with mild to moderate tetanus. BMC Neurol. 2005 Jan 31;5(1):2.

Patofisiologi Tetanus Neonatorum
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibuat 03 April 2021, 09:31
Penanganan apa yang dapat diberikan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama untuk kasus tetanus neonatorum
Oleh: Anonymous
0 Balasan
Alo dokter. Izin bertanya untuk penanganan tetanus neonatorum di FKTP apakah bisa menggunakan diazepam apabila di FKTP tidak ada Phrnobarbital?Dan adakah...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.