Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Edukasi dan Promosi Kesehatan Ikterus Neonatorum Fisiologis general_alomedika 2022-01-14T09:49:25+07:00 2022-01-14T09:49:25+07:00
Ikterus Neonatorum Fisiologis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Edukasi dan Promosi Kesehatan Ikterus Neonatorum Fisiologis

Oleh :
dr.Nailla Fariq Alfiani
Share To Social Media:

Edukasi dan promosi kesehatan ikterus neonatorum fisiologis  penting diberikan pada ibu bayi dan keluarganya agar hiperbilirubinemia yang terjadi tidak berkembang.[25,26]

Edukasi Pasien

Edukasi yang dapat diberikan kepada pasien dalam pengelolaan ikterus neonatorum fisiologis adalah:

  • Mengedukasikan kepada ibu bayi untuk sering menyusui. Memberikan ASI yang cukup merupakan bagian penting dari pencegahan dan pengobatan kondisi ikterus karena membantu pembuangan bilirubin melalui tinja dan urin
  • Mengedukasikan kepada ibu/keluarga pasien tentang kecukupan pemberian ASI dengan melihat frekuensi buang air kecil sebanyak minimal 6 kali dalam 24 jam
  • Mengedukasikan untuk tetap menyusui selama fototerapi. Penting bagi bayi yang menerima fototerapi untuk minum cairan yang cukup (idealnya ASI) karena bilirubin dikeluarkan melalui urin dan tinja. Ibu dapat memerah ASI dan memberikannya kepada petugas kesehatan di rumah sakit. Penggunaan air glukosa oral tidak diperlukan
  • Hindari menjemur bayi di bawah sinar matahari secara langsung. Sebaiknya menjemur bayi menggunakan filtered sunlight. Dokter dapat memberitahukan cara membuat filtered sunlight pada keluarga pasien, yaitu dengan cara menggunakan window tinting films (dimana mampu mengalihkan sejumlah UV yang berbahaya dan infrared) sehingga metode ini aman dan efektif mengurangi bilirubin total[24-26]

Upaya Pencegahan Ikterus Neonatorum Fisiologis

Pencegahan ikterus neonatorum fisiologis menjadi hiperbilirubinemia berat penting untuk menghindari komplikasi serius. Bayi yang berisiko hiperbilirubinemia perlu melakukan follow up secara teratur dengan dokter mereka. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk pencegahan adalah:

  • Skrining: Para ahli terkemuka merekomendasikan agar semua bayi baru lahir menjalani tes kadar bilirubin mereka sebelum pulang dari rumah sakit, tanpa memandang usianya.
  • Monitor: Orang tua, pengasuh lain, dan penyedia layanan kesehatan harus mengawasi bayi dengan cermat jika ikterus neonatorum fisiologis berkembang dengan cara melihat warna kulit bayi yang bertambah secara sefalocaudal.
  • Pengobatan yang tepat: Bayi dengan kadar bilirubin tinggi harus ditangani oleh penyedia layanan kesehatan yang berkualifikasi untuk mengurangi kadar bilirubin dengan aman dan mencegah risiko kerusakan otak. Orang tua dan penyedia layanan kesehatan tidak boleh menunda pengobatan dengan alasan apapun
  • Menyusui: Mulailah menyusui sesegera mungkin. Studi menunjukkan bahwa menyusui dini dikaitkan dengan lebih sedikit masalah dan tingkat keberhasilan yang lebih tinggi[1,3,26]

 

Referensi

1. Betty Ansong-Assoku; Pratibha A. Ankola. Neonatal Jaundice. 2020. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532930/
3. Thor WR Hansen. Neonatal Jaundice. 2017. https://emedicine.medscape.com/article/974786-overview#a7
24. Slusher TM, Olusanya BO, Vreman HJ, et al. Filtered Sunlight for Treatment of Neonatal Hyperbilirubinemia. 2015. https://www.researchgate.net/profile/Amir-Khan-27/publication/288817026_Filtered_Sunlight_for_Treatment_of_Neonatal_Hyperbilirubinemia_Public_Health_Viewpoint/links/5f731701458515b7cf5671cd/Filtered-Sunlight-for-Treatment-of-Neonatal-Hyperbilirubinemia-Public-Health-Viewpoint.pdf
25. American Preagnancy Assosiation. Breastfeeding and Jaundice. 2012. https://americanpregnancy.org/healthy-pregnancy/breastfeeding/breastfeeding-and-jaundice-71024/
26. Ronald J Wong and Vinod K Bhutani. Patient education: Jaundice in newborn infants (Beyond the Basics). 2021. https://www.uptodate.com/contents/jaundice-in-newborn-infants-beyond-the-basics

Prognosis Ikterus Neonatorum Fis...

Artikel Terkait

  • Pemeriksaan Bilirubin Transkutan untuk Diagnosis Ikterus Neonatorum
    Pemeriksaan Bilirubin Transkutan untuk Diagnosis Ikterus Neonatorum
  • Pengukuran Bilirubin Bayi dengan Aplikasi Smartphone
    Pengukuran Bilirubin Bayi dengan Aplikasi Smartphone
  • Red Flag Ikterus Neonatorum
    Red Flag Ikterus Neonatorum
Diskusi Terbaru
Anonymous
Hari ini, 12:10
Pemberian obat untuk pasien ikterus di mata
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dok izin bertanya, apabila mendapat pasien dewasa ikterus di mata dan jika palpasi teraba susp hepatomegaly, dan tidak ada pmx sgot sgpt, apabila butuh...
Anonymous
Hari ini, 11:28
Benjolan di kelopak mata bagian dalam
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, izin diskusi kasus benjolan di kelopak mata pria dewasa, benjolan sudah 3 hari, nyeri hanya jika disentuh  dan benjolan tidak aktif membesar,...
Anonymous
Hari ini, 10:56
Pusing setelah makan malam
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, izin bertanya. Pasien laki-laki usia 52 tahun memiliki keluhan sejak 16/1/23 merasa pusing (gliyer, lemas) tiap setelah makan sore/malam. Pasien...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.