Etiologi Deep Vein Thrombosis
Etiologi dari deep vein thrombosis (DVT), atau thrombosis vena dalam, adalah obstruksi aliran darah oleh thrombus atau gumpalan darah yang terbentuk di sistem vaskular vena dalam.[1, 2]
Faktor Risiko
Berbagai kondisi klinis yang menjadi faktor risiko DVT yaitu:
- Penuaan
- Obesitas
- Keganasan dan proses pengobatannya
- Imobilitas berkepanjangan (baik akibat stroke/paralisis, pasca operasi, maupun perjalanan udara yang cukup lama)
- Riwayat thromboemboli vena sebelumnya
- Penyakit jantung kongestif
- Infeksi akut
- Kehamilan atau masa nifas
- Dehidrasi
- Terapi hormonal (misalnya kontrasepsi hormonal)
- Varises
- Inflammatory bowel disease
- Penyakit rheumatologi
- Sindrom nefrotik [1, 2, 7]
Berbagai kondisi klinis di atas meningkatkan risiko terjadinya DVT karena mengakibatkan setidaknya salah satu dari ketiga Trias Virchow. Misalnya, keganasan (massa) dapat menyebabkan efek kompresi sehingga menyebabkan stasis. Selain itu patofisiologi dari keganasan itu sendiri juga memicu peningkatan aktivitas prokoagulan oleh tissue factor yang akhirnya menyebabkan thrombosis.
Sementara itu, obesitas dan kontrasepsi oral juga mempengaruhi keseimbangan hormonal tubuh yang menjadi faktor risiko independen untuk thrombosis.[7] Begitu pula dengan kehamilan, dimana risiko DVT ditemukan lebih tinggi pada wanita hamil, terutama pasca melahirkan dengan sectio caesarea.[8] Selain itu, risiko DVT pasca operasi diperkirakan berkisar antara 15%-40% dan meningkat hingga 2 kali lipat pasca operasi hip/knee replacement surgery (40%-60%).[1]
Risiko DVT juga meningkat pada pasien dengan gangguan prokoagulan genetik. Contoh dari gangguan ini adalah thrombofilia faktor 5 Leiden, defisiensi protein S, defisiensi protein C, dan defisiensi antithrombin III.