Prognosis Deep Vein Thrombosis
Prognosis kebanyakan kasus deep vein thrombosis (DVT), atau thrombosis vena dalam, umumnya tidak diketahui dan hilang dengan sendirinya tanpa komplikasi.
Komplikasi
Komplikasi deep vein thrombosis (DVT) dapat berupa emboli paru dan post thrombotic syndrome (PTS).
Emboli paru adalah komplikasi akut dari DVT. Emboli paru adalah penyumbatan arteri pulmonalis atau percabangannya akibat emboli, dalam hal ini berasal dari DVT. Tanda dan gejala yang muncul misalnya dyspnea, nyeri dada pleuritik, batuk, hemaptoe, palpitasi, desaturasi oksigen, penurunan kesadaran, hipotensi, bahkan kematian. [18]
Post thrombotic syndrome (PTS) dapat muncul 1 sampai 2 tahun setelah episode DVT. PTS adalah komplikasi yang terjadi karena insufisiensi katup vena saat rekanalisasi lumen, karena thrombus yang tersisa di dalam lumen vena. Tanda dan gejala yang timbul adalah bengkak dan nyeri berulang progresif dan ulkus venosum yang umumnya ditemukan di area perimaleolar. PTS dapat terjadi pada 25-50% pasien DVT. [18, 22]
Prognosis
Mortalitas DVT terutama berkaitan dengan kejadian emboli paru, di mana tercatat sebanyak 300.000 kematian per tahun di Amerika Serikat.[14] Menurut statistik dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sekitar 10-30% pasien meninggal dalam 1 bulan pertama sejak terdiagnosis tromboemboli vena, dan kematian mendadak adalah gejala pertama pada seperempat kasus emboli paru.[22]
Morbiditas jangka panjang utama dari DVT adalah post-thrombotic syndrome (PTS). Sebuah publikasi di Amerika Serikat tahun 2004 mencakup 21.680 subjek berusia ≥45 tahun yang dipantau selama 7.6 tahun mencatat terdapat 7.7% rekurensi dalam 2 tahun setelah episode pertama tromboemboli vena.[23] Menurut data CDC, separuh dari penderita DVT akan mengalami komplikasi PTS seperti pembengkakan, nyeri, ataupun perubahan warna kulit.[22] Selain itu, sepertiga dari penderita DVT tercatat mengalami rekurensi dalam 10 tahun.[22]