Penatalaksanaan Varises
Penatalaksanaan varises dapat dibagi menjadi penatalaksanaan konservatif dan intervensi aktif. Tindakan intervensi pada kasus varises dapat dilakukan dengan teknik non bedah dan bedah
Skleroterapi
Terapi ini merupakan terapi utama pada kasus varises dengan cara menyuntikkan zat sclerosant ke dalam pembuluh darah agar pembuluh darah mengecil. Beberapa obat yang biasa digunakan sebagai sclerosant adalah polidokanol, natrium tetradesil sulfat (STS), larutan salin hipertonik, gliserin, dan gliserin dikromasi.
Penentuan jenis, konsentrasi dan volume sclerosant ditentukan oleh banyak faktor terutama jenis dan lokasi pembuluh darah yang terlibat. Namun diusahakan penggunaan volume dan konsentrasi sclerosant sekecil mungkin dengan efek terapi paling efektif.
Saat ini tindakan skleroterapi bisa dilakukan dengan bantuan duplex ultrasound, dan sudah menjadi standar terapi telangiectasia dan varises intrakutan di Eropa. Penatalaksanaan dengan teknik ini dapat menimbulkan komplikasi hiperpigmentasi kulit sekitar, pembekuan darah dan ulserasi. Penelitian oleh Malick et al menunjukkan pada 0.5-1.2% tindakan skleroterapi di Amerika menimbulkan komplikasi ulkus. [1,5,9]
Tujuan dari skleroterapi adalah pengobatan varises dan mencegah komplikasi yang mungkin terjadi, pengurangan atau eliminasi keluhan, perbaikan gangguan hemodinamik, serta perbaikan estetik dan fungsional. Tindakan ini dapat dilakukan pada jenis varises berikut :
- Vena trunkal
- Vena kolateral
- Varises yang berhubungan dengan perforasi vena inkompeten
- Varises vena retikular
- Spider veins
- Residual atau rekurensi varises setelah dilakukan tatalaksana [11]
Terapi Ablasi
Prinsip terapi ablasi adalah menggunakan radiofrequency atau laser untuk mengobliterasi pembuluh darah.
Radiofrequency Ablation
Teknik ini biasanya digunakan pada refluks vena safena dengan memanfaatkan panas untuk menimbulkan injuri termal lokal yang akhirnya menimbulkan thrombosis dan fibrosis. Komplikasi yang dapat timbul pada prosedur ini adalah luka bakar, parestesia, flebitis, dan trombosis vena dalam. [5]
Endovenous Laser Therapy (EVLT)
Teknik ini digunakan sebagai pengobatan varises vena dengan memanfaatkan sinar laser untuk menimbulkan obliterasi vena. Penelitian oleh Uruski et al pada tahun 2016 yang membandingkan EVLT dengan tindakan stripping menemukan bahwa tindakan ini lebih superior karena meningkatkan proliferasi sel dan mengurangi adanya radikal bebas pada sel endotel pembuluh darah. [12]
Tindakan EVLT dapat menimbulkan komplikasi yaitu memar, parestesia, flebitis, dan luka bakar yang pada akhirnya menimbulkan hipopigmentasi dan hiperpigmentasi kulit. [1,5]
Vena yang direkomendasikan untuk tindakan ini di antaranya vena safena magna, vena safena parva, vena safena aksesorius, vena giacomini, vena superfisialis subkutan, perforasi vena insufisien, residual vena intra fascia setelah tatalaksana, dan malformasi vena. [13]
Teknik Bedah
Prosedur bedah diindikasikan pada kasus varises vena yang refrakter setelah pemberian obat-obatan dan tindakan intervensi non bedah serta pasien varises vena yang mengalami disabilitas dan ulkus dalam.
Stripping
Prinsip tindakan ini adalah pengangkatan segmen dari vena, biasanya vena safena, menggunakan alat seperti Codman stripper atau Oesch PIN stripper. [1,9] Komplikasi tindakan ini adalah infeksi, trombosis vena, cedera saraf, dan emboli paru. [5]
Ligasi Vena dan Phlebectomy
Kumpulan varises vena besar yang berhubungan dengan vena safena inkompeten dapat diavulsi dengan teknik stab phlebectomy. Tindakan ini dilakukan dengan cara mengangkat varises melalui luka kecil yang dibuat menggunakan Beaver blade No.11. Tindakan ini dilaporkan menimbulkan perbaikan hemodinamika dan mempercepat perbaikan gejala varises vena dan penyembuhan ulkus. [5,10]
Cryosurgery
Prosedur ini dilakukan dengan menempatkan sebuah cryoprobe yang diturunkan melalui vena safena panjang setelah ligasi saphenofemoral. Kemudian probe didinginkan dengan NO2 atau CO2 hingga mencapai suhu -85 C. Vena tersebut selanjutnya dapat ditarik secara retrograde setelah 5 detik. [5]
Medikamentosa
Sampai saat ini belum ada obat-obatan oral dan topikal yang terbukti efektif dalam mengurangi gejala varises. [1] Pada kasus varises yang disertai dengan komplikasi tromboflebitis, pemberian ibuprofen dan aspirin dapat digunakan untuk mengurangi gejala. Pemberian gel topikal dan steroid topikal dapat digunakan untuk mengurangi gejala akibat dermatitis stasis yang sering terjadi pada pasien varises. [5]
Terapi suportif
Tata laksana pada kasus varises dapat didukung dengan beberapa tindakan suportif seperti:
- Mengangkat tungkai agar edema dan tekanan intraabdominal dapat dikurangi sementara
- Olahraga teratur untuk memperkuat otot betis dan memulihkan fungsi pompa betis
-
Pemakaian stoking kompresi untuk mengurangi bengkak, memperbaiki pertukaran nutrisi, dan meningkatkan mikrosirkulasi pada tungkai yang terkena varises. [5]