Patofisiologi Varises
Patofisiologi varises adalah kondisi stasis dan peningkatan tekanan di vena yang dapat disebabkan oleh kelainan struktural maupun biokimia pada pembuluh darah. Aliran darah pembuluh darah vena ditentukan oleh patensi katup vena, dinding pembuluh darah vena, dan hemodinamik aliran darah vena.[2,3]
Pembuluh Darah Normal
Pada keadaan normal, aliran darah balik akan terkumpul di kapiler vena superfisial dan selanjutnya akan melewati pembuluh darah vena besar di superfisial dan melewati katup vena dalam yang akan mengalirkan darah ke jantung.
Pembuluh darah superfisial ini terletak di supra fasia, sedangkan vena dalam terletak di dalam otot. Saphenofemoral junction adalah pembuluh darah vena yang menghubungkan vena besar superfisial dan vena dalam dan memiliki katup vena. Anatomi katup vena yang memiliki dua daun akan mencegah aliran darah balik ke jantung.
Kontraksi otot di dalam kompartemen ekstremitas akan menekan pembuluh darah vena dalam dan menimbulkan efek pompa darah kembali ke jantung dan melawan gaya gravitasi.
Struktur pembuluh darah vena bagian dalam yang dibatasi oleh fasia akan memungkinkan pembuluh darah tidak berubah jika terjadi peningkatan tekanan, namun pembuluh darah superfisial akan lebih rentan mengalami perubahan karena tekanan, sehingga menimbulkan pelebaran pembuluh darah vena.[1]
Pembuluh Darah Varises
Pada varises, aliran darah menjadi terganggu karena adanya kondisi statis dan peningkatan tekanan vena. Peningkatan tekanan vena paling sering disebabkan oleh insufisiensi vena akibat gangguan katup di vena dalam atau superfisial.
Jika keadaan ini berlangsung terus menerus maka akan mencetuskan adanya peradangan dan iskemia pada pembuluh darah vena serta menimbulkan gangguan struktur dan fungsi vena.[3]
Gangguan struktur vena yang dapat timbul adalah hiperpigmentasi dan fibrosis jaringan subkutan. Kedua hal ini yang akan menimbulkan ulkus vena. Disfungsi dan inkompetensi katup vena akan menimbulkan adanya aliran darah balik dan meningkatkan tekanan hidrostatik vena sehingga menimbulkan pelebaran pembuluh darah vena.[5]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri