Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Diagnosis Endokarditis general_alomedika 2021-10-05T10:15:17+07:00 2021-10-05T10:15:17+07:00
Endokarditis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Endokarditis

Oleh :
Alexandra Francesca Chandra
Share To Social Media:

Diagnosis endokarditis tidak bisa ditegakkan hanya dari tanda dan gejala klinis, tetapi didukung dengan pemeriksaan penunjang seperti kultur darah dan ekokardiografi. Modified Duke Criteria (Tabel 1) adalah sebuah kriteria diagnosis untuk endokarditis yang masih digunakan sampai sekarang. [1-5]

Tabel 1. Modified Duke Criteria

Kriteria Mayor
Kultur Darah Ekokardiografi
Positif 2 kali untuk organisme tipikal endokarditis (S.viridans, S.bovis, HACEK, S.aureus, enterococcus)

Adanya bukti keterlibatan endokardium berupa vegetasi, abses, atau dehisensi katup prostetik
Positif untuk organisme di atas pada sampel darah yang diambil 12 jam setelahnya (kultur positif persisten) Adanya regurgitasi katup baru
Positif untuk ≥3 kultur darah terpisah diambil setiap interval 1 jam
Kriteria Minor
Adanya faktor predisposisi jantung atau intravenous drug user / IVDU Manifestasi imunologi: glomerulonefritis, Osler node, Roth spot, Rheumatoid Factor

Demam >38oC
Manifestasi vaskular: emboli arteri, infark paru, aneurisma mikotik, perdarahan intrakranial, perdarahan konjungtiva, Janeway lesion

Manifestasi mikrobiologi: kultur darah positif namun tidak memenuhi kriteria mayor atau hasil tes serologi menunjukkan infeksi organisme tipikal endokarditis

Kriteria Duke membagi kriteria menjadi 2, yaitu kriteria mayor dan minor. Kriteria Duke bertujuan mengelompokkan pasien yang dicurigai endokarditis ke 3 kategori:

  • Definitif endokarditis: 2 kriteria mayor, atau 1 kriteria mayor dengan 3 kriteria minor, atau 5 kriteria minor.
  • Mungkin endokarditis: belum mencapai kriteria “definitif endokarditis” namun tidak termasuk kriteria “bukan endokarditis”
  • Bukan endokarditis: adanya diagnosis alternatif yang kuat, resolusi manifestasi endokarditis pasca terapi antibiotik ≤ 4 hari, tidak ada bukti patologis dari operasi atau autopsi pasca terapi antibiotik ≤ 4 hari. [1-5]

Anamnesis

Gejala endokarditis seringkali nonspesifik. Pasien dapat mengeluhkan demam, mual, muntah, pegal-pegal, atau memiliki gejala akibat emboli (batuk, sesak, gejala neurologis/stroke), gejala jantung (nyeri dada, berdebar-debar, gangguan irama), atau gejala ginjal (hematuria yang tidak nyeri).

Gali adanya riwayat penyakit sebelumnya, seperti faringitis streptokokus, penyakit jantung rematik, sakit gigi, atau riwayat endokarditis sebelumnya.

Tanyakan riwayat operasi sebelumnya, seperti pemasangan katup prostetik, operasi gigi dan mulut, serta paparan materi prostetik melalui intravaskular.

Pada pasien juga perlu ditanyakan riwayat dirawat di rumah sakit sebelumnya jika dicurigai infeksi terkait fasilitas kesehatan.

Faktor risiko lain yang perlu ditanyakan adalah adanya tato dan penggunaan obat-obatan terlarang intravena. [1-5]

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik bisa didapatkan adanya murmur, tanda acute kidney injury, hingga Osler node atau Janeway lesion. Berikut adalah tanda yang mungkin muncul pada pasien endokarditis serta persentase kemungkinan munculnya. [1,3,5,6]

Tabel 2. Manifestasi Klinis Endokarditis

Gejala Keterangan %
Demam Kenaikan suhu ringan dan intermiten 86-96%
Murmur baru Perubahan murmur meningkatkan risiko gagal jantung kongestif 48%
Perburukan murmur lama Suara murmur pada endokarditis umumnya terkait regurgitasi katup 20%
Hematuria (tidak nyeri) atau acute kidney injury

Pemeriksaan abdomen lengkap dan sistem saluran kemih (ballottement ginjal, nyeri ketok CVA, genitalia eksterna) umumnya normal 26%
Kejadian emboli – stroke, infark ginjal, limpa, paru, atau organ lainnya Pemeriksaan adanya defisit neurologis fokal, refleks (fisiologis & patologis), saraf kranialis. Pemeriksaan sistem organ lengkap; hasil pemeriksaan paru normal masih mungkin. 17%
Splenomegali Tentukan schuffner pada perabaan limpa; hasil normal masih mungkin 11%

Tanda khas/spesifik:

Splinter haemorrhage

Osler node

 

Janeway lesion (manifestasi vaskulitis)

 

Roth Spot

 

Lesi kemerahan pada dasar kuku / nailbed

Nodul subkutan merah yang nyeri pada tangan/kaki

Makula eritematosa ireguler yang tidak nyeri, berdiameter 1-4mm, pada tenar dan hipotenar dari tangan/kaki

Perdarahan retina dengan titik tengah putih, terlihat pada funduskopi

 

8%

3%

 

5%

 

 

2-5%

Komplikasi

Stroke

 

Emboli non-stroke

 

Gagal jantung

Abses miokard

Gangguan konduksi baru

Pemeriksaan adanya defisit neurologis fokal, refleks (fisiologis & patologis), saraf kranialis. Pemeriksaan sistem organ lengkap; hasil pemeriksaan normal masih mungkin.

Periksa tanda-tanda kongesti, JVP, rales pada basal paru, gallop S3, pitting edema

Periksa irama jantung regular/tidak, kekuatan pulsasi arteri perifer setiap denyut sama/tidak

 

17-20%

 

23-33%

 

14-33%

14-20%

8%

Diagnosis Banding

Endokarditis dapat didiagnosis banding dengan penyakit jantung rematik, antiphospholipid syndrome, atrial myxoma, dan Lyme disease.[3,7]

Tabel 3. Diagnosis Banding Endokarditis dan Fitur Pembeda

Diagnosis Banding Fitur Pembeda
Penyakit jantung rematik

Sulit dibedakan secara klinis, karena pada penyakit jantung rematik juga ada polyarthritis, Osler node, dan riwayat infeksi Streptococcus.

Pemeriksaan fisik spesifik:

●       Adanya chorea (gerakan tubuh involunter tiba-tiba)

●       Adanya erythema marginatum (lesi kulit berbentuk cincin ireguler kemerahan yang meninggi dan pucat di tengahnya)

Ekokardiografi: tidak ada vegetasi

Antiphospholipid syndrome

Anamnesis:

●       riwayat penyakit autoimun (lupus eritematosus sistemik)

●       riwayat trombositopenia atau anemia hemolitik

●       riwayat gangguan ginjal

●       riwayat gangguan saraf: kejang, chorea

Pemeriksaan fisik spesifik:

●       livedo reticularis (pola pembuluh darah seperti jaring pada permukaan kulit, berwarna keunguan)

Ekokardiografi: tidak ada vegetasi

Atrial myxoma

Anamnesis:

●       Karakteristik gejala hilang timbul, tidak progresif memberat seperti pada endokarditis

●       Batuk berdarah (akibat edema paru; 15% kasus)

●       Riwayat myxoma pada keluarga

Pemeriksaan fisik:

●       Sianosis, clubbing finger

●       Suara jantung: S1 mengeras, terdengar “tumor plop” di awal diastolik akibat benturan tumor ke endocardium

Ekokardiografi: tumor bertangkai dan mobile

Lyme disease

Anamnesis:

●       Riwayat gigitan serangga (arachnidae – tick bite)

●       Lesi bulat kemerahan di kulit yang semakin melebar

Pemeriksaan fisik spesifik:

●       Erythema migrans (lesi kemerahan kulit berbentuk bulat dengan cincin konsentrik kemerahan di luarnya – bull’s eye rash)

●       Pembesaran kelenjar getah bening, nyeri (tender adenopathy)

Ekokardiografi: tidak ada vegetasi

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang terpenting pada endokarditis yaitu kultur darah dan pencitraan ekokardiografi untuk menegakkan diagnosis endokarditis. [3] Meskipun pemeriksaan laboratorium lainnya masih digunakan untuk mengevaluasi manifestasi klinis endokarditis untuk sistem organ lainnya, misalnya ginjal.

Kultur Darah

Pemeriksaan kultur darah untuk diagnosis endokarditis harus diambil setidaknya 3 sampel terpisah dalam interval setidaknya 1 jam, dari 3 situs pungsi vena berbeda, dan sebelum terapi antibiotik dimulai. Dengan cara demikian, 96-98% bakteremia dapat terdeteksi. [1,5] Oleh karena bakteremia pada endokarditis terjadi kontinyu, pengambilan sampel darah tidak perlu disesuaikan dengan waktu saat puncak demam. [1]

Dikatakan “endokarditis kultur negatif” bila hasil 3 kultur sampel darah terpisah masih negatif. 14% kasus endokarditis kultur negatif dikarenakan sudah dimulainya terapi antibiotik, atau akibat bakteri tertentu seperti Coxiella, Legionella, Bartonella, Mycoplasma, Brucella, Chlamydia, atau akibat jamur. [1,5]

Ekokardiografi

Pemeriksaan ekokardiografi adalah modalitas pencitraan paling penting untuk menegakkan diagnosis endokarditis. Gambaran yang bisa ditemukan antara lain: vegetasi atau abses, dehisensi katup prostetik, perforasi katup, dan pseudoaneurisma. [1]

Secara umum, terdapat 2 jenis ekokardiografi yang digunakan dalam diagnosis endokarditis, yaitu ekokardiografi transtorakal (sensitivitas 75%; spesifisitas >90%) dan transesofageal (sensitivitas 95%; spesifisitas 90%).[1,2] Umumnya pasien dengan kecurigaan endokarditis diperiksa dengan ekokardiografi transtorakal lebih dulu. Namun, bila hasil negatif, terutama pada pasien dengan katup prostetik dimana sensitivitas ekokardiografi transtorakal menurun jadi 36-69%, pasien harus diperiksakan ekokardiografi transesofageal. [1,2,5]

Oleh karena ekokardiografi transesofageal lebih superior dibanding dengan transtorakal dalam mendeteksi komplikasi abses, perforasi katup, dan pseudoaneurisma, pemeriksaan ini masih tetap sering dilakukan meskipun diagnosis sudah cukup ditegakkan hanya dengan ekokardiografi transtorakal. [1,2,5]

Pemeriksaan Pencitraan Lainnya

Menurut publikasi terbaru tahun 2018, pemeriksaan pencitraan lainnya yang dapat digunakan untuk kasus endokarditis adalah computed tomography scan / CT scan, terutama CT scan angiografi atau dengan positron emission tomographic scan / PET scan.

CT scan angiografi dapat memvisualisasikan komplikasi paravalvular dengan baik (seperti abses atau aneurisma), namun masih kurang sensitif dibanding ekokardiografi transesofageal untuk mendeteksi vegetasi kecil. Sementara PET scan bermanfaat untuk mendeteksi emboli perifer serta manifestasi infeksi kardiak serta ekstra kardiak. [2]

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium lainnya pada pasien endokarditis mencakup pemeriksaan darah lengkap, elektrolit, kreatinin, blood urea nitrogen / BUN, dan hemostasis. Pada pemeriksaan darah lengkap dapat ditemukan anemia, leukositosis, peningkatan laju endap darah.

Oleh karena pada pasien endokarditis bisa terjadi acute kidney injury, pemeriksaan elektrolit, kreatinin, BUN, menjadi penting.

Pemeriksaan spesifik lainnya berupa komplemen C3, C4, dan CH50 (kadar menurun pada endokarditis), serta faktor rheumatoid (positif pada 50% kasus).

Pemeriksaan urinalisis pun diperlukan untuk pasien endokarditis, mengingat adanya manifestasi klinis hematuria dan proteinuria pada separuh kasus endokarditis. [3]

Referensi

1. Cahill TJ, Prendergast BD. Infective endocarditis. Lancet. 2016; 387: 882-93. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26341945.
2. Wang A, Gaca JG, Chu VH. Management considerations in infective endocarditis: a review. JAMA. 2018; 320(1): 72-83. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/299702.
3. Brusch JL. Infective endocarditis. Medscape [Internet]. 2019 Jan 3. https://emedicine.medscape.com/article/216650-overview.
4. Holland TL, Baddour LM, Bayer AS, Hoen B Miro JM, Fowler VG. Infective endocarditis. Nat Rev Dis Primers. 2016; 2: 16059. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/27582414.
5. Vilcant V, Hai O. endocarditis, Bacterial. StatPearls [Internet]. 2018 Oct 27. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470547/.
6. Boiils CL, Nasr SH, Walker PD, Couser WG, Larsen CP. Update on endocarditis-associated glomerulonephritis. Kidney Int. 2015; 87(6):1241-9. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4455140/.
7. Epocrates. Infective endocarditis. 2019. https://online.epocrates.com/diseases/13935/Infective-endocarditis/Differential-Diagnosis.

Epidemiologi Endokarditis
Penatalaksanaan Endokarditis

Artikel Terkait

  • Prosedur Dental Invasif Tidak Meningkatkan Risiko Endokarditis Infektif
    Prosedur Dental Invasif Tidak Meningkatkan Risiko Endokarditis Infektif
Diskusi Terkait
dr.Hengky
09 Maret 2019
timing untuk mitral valve replacement pada pasien stroke emboli ec infective endocarditis
Oleh: dr.Hengky
3 Balasan
Selamat siang Saya ada case di ICU wanita muda 36 tahun dengan stroke infark emboli luas dengan MR severe dengan vegetasi, kultur endocarditis pseudomonas...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.