Edukasi dan Promosi Kesehatan Hepatitis C
Edukasi pada hepatitis C dilakukan untuk meningkatkan keberhasilan terapi. Promosi kesehatan dilakukan untuk mencegah transmisi.
Edukasi Pasien
Pada pasien yang telah terdiagnosa infeksi virus hepatitis C sebaiknya melakukan pengobatan antivirus dan kontrol sesuai dengan anjuran dokter. Terdapat faktor yang berperan terhadap keberhasilan terapi yang perlu diedukasi oleh dokter kepada pasien:
- Kepatuhan pasien. Penting untuk melakukan pengobatan secara rutin dan sampai selesai untuk mencegah relaps.
- Mengoreksi kofaktor, seperti kontrol berat badan sebelum pemberian terapi, disarankan untuk menghentikan konsumsi alkohol sebelum memulai terapi antivirus, dan pada pasien yang mengalami sindrom metabolik sebaiknya menjaga gula darah, tekanan darah, dan profil lipiduntuk memperlambat progresivitas penyakit. [2,7]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Sampai saat ini belum ada vaksinasi untuk mencegah infeksi virus hepatitis C. untuk mengurangi risiko tertular, sebaiknya lakukan beberapa hal berikut ini:
- Tidak menggunakan narkoba, khususnya narkoba suntik.
- Menggunakan kondom pada saat berhubungan, dan sebaiknya tidak berganti-ganti pasangan seksual
- Tidak menggunakan tato atau tindik yang tidak diketahui sterilitas peralatannya.
- Tidak menggunakan barang kebersihan, seperti pisau cukur atau sikat gigi, secara bersamaan dengan orang lain
- Penggunaan alat pelindung diri bagi petugas pelayanan kesehatan untuk mencegah tertular infeksi di tempat bertugas. [4]
Pencegahan Transmisi Nosokomial
Rute nosokomial penularan hepatitis C banyak dilaporkan, namun hal ini dapat dicegah dengan menggunakan praktik medis yang aman. Best practice dan tindakan pencegahan universal harus menjadi tujuan penyedia layanan kesehatan, seperti menggunakan suntikan sekali pakai, sterilisasi peralatan bedah yang memadai, melakukan protokol kebersihan tangan, menggunakan sarung tangan sekali pakai, dan menggunakan teknik aseptik untuk prosedur invasif.