Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Edukasi dan Promosi kesehatan Keracunan Makanan general_alomedika 2022-12-12T17:21:42+07:00 2022-12-12T17:21:42+07:00
Keracunan Makanan
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi kesehatan

Edukasi dan Promosi kesehatan Keracunan Makanan

Oleh :
dr. Shofa Nisrina Luthfiyani
Share To Social Media:

Edukasi dan promosi kesehatan mengenai keracunan makanan adalah untuk selalu menjaga kebersihan dan higienitas makanan, terutama dalam proses membersihkan, mengolah, dan menyimpan makanan.

Edukasi Pasien

Pasien diedukasi bahwa keracunan makanan dicurigai apabila keluhan terjadi setelah riwayat makanan tertentu, yang biasanya dalam bentuk mentah atau tidak dimasak dengan baik. Keluhan yang paling sering pada keracunan makanan adalah gejala gastrointestinal, tetapi tidak menutup adanya keluhan neurologis ataupun renal.

Pasien juga diedukasi bahwa sebagian besar kasus keracunan makanan dapat sembuh, dan terapi yang utama adalah rehidrasi agar pasien tidak dehidrasi. Pada anak, terdapat penanganan diare yang perlu diketahui orang tua.

Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Keracunan makanan merupakan kondisi yang dapat dicegah dengan melakukan pengolahan makan yang baik, menghindari makanan yang berbahaya, dan menjaga higienitas. Hal-hal ini perlu diedukasi kepada pasien agar ke depannya tidak terulang kembali.[42,43]

Membersihkan Tangan

Membersihkan tangan dilakukan selama minimal 20 detik di air mengalir dan menggunakan sabun untuk menghilangkan patogen. Sabun yang digunakan tidak perlu sabun antiseptik. Setelah dicuci, tangan dikeringkan dengan handuk bersih.

Membersihkan Peralatan Memasak

Gunakan handuk bersih untuk membersihkan permukaan meja. Setelah digunakan, handuk perlu dicuci dengan air panas. Peralatan memasak perlu dibersihkan dengan air panas dan sabun setelah digunakan dan sebelum berpindah ke bahan makanan lain. Pembersihan dengan klorin dapat digunakan sebagai tambahan.

Membersihkan Bahan Makanan

Bahan makanan seperti sayur dan buah perlu dicuci di air mengalir dan tidak perlu menggunakan sabun atau pembersih lainnya. Daging, unggas dan telur dalam kemasan tidak perlu dicuci karena akan mengkontaminasi tempat cuci jika ada cipratan air dari daging atau unggas.[42]

Memisahkan Bahan Makanan dengan Makanan Matang

Daging mentah, unggas, dan hewan laut perlu diberikan tempat masing-masing dan dipisahkan dengan makanan lain, terutama makanan matang. Pemisahan ini berlaku saat berbelanja dan saat penyimpanan. Peralatan masak untuk daging mentah, unggas, dan hewan laut juga sebaiknya dipisahkan dengan makanan matang.[43]

Masak Makanan sampai Matang

Makanan perlu dimasak sampai suhu internal cukup tinggi untuk membunuh patogen penyebab keracunan makanan. Hal ini hanya dapat dipastikan melalui temperatur makanan. Suhu internal makanan yang ideal adalah 62oC.[43]

Penyimpanan Makanan

Makanan sisa disimpan dalam kulkas dengan suhu dibawah 4o C. Simpan makanan yang mudah rusak dalam waktu 2 jam setelah proses memasak. Makanan dari kulkas yang akan digunakan kembali dapat diencerkan dengan air dingin atau microwave. Makanan tidak boleh dibiarkan terbuka pada suhu ruang karena bakteri akan multiplikasi secara cepat pada kondisi tersebut.[43]

Selain memperhatikan hal-hal di atas, pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari makanan berikut:

  • Daging atau unggas yang mentah atau tidak matang
  • Telur yang tidak matang (termasuk dalam saus salad)
  • Susu atau produk susu yang tidak dipasteurisasi
  • Hewan laut bercangkang yang mentah
  • Buah dan sayur yang tidak dicuci dengan baik
  • Adonan kue atau adonan lainnya yang mentah[44]

Vaksinasi

Vaksinasi untuk beberapa patogen seperti virus hepatitis A dan rotavirus sudah ada dan telah dapat digunakan. Vaksin hepatitis A dapat diberikan pada semua anak di atas 12 tahun dan kelompok dengan risiko tinggi seperti pasien dengan imunosupresi.

Vaksin hepatitis A yang diberikan 14 hari pasca paparan memiliki efektivitas yang sama dengan pemberian imunoglobulin. Vaksin rotavirus juga dapat diberikan kepada bayi, namun memiliki risiko intususepsi.[45,46]

Vaksin yang masih dalam pengembangan adalah vaksin untuk shigella, enterotoxigenic Escherichia coli (ETEC), dan kriptosporidium.[47-50]

 

 

Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja

Referensi

42. Gottlieb SL, Kretsinger K, Tarkhashvili N, Chakvetadze N, Chokheli M, Chubinidze M, et al. Long-term outcome of 217 botulism cases in the Republic of Georgia. Clin infect Dis. 2007;45(2):174-80
43. Foodsafety.gov. Clean, wash hands and surfaces often. 2017. https://www.foodsafety.gov/keep/basics/clean/index.html
44. Centers for Disease Control and Prevention. Food safety: four steps (clean, separate, cook, chill) to food safety. 2022. https://www.cdc.gov/foodsafety/keep-food-safe.html

Prognosis Keracunan Makanan
Diskusi Terbaru
dr. Gabriela Widjaja
1 hari yang lalu
Penggunaan Epinefrin dengan Anestesi Lokal di Jari Tangan dan Kaki Aman - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Gabriela Widjaja
1 Balasan
ALO Dokter!Penggunaan epinefrin sebagai tambahan anestesi lokal dulunya didogma berbahaya karena dianggap bisa menyebabkan nekrosis akibat vasokonstriksi....
Anonymous
1 hari yang lalu
Vitamin A diberikan sampai anak umur berapa
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Dok untuk pemberian vitamin A yg rutin di bulan Febuari dan Agustus itu rutin diberikan sampai anak umur berapa? apa cukup di 1 tahun pertama saja atau harus...
Anonymous
2 hari yang lalu
Induksi persalinan di puskesmas
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dok.Izin bertanya, kapan kita bisa memutuskan induksi persalinan dg oxytocin jika setting nya di puskesmas ?Dan bagaimana prosedurnya yang tepat dlm...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.