Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Akalasia general_alomedika 2022-10-06T14:11:19+07:00 2022-10-06T14:11:19+07:00
Akalasia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Akalasia

Oleh :
dr. Audrey Amily
Share To Social Media:

Akalasia atau achalasia merupakan gangguan motilitas esofagus yang menyebabkan kesulitan untuk menelan makanan padat maupun cairan. Gangguan motilitas esofagus ini diakibatkan oleh degenerasi pleksus saraf myenteric pada dinding esofagus.[1]

Degenerasi saraf menyebabkan hilangnya gerakan peristaltik esofagus dan kegagalan relaksasi sfingter bawah esofagus, terutama saat menelan makanan ataupun cairan. Perjalanan penyakit akalasia terjadi secara progresif. Gejala akan bertambah parah akibat regurgitasi makanan yang terus terjadi, sehingga terjadi aspirasi.[1]

achalasiacomp

Etiologi akalasia bersifat multifaktorial, yang mencakup faktor autoimun, genetik, dan viral. Hingga saat ini, etiologi akalasia masih belum jelas dan masih dipelajari lebih lanjut. Keluhan yang paling sering dialami pasien akalasia adalah disfagia, nyeri dada seperti sensasi terbakar, regurgitasi makanan, dan penurunan berat badan.[1,2]

Diagnosis akalasia patut dicurigai jika keluhan-keluhan tersebut bertahan lama dan tidak membaik dengan pengobatan. Pemeriksaan penunjang awal yang umum adalah esofagogram dan endoskopi. Namun, pemeriksaan baku emas adalah manometri. Diagnosis pasti dapat ditegakkan bila manometri esofagus menunjukkan aperistaltis esofagus dan kegagalan sfingter bawah esofagus untuk relaksasi.[2,3]

Penatalaksanaan utama yang menjadi pilihan pada akalasia adalah pneumatic balloon dilatation atau miotomi laparoskopi. Namun, terdapat juga tata laksana farmakologis akalasia dengan pemberian nifedipine dan nitrogen oksida.[2,3]

 

 

Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur

Referensi

1. Moonen A, Boeckxstaens G. Current Diagnosis and Management of Achalasia. Journal of Clinical Gastroenterology. 2014;48(6):484-490.
2. Pressman A, Behar J. Etiology and Pathogenesis of Idiopathic Achalasia. Journal of Clinical Gastroenterology. 2017;51(3):195-202.
3. O’Neill O, Johnston BT, Coleman HG. Achalasia: A review of clinical diagnosis, epidemiology, treatment and outcomes. World Journal of Gastroenterology. 2013;19(35):5806-5812.

Patofisiologi Akalasia
Diskusi Terbaru
dr.Nur Rachmawati Hanafiah
Hari ini, 04:50
Perawatan luka dekubitus pada penderita diabetes
Oleh: dr.Nur Rachmawati Hanafiah
1 Balasan
Izin bertanya, untuk luka seperti ini, terapi terbaik apa yang bisa dilakukan agar bisa mempercepat proses penyembuhan? Dan bagaimana cara perawatan luka...
dr.Deddy s Razak
Kemarin, 14:52
Infeksi di kulit leher anak
Oleh: dr.Deddy s Razak
5 Balasan
Apakah ini infeksi scabies?
Anonymous
1 hari yang lalu
Anak usia 3 tahun memiliki bintik kecil yang menonjol di pipi sejak bayi
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alodok, pasien anak perempuan berusia 3 th. Ibunya mengeluh anaknya memiliki bintik kecil yg menonjol di pipi sejak bayi. Sampai saat ini tidak menghilang...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.