Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Epidemiologi Akalasia general_alomedika 2020-01-03T11:57:54+07:00 2020-01-03T11:57:54+07:00
Akalasia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Akalasia

Oleh :
dr. Audrey Amily
Share To Social Media:

Berdasarkan data epidemiologi, akalasia termasuk penyakit yang jarang terjadi, namun akalasia menjadi penyakit gangguan motilitas esofagus tersering dengan insiden pertahunnya dapat mencapai 1-10 per 100.000 kasus. [1]

Global

Insidens akalasia umumnya hanya didapatkan 0.5-1.2 kasus per 100.000 per tahunnya di setiap negara. Pada referensi lainnya, angka prevalensi dari akalasia ditemukan 10/100.000 kasus.

Kejadian akalasia didapati rendah pada anak usia dibawah 16 tahun, yaitu 0.18 per 100.000 penduduk per tahunnya. Akalasia dapat terjadi pada keseluruhan gender, ras, dan semua usia. Insiden akalasia didapatkan tidak ada perbedaan berdasarkan jenis kelamin.

Namun, peningkatan usia juga meningkatkan kejadian akalasia. Usia terbanyak yang mengalami akalasia adalah usia 30-60 tahun. Di negara Barat, akalasia sering dikaitkan terjadi bersamaan dengan penyakit Chagas dan terkait dengan parasit Trypanosoma cruzi. [1,5] Parasit Trypanosoma cruzi merupakan salah satu etiologi miokarditis.

Indonesia

Sampai saat ini belum ditemukan insidens dan prevalensi akalasia di Indonesia. Akan tetapi, departemen gastroenterologi RSCM melaporkan 48 kasus akalasia pada tahun 1984 – 1988. [6]

Mortalitas

Akalasia yang tidak ditangani dengan cepat dapat meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas pada pasien. Pada pasien dengan akalasia didapatkan angka mortalitas sebesar 66.1% setelah 30 tahun mengidap akalasia dan 11.9% diantaranya disebabkan karena komplikasi dari akalasia, yaitu kanker esofagus. Namun, kasus kematian pada akalasia juga seringkali didapati tidak diakibatkan oleh akalasia yang diderita. [2,3]

Referensi

1. Moonen A, Boeckxstaens G. Current Diagnosis and Management of Achalasia. Journal of Clinical Gastroenterology. 2014; 48(6):484-490.
2. Pressman A, Behar J. Etiology and Pathogenesis of Idiopathic Achalasia. Journal of Clinical Gastroenterology. 2017;51(3) : 195-202.
3. O’Neill O, Johnston BT, Coleman HG. Achalasia: A review of clinical diagnosis, epidemiology, treatment and outcomes. World Journal of Gastroenterology. 2013; 19(35): 5806-5812.
6. Hedayanti N, Supriono. Achalasia: A Review of Etiology, Pathophysiology, and Treatment. The Indonesian Journal of Gastroenterology, Hepatology, and Digestive Endoscopy. 2016; 17(1):1-6.

Etiologi Akalasia
Diagnosis Akalasia

Artikel Terkait

  • Pedoman Praktik untuk Mengurangi Utilisasi Berlebih Penghambat Pompa Proton
    Pedoman Praktik untuk Mengurangi Utilisasi Berlebih Penghambat Pompa Proton
  • Latihan Pernapasan Diafragma dalam Penanganan Penyakit Refluks Gastroesofageal (GERD)
    Latihan Pernapasan Diafragma dalam Penanganan Penyakit Refluks Gastroesofageal (GERD)
  • Peran Obat Sitoprotektor pada GERD dan Gastritis
    Peran Obat Sitoprotektor pada GERD dan Gastritis
  • Dispepsia – Panduan E-Prescription Alomedika
    Dispepsia – Panduan E-Prescription Alomedika
  • Red Flag Dispepsia
    Red Flag Dispepsia

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
10 hari yang lalu
Obat hipertensi pasien dengan GERD - Kardiologi Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dr. Sony.. Pilihan obat antihipertensi apa untuk pasien yang kadang mengalami peningkatan TD disertai irama jantung tidak beraturan, dengan riwayat GERD...
dr. Livia Kurniati Saputra
07 April 2022
Probiotik untuk GERD - Penyakit Dalam Ask the Expert
Oleh: dr. Livia Kurniati Saputra
1 Balasan
ALO dr. Desy, Sp.PD,Ijin bertanya dok, berdasarkan pengalaman klinis dokter bagaimana manfaat pemberian probiotik untuk pasien GERD? Lalu, berapakah dosis...
Anonymous
31 Maret 2022
Terapi batuk kering akibat GERD - THT Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dr. Suyanti SpTHT.KL.Pasien dewasa muda (27 tahun) mengeluh sering batuk kering terutama malam hari. Saat pemeriksaan dugaan GERD. Apakah ada obat batuk...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.