Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Sifilis general_alomedika 2025-05-07T11:34:14+07:00 2025-05-07T11:34:14+07:00
Sifilis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Sifilis

Oleh :
dr. Nurul Falah
Share To Social Media:

Penatalaksanaan sifilis adalah pemberian antibiotik, di mana pilihan utama adalah benzil benzatin penisilin G. Terapi alternatif dapat menggunakan doxycycline, erythromycin, atau ceftriaxone. Evaluasi terapi dilakukan secara klinis dan serologi pada bulan ke-1, 3, 6, dan 12. Pasien dikatakan sembuh jika ada penurunan titer VDRL dan Rapid Plasma Reagin (RPR) sebanyak 4 kali lipat dalam 6 bulan.[1,21]

Stadium Primer, Sekunder atau Laten Awal

Obat pilihan pada sifilis stadium primer, sekunder atau laten awal adalah:

  • Benzil benzatin penicillin G (BPG) 2,4 juta IU injeksi intramuskuler dosis tunggal. Obat diberikan pada bokong, dapat dimasukkan sebagian pada setiap bokong ataupun keseluruhan dosis disuntikkan pada satu bokong

  • Procaine penicillin merupakan terapi lini kedua jika BPG tidak tersedia. Procaine penicillin diberikan 600.000 IU secara intramuskuler per hari, selama 10–14 hari

Pada pasien dengan gangguan perdarahan, pilihan terapinya adalah:

  • Ceftriaxone 1g intravena per hari selama 10 hari

  • Doxycycline 200 mg/hari per oral selama 14 hari

Doxycycline juga diberikan pada pasien yang alergi terhadap penicillin.[1,21]

Stadium Laten Lambat

Antibiotik pilihan untuk sifilis stadium laten lambat adalah BPG 2,4 juta IU diberikan secara intramuskuler setiap minggunya dalam 3 minggu berturut-turut, yaitu di hari ke-1, 8, dan 15.

Terapi lini kedua adalah procaine penicillin  600.000 IU secara intramuskuler selama 17-21 hari.

Jika pasien alergi terhadap penicillin, beberapa ahli menyarankan terapi desensitisasi penicillin karena bukti efikasi terapi non-penicillin belum adekuat. Pilihan lain adalah menggunakan doxycycline 200 mg/hari per oral selama 21-28 hari.[1,21]

Neurosifilis, Sifilis Aurikular, dan Sifilis Okular

Antibiotik pilihan untuk neurosifilis, sifilis aurikular, dan sifilis okular adalah benzil penicillin 18–24 juta IU intravena per hari, diberikan sebagai 3-4 juta IU setiap 4 jam selama 10-14 hari.

Pilihan terapi lini kedua adalah:

  • Ceftriaxone 1–2 g intravena per hari selama 10-14 hari
  • Procaine penicillin 1,2–2,4 juta IU intramuskuler per hari dikombinasikan dengan probenecid 500 mg diberikan 4 kali sehari. Regimen ini diberikan selama 10-14 hari[1]

Sifilis dalam Kehamilan

Pilihan antibiotik untuk ibu hamil dengan sifilis adalah:

  • Benzil benzatin penicillin G (BPG) 2,4 juta IU secara intramuskuler dosis tunggal
  • Procaine penicillin merupakan terapi lini kedua jika BPG tidak tersedia. Procaine penicillin diberikan 600.000 IU secara intramuskuler per hari, selama 10–14 hari[1]

Pilihan terapi lain menurut Panduan Praktik Klinis oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) adalah:

  • Erythromycin 500 mg per oral, 4 kali sehari. Terapi diberikan selama 14 hari untuk ibu hamil dengan sifilis stadium primer dan sekunder, atau 30 hari untuk sifilis laten
  • Erythromycin 500 mg per oral, 4 kali sehari, diberikan selama 30 hari untuk ibu hamil dengan sifilis stadium primer dan sekunder, atau lebih dari 30 hari untuk sifilis laten[21]

Sifilis dengan HIV

Berdasarkan rekomendasi CDC, tidak ada regimen sifilis yang lebih efektif untuk mencegah neurosifilis pada pasien dengan HIV positif dibandingkan dengan HIV negatif. Pasien dengan HIV memiliki risiko komplikasi neurologi pada sifilis stadium awal, sering mengalami kegagalan terapi, memiliki risiko lebih tinggi untuk reinfeksi, dan respon serologi lebih lambat dibandingkan dengan pasien tanpa infeksi HIV.[1,2]

Regimen terapi yang direkomendasikan untuk sifilis primer dan sekunder pada orang dewasa dengan HIV adalah sama dengan orang dewasa umumnya. Regimen yang dapat digunakan adalah benzil benzatin penicillin G 2,4 juta IU intramuskuler dosis tunggal. Regimen terapi yang direkomendasikan untuk sifilis laten yaitu benzil benzatin penicillin G 2,4 juta IU intramuskular dosis tunggal untuk sifilis laten awal, dan selama 3 minggu pada sifilis laten akhir.[1,2]

Sifilis Kongenital

Sifilis kongenital dapat diklasifikasikan menjadi empat, yaitu proven atau highly probable, possible, less likely, dan unlikely.

Pada proven, highly probable, atau possible, regimen yang direkomendasikan adalah:

  • Aqueous crystallinepenicillin G 100.000 hingga 150.000 IU/kg/hari diberikan 50.000 IU/kg/dosis intravena setiap 12 jam pada 7 hari pertama, dan setiap 8 jam pada hari selanjutnya hingga 10 hari

  • Procaine penicillin G 50.000 IU/kg intramuskuler setiap hari selama 10 hari

Pada sifilis kongenital kategori less likely, regimen yang direkomendasikan adalah benzil benzatin penicillin G 50.000 IU/kg intramuskuler dosis tunggal.

Pada sifilis kongenital kategori unlikely, tidak ada penatalaksanaan yang diperlukan. Benzil benzatin penicillin G 50.000 IU/kg intramuskular dapat dipertimbangkan apabila hasil tes nontreponema positif.[2,3,7]

Reaksi Jarisch Herxheimer

Pasca terapi dengan penicillin, mikroorganisme yang mati seringkali mengeluarkan sitokin inflamasi yang memicu terjadinya reaksi Jarisch Herxheimer. Gejala yang muncul meliputi sakit kepala, myalgia, demam, takikardia, dan malaise. Reaksi ini biasanya muncul dalam 24 jam setelah terapi diberikan. Penanganan untuk reaksi Jarisch Herxheimer adalah terapi suportif untuk mengurangi gejala yang muncul. Wanita hamil yang mengalami reaksi Jarisch Herxheimer perlu dipantau dengan ketat karena berisiko tinggi mengalami komplikasi pada kehamilan.[3,15]

Profilaksis Pasangan Seksual

Profilaksis antibiotik perlu diberikan pada individu yang memiliki kontak seksual dengan pasien positif sifilis pada stadium primer, sekunder, atau laten awal. Profilaksis sebaiknya diberikan dalam 90 hari pertama sejak kontak seksual. Regimen profilaksis yang disarankan adalah benzil benzatin penicillin G 2,4 juta IU intramuskuler dosis tunggal.[3,18]

Follow Up

Pada sifilis primer dan sekunder, pemeriksaan klinis dan serologi disarankan untuk diulang kembali 6-12 bulan setelah terapi dan dibandingkan dengan hasil pemeriksaan sebelumnya. Apabila gejala menetap atau hasil titer pemeriksaan nontreponema tetap atau meningkat 4 kali lipat selama 2 minggu, pasien dianggap mengalami kegagalan terapi atau reinfeksi. Pada keadaan ini, dilakukan evaluasi HIV dan pemberian terapi ulang dengan benzil benzatin penicillin G 2,4 juta IU/minggu intramuskuler, selama 3 minggu, kecuali bila terdapat bukti neurosifilis dari pemeriksaan cairan serebrospinal.[1,3]

Pada sifilis laten, pemeriksaan serologi nontreponema kuantitatif diulang setelah 6 bulan, 12 bulan, dan 24 bulan, serta diikuti dengan evaluasi terhadap pemeriksaan HIV. Pemeriksaan cairan serebrospinal dilakukan bila terdapat 4 kali peningkatan titer, titer tidak turun dalam 12-24 bulan setelah terapi, atau terbentuk tanda dan gejala sifilis. Bila hasil pemeriksaan cairan serebrospinal positif, maka pasien diterapi sesuai neurosifilis, namun bila negatif maka dilakukan terapi ulang benzil benzatin penicillin G 2,4 juta IU/minggu intramuskuler selama 3 minggu.[3,18]

Pada pasien dengan sifilis tersier ringan dan sifilis kardiovaskular, perlu dilakukan pemeriksaan berkala seumur hidup untuk memantau komplikasi yang terjadi.

Pada pasien dengan neurosifilis perlu dilakukan pemantauan berkala setiap 6 bulan selama minimal 3 tahun dengan pemeriksaan fisik, cairan serebrospinal, dan serologi. Bila terdapat pleiositosis pada cairan serebrospinal, pemeriksaan sebaiknya diulang setiap 6 bulan hingga jumlah sel normal. Bila jumlah leukosit pada cairan serebrospinal tidak turun dalam 6 bulan atau jumlah sel dan protein tidak normal kembali setelah 2 tahun, maka perlu dilakukan terapi kembali.[1,12,13]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Ricky Dosan

Referensi

1. Janier M, Unemo M, Dupin N, Tiplica GS, Potočnik M, Patel R. 2020 European guideline on the management of syphilis. J Eur Acad Dermatol Venereol. 2021 Mar;35(3):574-588. doi: 10.1111/jdv.16946. Epub 2020 Oct 22. PMID: 33094521.
2. Centers for Disease Control and Prevention. Syphilis Surveillance Supplement 2013-2017 Centers for Disease Control and Prevention. 2019. https://www.cdc.gov/nchhstp/atlas/
3. Tudor ME, Al Aboud AM, Gossman W. Syphilis. [Updated 2022 Jul 23]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534780/
7. Hussain SA, Vaidya R. Congenital Syphilis. [Updated 2022 Jan 19]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537087/
12. Roberts WC, Moore AJ, Roberts CS. Syphilitic aortitis: Still a current common cause of aneurysm of the tubular portion of ascending aorta. Cardiovasc Pathol. 2020;46:107175. doi: 10.1016/j.carpath.2019.107175.
13. Ha T, Tadi P, Dubensky L. Neurosyphilis. [Updated 2022 Jul 4]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK540979/
15. Dhakal A, Sbar E. Jarisch Herxheimer Reaction. [Updated 2022 Apr 28]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557820/
18. Chandrasekar PH. Syphilis. 2017. https://emedicine.medscape.com/article/229461-overview
21. PERDOSKI. Panduan praktik klinis. 2017. https://perdoski.id/uploads/original/2017/10/PPKPERDOSKI2017.pdf

Diagnosis Sifilis
Prognosis Sifilis

Artikel Terkait

  • Pendekatan Diagnostik Neuropati Perifer
    Pendekatan Diagnostik Neuropati Perifer
  • Red Flag Keringat Malam
    Red Flag Keringat Malam
  • Teknik Anamnesis Riwayat Kesehatan Seksual
    Teknik Anamnesis Riwayat Kesehatan Seksual
  • Lesi Makulopapular pada Sifilis Sekunder
    Lesi Makulopapular pada Sifilis Sekunder
  • Doxycycline sebagai Profilaksis Pasca Pajanan Infeksi Menular Seksual
    Doxycycline sebagai Profilaksis Pasca Pajanan Infeksi Menular Seksual

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibuat 16 Mei 2025, 18:49
Penurunan Titer VDRL 3 bulan setelah Pengobatan Sifil 1/8 menjadi 1 /2
Oleh: Anonymous
0 Balasan
Alo Dokter. Maaf izin bertanya dok, ada pasien sifilis pasca injeksi penisilin dan hasil titer nya setelah 3 bulan pengobatan turun dari 1/8 menjadi 1/2 dan...
Anonymous
Dibalas 07 Mei 2025, 10:32
Penurunan Titer VDRL dari 1/8 ke 1/4 di bulan ke 3
Oleh: Anonymous
6 Balasan
Alo Dokter. Izin bertanya dok, jika ada pasien sifilis saat di cek VDRL terjadi Penurunan Titer VDRL dari 1/8 ke 1/4 di bulan ke 3 pasca Injeksi Penisilin...
Anonymous
Dibalas 18 April 2025, 07:25
Apakah Tes VDRL dan RPR itu berbeda ? Atau sama ?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Maaf izin bertanya dok, pemeriksaan VDRL dan RPR itu apakah berbeda atau sama ? Untuk sifilis

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.