Patofisiologi Pemfigoid Bulosa
Patofisiologi pemfigoid bulosa diduga melibatkan proses autoimun subepidermal yang ditandai oleh pembentukan autoantibodi terhadap protein hemidesmosom, sehingga terjadi aktivasi komplemen dan rekrutmen sel inflamasi. Proses ini menyebabkan pelepasan protease dan kerusakan membran basal dermoepidermal, menghasilkan bula tegang berisi cairan serosa.[1,9,10]
Peran Autoantibodi
Pemfigoid bulosa terutama dipicu oleh autoantibodi terhadap bullous pemphigoid 180 (BPAG2) dan bullous pemphigoid 230 (BPAG1), protein struktural yang penting untuk perlekatan dermo–epidermal. Hampir semua pasien memiliki autoantibodi IgG terhadap BP180, khususnya pada domain NC16a, dengan kadar serum yang berkorelasi dengan aktivitas penyakit.[9,10]
Subkelas IgG4 merupakan bentuk yang paling dominan, meski perannya cenderung melalui mekanisme non-komplemen. Kadar IgE yang tinggi, termasuk IgE anti-BP180 dan anti-BP230, juga berperan dan berkorelasi dengan keparahan penyakit, bahkan dapat menimbulkan lesi mirip pemfigoid bulosa pada model eksperimental. IgE juga dapat membentuk kompleks imun di kulit yang mengaktifkan sel mast dan eosinofil.[9,10]
Sel Inflamasi dalam Pembentukan Bula
Sel-sel inflamasi memiliki peran penting dalam pembentukan bula. Sel mast yang berinfiltrasi dan mengalami degranulasi pada lesi pemfigoid bulosa melepaskan sitokin serta protease yang merusak sawar epitel dan merekrut neutrofil serta eosinofil.
Neutrofil berkontribusi melalui pelepasan protease dan sangat penting dalam pembentukan bula pada model hewan. Eosinofil melimpah pada darah maupun lesi kulit, berkorelasi dengan tingkat keparahan, dan berperan melalui pelepasan sitokin, kemokin, oksidan, granula toksik, serta produksi IL-31 yang memicu pruritus.[9,10]
Inflamasi Tipe 2 dan Sitokin
Lesi pemfigoid bulosa ditandai oleh peningkatan sitokin tipe 2 (IL-4, IL-5, IL-13) dan kemokin (CCL11, CCL26, CCL13, CCL17) yang mengorkestrasi rekrutmen dan aktivasi eosinofil. IL-4 dan IL-13 juga meningkatkan aktivasi sel mast, menginduksi pergantian kelas imunoglobulin ke IgE/IgG4, serta menstimulasi neuron sensorik melalui IL-4Rα, yang mengaitkan imun tipe 2 dengan pruritus kronis. IL-4 tampak lebih dominan dibanding IL-13 dalam memicu aktivasi sel mast dan ekspresi gen inflamasi.[9,10]
Komorbiditas Neurologis
Komorbiditas neurologis sering ditemukan pada pemfigoid bulosa, dengan hubungan autoantibodi anti-BP180/230 terhadap penyakit Alzheimer, Parkinson, dan stroke. Meskipun jalur neuroimun sudah jelas pada penyakit inflamasi tipe 2 lain, perannya secara langsung pada pemfigoid bulosa masih belum pasti.[3]