Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Pemfigoid Bulosa annisa-meidina 2025-10-23T11:12:25+07:00 2025-10-23T11:12:25+07:00
Pemfigoid Bulosa
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Pemfigoid Bulosa

Oleh :
dr.Dizi Bellari Putri
Share To Social Media:

Pemfigoid bulosa merupakan penyakit autoimun kronis yang ditandai dengan gatal dan terbentuknya lepuhan atau bula tegang akibat kerusakan pada pertemuan dermoepidermal yang dimediasi oleh autoantibodi. Patofisiologinya belum sepenuhnya dipahami, namun erat kaitannya dengan interaksi kompleks antara autoantibodi dan respons inflamasi tipe 2 yang berujung pada kerusakan jaringan, pembentukan bula, serta pruritus kronis.[1,2]

Faktor risiko pemfigoid bulosa dapat berupa reaksi akibat obat, predisposisi genetik, dan faktor lingkungan (trauma, paparan UV, radioterapi). Faktor risiko lain meliputi usia lanjut, penggunaan obat-obatan seperti diuretik, antibiotik seperti amoxicillin, obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), atau inhibitor DPP-4 seperti sitigliptin, adanya penyakit neurologis penyerta, serta penyakit autoimun atau inflamasi lain.[1–3]

Pemfigoid Bulosa

Pemfigoid bulosa tergolong jarang namun memiliki dampak klinis signifikan, terutama pada usia lanjut. Secara global, insidensinya diperkirakan 34,2 kasus per 1 juta orang per tahun, dengan angka lebih tinggi di Eropa (10,3 per juta) dibandingkan Asia (5,6 per juta). Risiko meningkat pada individu usia di atas 70 tahun.[1,5,6]

Secara klinis, pemfigoid bulosa ditandai dengan bula besar dan tegang yang sering timbul di atas dasar eritema atau urtikaria, terutama pada pasien lansia. Pruritus kronis sering mendahului pembentukan bula selama beberapa minggu hingga bulan. Lesi dapat terbatas pada ekstremitas bawah, area fleksural, telapak tangan, telapak kaki, genital, atau abdomen, namun juga dapat menyebar luas.[1–3]

Terapi utama pemfigoid bulosa adalah kortikosteroid topikal potensi tinggi untuk kasus terbatas, sedangkan kortikosteroid sistemik atau agen imunosupresif digunakan pada penyakit luas. Terapi biologis seperti rituximab, omalizumab, dan dupilumab bisa dipilih pada kasus refrakter. Perawatan suportif berupa manajemen luka, kebersihan kulit, dan pencegahan infeksi tetap penting bagi semua pasien.[1–3]

Referensi

1. Baigrie D, Nookala V. Bullous Pemphigoid. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2025. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK535374/
2. Cohen AD, et al. Bullous Pemphigoid Treatment & Management. Medscape. 2025; https://emedicine.medscape.com/article/1062391-treatment
3. Myers EL, Culton DA. A Narrative Review of Pemphigoid Diseases: Bridging Associations, Comorbidities, and Management. Dermatol Ther (Heidelb). 2025 Jul;15(7):1755-1770. doi: 10.1007/s13555-025-01444-9.
5. Persson MSM, Begum N, Grainge MJ, Harman KE, Grindlay D, Gran S. The global incidence of bullous pemphigoid: a systematic review and meta-analysis. Br J Dermatol. 2022 Mar;186(3):414-425. doi: 10.1111/bjd.20743.
6. Persson MSM, Harman KE, Vinogradova Y, Langan SM, Hippisley-Cox J, Thomas KS, Gran S. Incidence, prevalence and mortality of bullous pemphigoid in England 1998-2017: a population-based cohort study. Br J Dermatol. 2021 Jan;184(1):68-77. doi: 10.1111/bjd.19022.

Patofisiologi Pemfigoid Bulosa
Diskusi Terbaru
dr. Hudiyati Agustini
Dibalas kemarin, 09:40
Langkah Mudah untuk Gunakan Alomedika AI
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter. Dokter, bayangkan kalau pertanyaan rumit bisa dijawab dalam sekejap — itu dia kelebihan fitur Alomedika AI! Cara pakainya gampang, Dok. Ini...
dr. Ismayuni Sumira
Dibalas kemarin, 02:03
Golden time pemberian ATS setelah tertusuk paku berkarat
Oleh: dr. Ismayuni Sumira
5 Balasan
Alo Dokter, berapa jam golden time pemberian ATS setelah tertusuk paku berkarat? mohon sharingnya dok 🙏
Anonymous
Dibalas 23 Oktober 2025, 13:56
Bengkak pada mata tiba-tiba. Diagnosisnya apa ya?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo Dokter, izin diskusi dok. Pasien anak usia 4 tahun laki2 dengan keluhan bengkak pada mata kanan seperti pada foto yang baru disadari orang tua sejak pagi...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.