Diagnosis Jerawat
Diagnosis jerawat (acne vulgaris) dapat ditegakkan berdasarkan anamnesa perjalanan penyakit dan juga melihat gambaran klinis, namun pemeriksaan laboratorium untuk melihat kadar androgen dan juga kultur dari lesi kulit dapat dilakukan dalam beberapa keadaan tertentu.
Anamnesis
Pada anamnesis pasien dengan jerawat (acne vulgaris) keluhan utama biasanya adalah bintil merah pada wajah atau punggung yang disertai gejala lokal seperti rasa nyeri dan kemerahan, sedangkan gejala sistemik hampir tidak pernah ada. Gejala lain yang mungkin dikeluhkan pasien adalah adanya bekas jerawat berupa cekungan pada kulit sehingga kulit terlihat tidak rata.
Jerawat dengan tingkat keparahan yang berat dapat disertai dengan tanda dan gejala sistemik seperti demam dan dapat dikaitkan dengan kasus acne fulminans.
Jerawat dengan tingkat keparahan yang berat (ditandai dengan beberapa komedo yang saling berhubungan dan abses) tanpa adanya gejala sistemik dikenal sebagai acne conglobata.
Acne vulgaris dapat menimbulkan dampak psikologis pada penderita, tidak terkait berapapun tingkat keparahannya. [2,13]
Pemeriksaan Fisik
Manifestasi klinis dari jerawat (acne vulgaris) dapat muncul pada sebaran sebasea (wajah, dada bagian atas, punggung) dan dapat dikategorikan sebagai berikut:
- Komedo : terdiri dari komedo tertutup (whitehead) dan komedo terbuka (blackhead), tidak disertai tanda inflamasi
- Papul : benjolan yang timbul dan dapat disertai tanda inflamasi
- Pustul : benjolan yang timbul terdapat tanda inflamasi disertai nanah atau pus
- Nodul : benjolan berukuran lebih besar dari 5mm, sering disertai komedo multipel, terdapat tanda inflamasi
- Kistik : disertai dengan gambaran nodul. [14]
The American Academy of Dermatology Acne Consensus Conference (ACC) mengklasifikasikan jerawat berdasarkan tingkat keparahanya, dihitung dari jumlah dan tipe lesi yang muncul.
Tabel 1 Derajat Keparahan Jerawat (Acne Vulgaris) Menurut ACC
Grade | Description | |
papules and pustules | Noduls | |
Mild | few to several | None |
Moderate | several to many | few to many |
Severe | numerous/extinsive | Many [14] |
The Agency for Healthcare Research and Quality mengembangkan klasifikasi dari ACC dengan menambahkan perhitungan spesifik dari jumlah komedo, lesi inflamasi, pseudokista dan jumlah total lesi. Klasifikasi ini disebut dengan The Combined Acne Severity Classification (CASS)
Tabel 2. The Combined Acne Severity Classification
Grade | Description | |||
Comedones | Inflammatory lesions | total lesion count | pseudocysts | |
Mild | <20 | <15 | <30 | none |
Moderate | 20-100 | 15-50 | 30-125 | none |
Severe | >100 | >50 | >125 | >5 |
Diagnosis Banding
Diagnosis banding jerawat (acne vulgaris) jarang diperlukan karena ujud kelainan kulit biasanya cukup jelas. Diagnosis banding mungkin diperlukan untuk menentukan bentuk spesifik pada kasus yang parah.
Acne Conglobata
Acne conglobata adalah suatu bentuk jerawat nodulokistik yang parah ditandai dengan adanya abses dan sinus yang saling berhubungan (saluran di bawah kulit), menghasilkan bekas luka / skar hipertrofi dan atrofi, kadang disertai dengan kumpulan makrokomedo dan kista yang diisi oleh pus berbau [15]
Acne Fulminans
Acne fulminan, atau biasa disebut dengan acne maligna, awalnya dikenal dengan sebutan acute febrile ulcerative acne conglobata, tanda yang utama berupa onset yang mendadak, acne dengan ulser yang parah, demam dan poliartritis [16]
Acne Koleidalis Nuclei (AKN)
Acne koleidalis nuclei adalah suatu kondisi inflamasi kronis yang ditandai dengan papula dan pustula berbasis folikel yang akan membentuk plak fibrotik, papul dan alopesia. AKN biasanya terjadi pada kulit kepala regio oksipital dan daerah posterior leher dan berkembang hampir secara eksklusif pada pemuda Afrika-Amerika. Lesi AKN tidak muncul sebagai hasil dari acne vulgaris melainkan folikulitis [17,18]
Manifestasi Dermatologi dari Tuberous Sclerosis Complex
Tuberous Sclerosis Complex (TSC) adalah kelainan genetik yang menyebabkan sindrom neurocutaneus ditandai dengan multipel hamartoma yang tersebar di seluruh tubuh terutama pada otak, kulit, retina, ginjal, jantung dan paru [2]. Trias TSC adalah lesi kulit, kejang epileptic, dan retardasi mental [19].
Acneiform Eruptions
Acneiform eruptions adalah penyakit kulit yang menyerupai acne vulgaris namun tidak banyak terdapat komedo pada jenis ini. Lesi berupa papulopustular dan nodulokistik. Timbul akibat infeksi, gangguan metabolism dan hormonal, kelainan genetic dan reaksi obat. [20]
Folikulitis
Folikulitis adalah inflamasi pada folikel rambut. Predileksi umum di daerah jenggot, lengan, punggung, bokong dan kaki. [21]
Dermatitis Perioral
Dermatitis perioral merupakan dermatitis fasial kronis dengan gambaran papulopustular, sering terjadi pada wanita dan anak. [22]
Rosacea
Rosacea adalah penyakit yang umum ditandai dengan kemunculan sementara atau permanen dari eritema fasial, telangiectasia, papula dan pustule. [23]
Hiperplasia Sebasea
Hiperplasia sebasea adalah pembesaran kelenjar sebasea pada dahi atau pipi dan sering terjadi pada usia pertengahan dan usia tua. [24]
Syringoma
Syringoma adalah neoplasma adneksa jinak yang dibentuk dari berbagai diferensiasi elemen ductal. [25]
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis jerawat (acne vulgaris) umumnya dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinis. Pemeriksaan penunjang jarang diperlukan dalam diagnosis jerawat.
Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada pasien acne jika dicurigai adanya hiperandrogenisme. Pada pasien dengan tanda virilisasi perlu pemeriksaan lengkap dari level testosterone seperti testosteron bebas, DHEA-S, hormon luteinizing, dan follicle-stimulating hormone.
Kultur dari lesi kulit dapat menyingkirkan kemungkinan folikulitis gram negatif, dilakukan jika pasien tidak merespon pengobatan atau perbaikan tidak dapat dipertahankan. [1,2,26]