Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Patofisiologi Kraniosinostosis general_alomedika 2021-05-10T16:17:53+07:00 2021-05-10T16:17:53+07:00
Kraniosinostosis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Kraniosinostosis

Oleh :
dr.Krisandryka
Share To Social Media:

Patofisiologi kraniosinostosis adalah penutupan prematur sutura antartulang kranium yang dapat terjadi secara primer dan sekunder. Kraniosinostosis primer terjadi apabila tidak disertai kelainan lain, sedangkan tipe sekunder umumnya disebabkan oleh kegagalan pertumbuhan otak atau pemasangan shunt pada hidrosefalus.

Perkembangan Kranium Normal

Osifikasi kranium dimulai dari bagian tengah masing-masing tulang ke bagian perifer, yakni sutura antara kranium. Pertumbuhan kranium berlangsung tegak lurus dari masing-masing sutura. Faktor utama yang menjaga sutura tetap terbuka adalah perkembangan otak. Berikut susunan sutura pada kranium:

  • Sutura koronal memisahkan dua os frontal dari os parietal
  • Sutura metopik memisahkan os frontal
  • Sutura sagital memisahkan dua os parietal
  • Sutura lambdoid memisahkan os oksipital dari 2 os parietal[2]

Kraniosinostosis Primer

Pada kraniosinostosis primer, sutura menutup secara prematur tanpa penyakit lain mendasari. Jika lebih dari satu sutura menutup selagi pertumbuhan otak masih berlangsung, dapat terjadi peningkatan tekanan intrakranial.[2]

Penutupan sutura prematur akan mengubah bentuk kepala dan menyebabkan kelainan bentuk kepala, sebagai berikut:

  • Scaphocephaly–sutura sagital

  • Anterior plagiocephaly–salah satu sutura koronal

  • Brachycephaly–sutura koronal bilateral

  • Posterior plagiocephaly–salah satu sutura lambdoid

  • Trigonocephaly–sutura metopik[2]

Kraniosinostosis Sekunder

Kraniosinostosis sekunder lebih sering dijumpai dibandingkan dengan kraniosinostosis primer. Penyebab tersering kraniosinostosis sekunder adalah kegagalan primer pertumbuhan otak. Secara fisiologis, pertumbuhan ukuran otak akan mendorong tulang-tulang kranium dan meregangkan sutura antartulang. Penyebab lainnya adalah penyakit sistemik yang memengaruhi metabolisme tulang.[2]

Umumnya, tekanan intrakranial normal pada kraniosinostosis sekunder dan tidak memerlukan pembedahan. Kegagalan pertumbuhan otak mengakibatkan mikrosefali.[2]

Klasifikasi Kraniosinostosis

Kraniosinostosis dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Berdasarkan Etiologi

  • Kraniosinostosis primer: defek primer proses osifikasi
  • Kraniosinostosis sekunder: penyakit lain yang mengakibatkan disfungsi hematologik/metabolik, kegagalan pertumbuhan otak, pasca shunt pada anak dengan hidrosefalus

Berdasarkan Ada Tidaknya Sindrom Lain

  • Kraniosinostosis sindromik: kraniosinostosis berupa bagian dari sindrom tertentu, seperti sindrom Apert, Crouzon, Pfeiffer, Muenke
  • Kraniosinostosis nonsindromik: kraniosinostosis merupakan kelainan tersendiri

Berdasarkan Jumlah Sutura yang Terlibat

  • Kraniosinostosis simpel: hanya satu sutura yang menutup secara prematur
  • Kraniosinostosis kompleks: lebih dari satu sutura menutup secara prematur[1,4]

 

Referensi

1. Kajdic N, Spazzapan P, Velnar T. Craniosynostosis - Recognition, clinical characteristics, and treatment. Bosn J Basic Med Sci. 2018;18(2):110-116. doi:10.17305/bjbms.2017.2083. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5988529/
2. Sheth RD. 2018. Pediatric Craniosynostosis. https://emedicine.medscape.com/article/1175957-overview
4. Buchanan EP, Xue Y, Xue AS, et al. Multidisciplinary care of craniosynostosis. J Multidiscip Healthc. 2017;10:263-270. https://doi.org/10.2147/JMDH.S100248

Pendahuluan Kraniosinostosis
Etiologi Kraniosinostosis
Diskusi Terbaru
Anonymous
Hari ini, 20:31
Ureteritis pada anak
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Izin bertanya apakah ureteritis pada anak usia 7 tahun bisa dirujuk? Anak sdh mendapat 1x pengobatan lalu sudah sembuh, sekarang keluhan yang...
Anonymous
Hari ini, 18:16
Penggunaan NEUROBAT FORTE injeksi
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, izin bertanya sesuai pengalaman dokter sekalian. Di klinik umum, apakah indikasi penggunaan Neurobat forte? Apakah lazim bila kita berikan pada...
dr. Gabriela Widjaja
Kemarin, 16:35
Fit/Unfit to Work akibat Kondisi Mental - Kedokteran Okupasi Ask the Expert
Oleh: dr. Gabriela Widjaja
1 Balasan
Alo dr Fani, SpOK. Untuk pasien yang mengalami gangguan mental akibat lingkungan kerja, penilaian apa saja yang harus dipertimbangkan hingga kita bisa...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.