Indikasi dan Dosis Vaksin Polio
Indikasi vaksin polio di Indonesia berdasarkan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia tahun 2017 dengan dosis pertama saat setelah lahir, dosis kedua saat usia 2 bulan, dosis ketiga saat usia 3 bulan, dan dosis keempat saat usia 4 bulan.
Vaksin Polio Anak
Sesuai dengan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Tahun 2017, indikasi pemberian vaksin polio oral OPV-0 diberikan saat/ dekat waktu lahir, kemudian polio-1 saat bayi berusia 2 bulan, polio-2 saat usia 3 bulan, dan polio-3 saat usia 4 bulan. Vaksin polio-1 diberikan bersamaan dengan Hepatitis B, DTP, Hib, PCV dan Rotavirus. Vaksin polio-2 diberikan bersamaan dengan Hepatitis B, DTP dan Hib. Vaksin polio-3 diberikan bersamaan dengan vaksin Hepatitis B, DTP, Hib, PCV dan Rotavirus. Rekomendasi polio booster saat anak berusia 18 bulan.
Pemberian Vaksin Polio-0
Bila pasien lahir di rumah, segera beri dosis vaksin polio oral-0. Bila pasien lahir di sarana kesehatan, OPV-0 diberikan saat bayi akan dipulangkan
Pemberian Vaksin Polio-1, Polio-2, dan Polio-3
Untuk vaksin polio-1, polio-2, dan polio-3 dapat diberikan vaksin polio oral atau inaktif. Pasien paling sedikit harus mendapat satu dosis vaksin inaktif saat pemberian OPV-3.[13]
Penghentian Vaksin OPV
Rekomendasi IDAI masih menyarankan penggunaan vaksin OPV dengan setidaknya satu dosis vaksin inaktif. Di sisi lain, WHO menyarankan untuk menggantikan vaksin OPV menjadi vaksin inaktif karena risiko vaccine-associated paralytic poliomyelitis (VAPP) dan infeksi vaccine derived poliovirus (VDPV) pada penggunaan vaksin oral. Penghentian ini dimulai dengan fase transisi untuk mengganti vaksin OPV trivalen yang berisi virus polio serotipe 1-3 menjadi vaksin OPV bivalen yang hanya berisi virus polio serotipe 1 dan 3.
Penggantian vaksin trivalen menjadi bivalen pada fase transisi ini dikarenakan virus polio serotipe 2 sudah berhasil dieradikasi. Selain itu, komponen virus polio serotipe 2 pada vaksin OPV trivalen merupakan penyebab utama efek samping vaksin OPV. Dengan demikian, penggunaan vaksin bivalen akan mengurangi risiko efek samping pada anak.
Vaksin Polio Dewasa
Vaksinasi polio rutin untuk dewasa tidak diperlukan, sebagian besar sudah diberikan vaksinasi saat anak-anak dan risiko pemaparan minimal. Namun terdapat beberapa orang yang memiliki risiko paparan virus polio dan sebaiknya diberikan vaksinasi. Pasien dengan faktor risiko berikut disarankan mendapatkan vaksin polio:
- Rencana berkunjung ke daerah dengan endemik atau epidemik polio
- Berdekatan dengan komunitas atau kelompok populasi yang terkena penyakit dari virus polio liar
- Pekerja laboratorium yang bekerja menggunakan spesimen yang mungkin mengandung virus polio
- Pekerja kesehatan yang memiliki kontak dengan pasien yang mungkin mengeluarkan virus polio
- Dewasa yang belum pernah mendapatkan vaksin polio, tetapi anaknya akan diberikan vaksin polio oral
Pasien dewasa dengan risiko tinggi memerlukan pemberian IPV antara satu hingga tiga kali, tergantung dari berapa banyak dosis yang sudah diterima dulu saat anak-anak:
-
Dewasa yang belum pernah mendapatkan vaksin sebaiknya mendapatkan tiga dosis IPV
- Dua dosis pertama diberikan dengan jarak 1 hingga 2 bulan
- Dosis ketiga diberikan 6 hingga 12 bulan sejak dosis kedua
- Dewasa yang sudah mendapatkan satu atau dua dosis polio sebelumnya sebaiknya menerima dua dosis akhir vaksin polio
- Dewasa yang sudah mendapatkan tiga atau lebih dosis vaksin hanya memerlukan dosis booster[3,14]