Indikasi dan Dosis Faktor VII
Indikasi faktor VII adalah sebagai faktor koagulasi yang diberikan pada pasien dengan hemofilia. Dosis disesuaikan dengan berat badan pasien.
Indikasi
Indikasi faktor VII secara lengkap, yaitu:
- Terapi episode perdarahan pada pasien hemofilia A atau B dengan inhibitor faktor VIII atau faktor IX, dan pada pasien dengan hemofilia yang didapat (acquired hemophilia)
- Pencegahan perdarahan pada pasien hemofilia A atau B dengan inhibitor faktor VIII atau faktor IX atau hemofilia yang didapat (acquired hemophilia) yang akan menjalani pembedahan
- Sebagai terapi episode perdarahan pada pasien dengan defisiensi faktor VII kongenital
- Pencegahan perdarahan pada pasien defisiensi faktor VII kongenital yang akan menjalani proses pembedahan
- Glanzmann thrombasthenia[2,6]
Penggunaan rekombinan faktor VIIa pada pasien nonhemofilia masih bersifat “off label” atau belum disetujui, misalnya untuk perdarahan masif akibat trauma, perdarahan pasca operasi, perdarahan postpartum, perdarahan intraserebral spontan, perdarahan pasien dengan gangguan fungsi hepar, dan akibat overdosis warfarin.[3]
Dosis
Rekombinan faktor VIIa dapat diberikan secara bolus ataupun infus kontinu. Pemberian infus rekombinan faktor VII secara kontinu dapat mengurangi dosis rekombinan total hingga 50-75%, namun hanya digunakan dalam manajemen perioperatif pada operasi mayor.[1]
Rekombinan faktor VIIa juga dapat diberikan secara bolus lambat, kurang lebih 2-5 menit. Dosis maksimal yang dapat ditoleransi masih belum ditentukan, namun pemberian dosis harian > 900 mcg/kg memiliki risiko komplikasi tromboemboli lebih tinggi. Penyesuaian dosis diperlukan bila pasien telah mendapat terapi prokoagulan lainnya.[6]
Pasien Hemofilia Yang Mengalami Perdarahan
Dosis rekombinan faktor VIIa yang direkomendasikan adalah 90 mcg/kg diberikan melalui bolus intravena setiap 2 jam hingga target hemostasis tercapai, atau hingga terapi dianggap tidak adekuat. Dosis antara 35–120 mcg/kg dilaporkan efektif. Pemberian dosis dan jarak pemberian dapat disesuaikan dengan tingkat keparahan perdarahan dan derajat hemostasis yang tercapai. Dosis minimal dan maksimal yang efektif belum ditentukan.[2]
Pasien Hemofilia Yang Menjalani Prosedur Pembedahan
Dosis awal 90 mcg/kgBB diberikan sebelum prosedur pembedahan. Pada pasien yang melakukan prosedur pembedahan minor, dosis setelah pembedahan dapat diberikan dengan interval 2 jam selama 48 jam pertama, dilanjutkan dengan interval 2-6 jam hingga proses penyembuhan luka tercapai.
Pada pasien yang menjalani prosedur pembedahan mayor, dosis bolus dapat diberikan pasca operasi dengan interval 2 jam selama 5 hari, kemudian dengan interval 4 jam hingga proses penyembuhan luka terjadi.[2]
Pada operasi emergensi, dosis 120 mcg/kg/dosis dapat diberikan preoperatif. Kemudian, dilanjutkan dengan 90-120 mcg/kg/dosis setiap 2 jam pada hari ke-1; setiap 3 jam hari ke-2; setiap 4 jam pada hari ke-3 hingga ke-5; dan setiap 6 jam selama hari ke-6 hingga ke-14.[9]
Dosis Anak:
Bagi anak-anak yang mengidap hemofilia yang menjalani prosedur operasi, dosis 120-150 mcg/kg/dosis direkomendasikan, kemudian dapat diulang setiap 3-6 jam selama 24 jam.
Pada operasi yang perlu dilakukan dengan segera, dosis 150 mcg/kg/dosis dapat diberikan preoperatif. Dosis dilanjutkan dengan 90-120 mcg/kg/dosis setiap 2 jam pada hari pertama pasca operasi; setiap 3 jam pada hari ke-2 pasca operasi; setiap 4 jam pada hari ke-3 hingga ke-5 pasca operasi; dan setiap 6 jam pada hari ke-6 hingga ke-14 pasca operasi.[9]