• Reaksi hipersensitivitas terhadap salah satu komponen dari vaksin
• Reaksi berat setelah mendapatkan vaksin sebelumnya, misalnya ensefalopati dalam 7 hari setelah mendapatkan vaksin tanpa diketahui penyebab lain
• Untuk imunisasi, TT sebaiknya tidak diberikan pada pasien memiliki demam atau infeksi akut. Namun pada kondisi infeksi ringan (misalnya infeksi saluran pernapasan atas) dan untuk profilaksis tetanus darurat tetap bisa diberikan
• Vaksin tetanus tidak diberikan pada keadaan infeksi tetanus akut. Vaksin bisa diberikan setelah dinyatakan sembuh dari infeksi[1,4]

Risiko sindrom Guillain-Barre (GBS) tidak meningkat pada pemberian TT dan oleh karena itu riwayat GBS bukan merupakan kontraindikasi. Namun kejadian GBS dalam 6 minggu setelah pemberian TT merupakan suatu peringatan dan harus dipertimbangkan sebelum mendapatkan dosis berikutnya.[14]

Peringatan

Pasien yang akan mendapatkan imunisasi tetanus toksoid (TT) harus dipastikan tidak memiliki kontraindikasi terhadap zat aluminium. Apabila terdapat kontraindikasi maka dipakai sediaan TT murni.[11]

Pasien dengan luka rentan tetanus harus mendapatkan proteksi meskipun luka terlihat ringan. Imunisasi TT tidak boleh diberikan pada pasien dengan infeksi tetanus aktif. Tetanus toksoid tidak direkomendasikan lagi sebagai imunisasi primer terhadap tetanus. Lokasi injeksi TT sebaiknya di daerah anterolateral paha atau otot deltoid lengan atas. Injeksi pada gluteus dihindari karena risiko trauma pada saraf atau pembuluh darah besar. Pada pasien dengan gangguan koagulasi, injeksi dilakukan secara subkutan.[6,11,14]

Pasien dalam pengobatan imunosupresan, kelainan genetik, infeksi HIV, atau penyebab lain yang menyebabkan penurunan respon imun mungkin akan mengalami penurunan reaksi antibodi terhadap pemberian TT. Meskipun demikian, kondisi imunosupresi bukan kontraindikasi, dan imunisasi tetap diberikan sesuai jadwal.[6,11]