Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Farmakologi Brolucizumab monika-natalia 2023-01-02T14:48:56+07:00 2023-01-02T14:48:56+07:00
Brolucizumab
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Farmakologi Brolucizumab

Oleh :
dr.Trisni Untari Dewi Sp.FK
Share To Social Media:

Farmakologi brolucizumab merupakan inhibitor vascular endothelial growth factor (VEGF) yang berupa subunit fungsional terkecil fragmen antibodi rantai tunggal manusia dari semua isoform endotel vaskular faktor pertumbuhan-A (VEGF-A).

Brolucizumab yang terikat pada tiga isoform mayor VEGF-A (VEGF 110, VEGF 121, dan VEGF 165) mencegah ikatannya dengan reseptor VEGFR-1 dan VEGFR-2. Farmakokinetik brolucizumab berbeda dengan anti-VEGF lainnya, seperti aflibercept dan ranibizumab, terkait berat molekulnya yang lebih rendah, stabilitas dan solubilitas obat yang mempengaruhi farmakokinetik obat.[3,7,15]

Farmakodinamik

Hambatan brolucizumab terhadap VEGF-A menyebabkan penekanan proliferasi sel endotel, penurunan neovaskularisasi patologik dan permeabilitas vaskular. Efek hambatan tersebut menyebabkan penghambatan kebocoran darah dan cairan dari neovaskularisasi koroid (CNV) yang dapat menyebabkan penebalan retina atau edema sehingga penurunan ketajaman penglihatan tidak terjadi.[1-4,6-8]

Brolucizumab memiliki kapasitas ikatan penuh pada targetnya dan memiliki berat molekul terkecil (26 kDa) diantara anti-VEGF lainnya, yakni 4 kali lebih rendah dibandingkan aflibercept dan 1,8 kali lebih rendah dari ranibizumab. Oleh karena itu, penetrasi brolucizumab juga lebih efektif ke dalam retina dan koroid.

Stabilitas dan solubilitas obat brolucizumab yang baik memungkinkan obat dapat mencapai dosis yang lebih tinggi, yakni 12 kali lebih tinggi dibandingkan aflibercept dan 22 kali lebih tinggi dibandingkan ranibizumab, pada penggunaan brolucizumab dosis tunggal 50 mikroliter yang diberikan secara intravitreal.

Brolucizumab telah disetujui penggunaannya oleh Food and Drug Administration (FDA) untuk tata laksana neovascular age-related macular degeneration (nAMD) serta diabetic macular edema (DME).[3,15,16]

Farmakokinetik

Farmakokinetik brolucizumab terdiri dari aspek absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresinya.

Absorpsi

Setelah pemberian brolucizumab intravitreus dengan dosis tunggal 6 mg pada pasien AMD, kadar rata-rata maksimum (Cmax) brolucizumab bebas atau yang tidak terikat oleh VEGF-A di plasma adalah 49 ng/mL (9-548 ng/mL).

Kadar tersebut menetap sampai waktu 24 jam setelah injeksi dan menurun mendekati atau kurang dari 0,5 ng/mL (batas bawah nilai pengujian) setelah 4 minggu dosis diberikan berulang serta tidak terdapat akumulasi pada serum yang diamati pada sebagian besar pasien.

Studi perbandingan yang dilakukan pada hewan monyet yang diberikan brolucizumab intravitreus dan aflibercept disimpulkan waktu mencapai kadar maksimum pada retina adalah 1–6 jam pada brolucizumab dan 24 jam pada aflibercept.[3,4,8]

Distribusi

Dikarenakan pengumpulan sampel retina, retinal pigment epithelium (RPE), dan jaringan terkait lainnya sulit dilakukan, studi mengenai distribusi obat brolucizumab pada jaringan mata manusia belum tersedia hingga kini.[7,8]

Metabolisme

Metabolisme brolucizumab belum diketahui secara sepenuhnya. Metabolisme yang diamati dari studi yang dilakukan diduga terjadi melalui proteolisis.[4,7,8]

Ekskresi

Setelah injeksi secara intravitreal, brolucizumab dieliminasi dengan waktu paruh sistemik 4,4 hari. Ekskresi sistemik brolucizumab terjadi cepat diduga karena ukuran molekulnya yang kecil dan absennya domain fragment crystallizable (Fc).

Konsentrasi umumnya mendekati atau di bawah batas kuantitas (<0,5 ng/ml) sekitar 4 minggu setelah pemberian dosis pada sebagian besar pasien. Brolucizumab tidak terakumulasi dalam serum ketika diberikan secara intravitreal setiap 4 minggu sekali.[3,7,8]

Referensi

1. Dugel PU, Singh RP, Koh A, Ogura Y, Weissgerber G, Gedif K, et al. HAWK and HARRIER: ninety-six-week out-comes from the phase 3 trials of brolucizumab for neovascular age-related macular degeneration. Ophthalmology, 2021;128:89–99.
2. Dugel PU, Koh A, Ogura Y, Jaffe GJ, Schmidt-Erfurth U, Brown DM, et al. HAWK and HARRIER: phase 3, multicenter, randomized, double-masked trials of brolucizumab for neovascular age-related macular degeneration. Ophthalmology, 2020;127, 72– 84.
3. Tadayoni R, et al. Brolucizumab: A Newly Developed Anti-VEGF Molecule for the Treatment of Neovascular Age-Related Macular Degeneration. Ophthalmologica, 2021;244:93–101
4. FDA. Beovu Highlights Prescribing Information. 2019.https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2019/761125s000lbl.pdf
6. Motevasseli T, Mohammadi S, Abdi F, Freeman WR. Side Effects of Brolucizumab. J Ophthalmic Vis Res, 2021;16(4):670–675
7. Medscape. Brolucizumab Intravitreal (Rx). https://reference.medscape.com/drug/beovu-brolucizumab-intravitreal-1000350
8. Beovu. EMA (European Medicines Agency). 2022. https://www.ema.europa.eu/en/medicines/human/EPAR/beovu#product-information-section
15. Yannuzzi NA, Freund KB. Brolucizumab: evidence to date in the treatment of neovascular age-related macular degeneration. Clinical Ophthalmology, 2019;13:1323-29
16. Escher D, Schmidt A, Steiner P, Maurer P, Weissgerber G. Single-chain antibody fragments in ophthalmology. Presented at EURETINA, September 17–20, 2015, Nice, France.

Pendahuluan Brolucizumab
Formulasi Brolucizumab

Artikel Terkait

  • Brolucizumab untuk Terapi Wet Age-related Macular Degeneration
    Brolucizumab untuk Terapi Wet Age-related Macular Degeneration
  • Efikasi Suplemen Lutein pada Penyakit Mata Degeneratif
    Efikasi Suplemen Lutein pada Penyakit Mata Degeneratif
  • Terapi Terkini untuk Dry Age-Related Macular Degeneration
    Terapi Terkini untuk Dry Age-Related Macular Degeneration
  • Hubungan HDL dengan Age-Related Macular Degeneration – Telaah Jurnal Alomedika
    Hubungan HDL dengan Age-Related Macular Degeneration – Telaah Jurnal Alomedika
Diskusi Terkait
dr. Irene Cindy Sunur
Dibalas 22 Desember 2022, 14:23
Brolucizumab untuk Terapi Wet Age-related Macular Degeneration - Artikel ALOMEDIKA
Oleh: dr. Irene Cindy Sunur
1 Balasan
ALO Dokter!Pada kasus wet AMD (age-related macular degeneration), terjadi neovaskularisasi koroid yang menyebabkan eksudasi darah dan cairan ke dalam makula...
dr. Felicia
Dibalas 22 Desember 2022, 07:48
Brolucizumab dalam Tata Laksana Diabetic Macular Edema (DME) - Artikel ALOMEDIKA
Oleh: dr. Felicia
1 Balasan
ALO Dokter!First line therapy untuk diabetic macular edema (DME) saat ini adalah pemberian anti–VEGF intravitreal, seperti brolucizumab, ranibizumab, dan...
dr. Hudiyati Agustini
Dibalas 20 Desember 2022, 14:17
Karakteristik dan pencegahan degeneratif makula - Mata Ask the Expert
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO dr. Utami, SpM. Apakah kondisi degeneratif makula pasti genetik? APakah karakteristik penderita kondisi ini (faktor risiko)? Bagaimana upaya pencegahan...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.