Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Kontraindikasi dan Peringatan Dexamethasone general_alomedika 2022-06-08T19:00:02+07:00 2022-06-08T19:00:02+07:00
Dexamethasone
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan Pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Kontraindikasi dan Peringatan Dexamethasone

Oleh :
dr. Paulina Livia Tandijono
Share To Social Media:

Kontraindikasi dexamethasone adalah pada kasus hipersensitivitas, infeksi akut yang tidak diobati, dan adanya infeksi jamur. Penggunaan pada pasien tuberkulosis juga perlu berhati-hati karena dapat membuat infeksi aktif kembali. Sementara itu, peringatan penggunaan dexamethasone adalah pada pasien dengan ulkus peptikum.[6]

Kontraindikasi

Kontraindikasi dexamethasone adalah pada pasien yang dilaporkan hipersensitif terhadap obat ini atau kortikosteroid lainnya. Kontraindikasi lain adalah pada pemberian bersamaan dengan vaksin yang mengandung virus hidup, pemberian intramuskular pada pasien yang memiliki risiko perdarahan, misalnya menderita idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP), dan infeksi jamur sistemik, kecuali bila dibutuhkan untuk mengatasi reaksi obat akibat amphotericin B.[4]

Infeksi akut yang tidak diobati, misalnya tuberkulosis dan herpes zoster, juga merupakan kontraindikasi lain penggunaan dexamethasone, karena dexamethasone memiliki efek imunosupresan sehingga dapat memperparah infeksi. Tetes mata dexamethasone dikontraindikasikan pada pasien dengan infeksi jamur atau virus, karena dapat memperparah infeksi.[6]

Peringatan

Dexamethasone adalah glukokortikoid sintetik yang poten, sehingga penggunaannya akan mempengaruhi berbagai fungsi fisiologis pasien. Penggunaan terutama harus berhati-hati pada keadaan berikut:

Insufisiensi Adrenal

Pemberian glukokortikoid, seperti dexamethasone, dalam jangka panjang bisa mengakibatkan penurunan sekresi endogen kortikosteroid akibat supresi pelepasan corticotropin dari kelenjar hipofisis. Hal ini dikenal juga sebagai secondary adrenocortical insufficiency. Parahnya insufisiensi adrenal bergantung dari dosis, frekuensi, dan waktu pemberian, serta lama masa terapi.

Insufisiensi adrenal akut atau krisis adrenal, bahkan kematian, juga dapat terjadi akibat penghentian dexamethasone tiba-tiba atau pada pergantian dexamethasone sistemik ke lokal. Pemberhentian dexamethasone harus dilakukan secara tapering off.[4,6]

Penyakit Kardiovaskular

Penggunaan dexamethasone pada pasien dengan riwayat gagal jantung atau hipertensi sebaiknya dilakukan dengan berhati-hati. Dexamethasone dihubungkan dengan retensi cairan, gangguan keseimbangan elektrolit, dan hipertensi. Penggunaan berhati-hati juga diperlukan untuk pasien yang baru mengalami infark miokard karena dapat menyebabkan ruptur miokardium.[6]

Penyakit Gastrointestinal

Peringatan penggunaan dexamethasone juga ditujukan pada pasien dengan penyakit gastrointestinal, seperti divertikulitis, ulkus peptikum, dan ulcerative colitis, karena adanya risiko perforasi gastrointestinal.[4,6,7]

Imunisasi

Peringatan juga diberikan untuk menghindari pemberian vaksinasi virus hidup (live) maupun virus hidup yang dilemahkan (live attenuated) pada pasien yang menerima dexamethasone dosis imunosupresif. Vaksinasi inaktif dapat diberikan, tetapi respon tubuh pasien sulit diprediksi.[4,6,12]

Gangguan Hormon Tiroid

Hipotiroid menyebabkan penurunan clearance dexamethasone. Sebaliknya, hipertiroid menyebabkan peningkatan clearance.[6]

Eksaserbasi Penyakit Infeksi

Dexamethasone juga dapat menyebabkan eksaserbasi penyakit infeksi laten yang disebabkan oleh Amoeba, Candida, Cryptococcus, Mycobacterium, Nocardia, Pneumocystis, dan Toxoplasma.

Pasien dengan tuberkulosis (TB) laten yang mendapat dexamethasone dapat mengalami reaktivasi TB. Oleh karena itu, dapat diberikan profilaksis TB untuk pasien yang mendapat dexamethasone jangka panjang. Penggunaan dexamethasone pada pasien dicurigai terkena infeksi Strongyloides dapat menyebabkan hiperinfeksi.[6]

Komplikasi Tulang dan Sendi

Dexamethasone dapat menghambat pertumbuhan tulang pada anak-anak sehingga harus dipantau. Penggunaan dexamethasone jangka panjang dapat menyebabkan sarkoma Kaposi.

Penggunaan injeksi dexamethasone intraartikular yang terlalu sering dapat merusak sendi. Selain itu, perhatikan gejala septik arthritis dan hindari menyuntik di area yang sedang mengalami infeksi.[4,6]

Peringatan pada Pasien Psikiatri

Gangguan psikiatri sebelumnya berpotensi menjadi semakin parah akibat terapi dexamethasone.[4,6]

Komplikasi Hematologi

Dexamethasone dapat menyebabkan aktivitas mineralokortikoid minimal, gangguan tromboemboli, miopati, dan menghambat penyembuhan luka.[4,6]

Tapering Off

Penggunaan dexamethasone jangka panjang tidak boleh langsung dihentikan karena dapat menyebabkan withdrawal. Dexamethasone yang digunakan dalam jangka lama harus diturunkan perlahan sebelum akhirnya dihentikan (tapering off). Penggunaan jangka pendek tidak memerlukan tapering off.[4]

 

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

4. American Society of Health System Pharmacists. Dexamethasone (systemic). Drugs.com. 2022. https://www.drugs.com/monograph/dexamethasone-systemic.html
6. Dexamethasone (systemic): Drug information. Lexicomp Inc. 2022.
7. Johnson DB, Lopez MJ, Kelley B. Dexamethasone. StatPearls. 2022 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482130/
12. Dexamethasone. Medscape. 2022. https://reference.medscape.com/drug/decadron-dexamethasone-intensol-dexamethasone-342741#3.

Penggunaan Pada Kehamilan dan Ib...
Pengawasan Klinis Dexamethasone

Artikel Terkait

  • Dexamethasone untuk Mempercepat Waktu Pemulihan Pasien Anak dengan Pneumonia Komunitas
    Dexamethasone untuk Mempercepat Waktu Pemulihan Pasien Anak dengan Pneumonia Komunitas
  • Pedoman Klinis Tapering Off Penggunaan Kortikosteroid
    Pedoman Klinis Tapering Off Penggunaan Kortikosteroid
  • Pemberian Kortikosteroid Tetes Mata untuk Keratitis Bakteri
    Pemberian Kortikosteroid Tetes Mata untuk Keratitis Bakteri
  • Penggunaan Kortikosteroid Pada Infeksi Saluran Pernapasan Akut
    Penggunaan Kortikosteroid Pada Infeksi Saluran Pernapasan Akut
  • Pemberian Kortikosteroid Bersama Antihistamin untuk Terapi Urtikaria Akut - Apakah Perlu?
    Pemberian Kortikosteroid Bersama Antihistamin untuk Terapi Urtikaria Akut - Apakah Perlu?

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
11 Agustus 2023
Efek samping penggunaan steroid jangka panjang
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dokter izin diskusi pasien saya. Pasien wanita 21 tahun riwayat konsumsi pil cina (merk Kian*pi) untuk menggemukkan badan, 2 kali sehari selama 1 bulan....
dr.Risa
08 Juni 2023
Pemberian injeksi dexamethasone di faskes primer
Oleh: dr.Risa
2 Balasan
Alo dokter. Izin berdiskusi. Pemberian injeksi dexametasone di faskes primer biasanya tersering diberikan pada kasus2 apa dok? Terimakasih banyak 🙏
dr. Gabriela
13 Desember 2022
Injeksi Kortikosteroid pada Plantar Fasciitis - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Gabriela
2 Balasan
ALO Dokter!PLantar fasciitis merupakan salah satu nyeri area kaki yang paling sering dialami dewasa dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Injeksi...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.