Kontraindikasi dan Peringatan Dexamethasone
Kontraindikasi dexamethasone adalah pada kasus hipersensitivitas, infeksi akut yang tidak diobati, dan adanya infeksi jamur. Penggunaan pada pasien tuberkulosis juga perlu berhati-hati karena dapat membuat infeksi aktif kembali. Sementara itu, peringatan penggunaan dexamethasone adalah pada pasien dengan ulkus peptikum.[9]
Kontraindikasi
Dexamethasone kontraindikasi pada pasien yang dilaporkan hipersensitif terhadap obat ini atau kortikosteroid lainnya.
Infeksi akut yang tidak diobati adalah kontraindikasi lain penggunaan dexamethasone, karena dexamethasone memiliki efek imunosupresan sehingga dapat memperparah infeksi.
Tetes mata jangan diberikan pada pasien dengan infeksi jamur atau virus karena dapat memperparah infeksi. [9]
Peringatan
Dexamethasone adalah glukokortikoid sintetik yang poten sehingga penggunaannya akan mempengaruhi berbagai aspek pada pasien. Penggunaan harus berhati-hati pada keadaan berikut :
Penyakit Penyerta
Penggunaan dexamethasone harus diawasi dengan baik karena dapat meningkatkan derajat keparahan pada penyakit berikut:
- Penyakit penyerta : ulkus peptikum, sirosis, divertikulitis, kolitis ulseratif, miastenia gravis, insufisiensi renal, hipertensi, gagal jantung, diabetes melitus, kejang
- Penyakit pada mata : glaukoma, katarak, neuritis optik
- Pasien yang baru saja mengalami infark miokardia karena dapat menyebabkan ruptur miokardia
Dexamethasone dan Gangguan Hormon Tiroid
Hipotiroid menyebabkan penurunan clearance dexamethasone. Sebaliknya, hipertiroid menyebabkan peningkatan clearance.
Eksaserbasi Penyakit Infeksi
Dexamethasone juga dapat menyebabkan eksaserbasi penyakit infeksi laten yang disebabkan oleh Amoeba, Candida, Cryptococcus, Mycobacterium, Nocardia, Pneumocystis, dan Toxoplasma.
Pasien dengan tuberkulosis (TB) laten yang mendapat dexamethasone dapat mengalami reaktivasi TB. Oleh karena itu, dapat diberikan profilaksis TB untuk pasien yang mendapat dexamethasone jangka panjang.
Penggunaan dexamethasone pada pasien dicurigai terkena infeksi Strongyloides dapat menyebabkan hiperinfeksi.
Komplikasi Tulang dan Sendi
Dexamethasone dapat menghambat pertumbuhan tulang pada anak-anak sehingga harus dipantau.
Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan sarkoma Kaposi.
Penggunaan injeksi intraartikular yang terlalu sering dapat merusak sendi. Selain itu, perhatikan gejala septik arthritis dan hindari menyuntik di area yang sedang mengalami infeksi.
Peringatan pada Pasien Psikiatri
Gangguan psikiatri sebelumnya berpotensi menjadi semakin parah akibat terapi dexamethasone.
Komplikasi Hematologi
Dexamethasone dapat menyebabkan aktivitas mineralokortikoid minimal, gangguan tromboemboli, miopati, dan menghambat penyembuhan luka.
Dexamethasone dan Imunisasi
Pasien yang menjalani terapi dexamethasone dosis imunosupresif, sebaiknya tidak mendapat vaksin jenis live atau attenuated. Vaksin jenis killed atau inactivated dapat diberikan, namun responnya tidak dapat diprediksi. Imunisasi dapat diberikan pada pasien yang menggunakan dexamethasone sebagai terapi pengganti, misalnya pada penyakit Addison. [9]
Tapering Off
Penggunaan dexamethasone jangka panjang tidak boleh langsung dihentikan karena dapat menyebabkan withdrawal. Dexamethasone yang digunakan dalam jangka lama harus diturunkan perlahan sebelum akhirnya dihentikan (tapering off). Penggunaan jangka pendek tidak memerlukan tapering off.