Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Kontraindikasi dan Peringatan Tranylcypromine general_alomedika 2021-07-29T21:33:10+07:00 2021-07-29T21:33:10+07:00
Tranylcypromine
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Hamil
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Kontraindikasi dan Peringatan Tranylcypromine

Oleh :
dr. Monik Alamanda
Share To Social Media:

Kontraindikasi tranylcypromine adalah hipersensitivitas, skizofrenia, porfiria, penyakit serebrovaskular, penyakit kardiovaskular berat, pheochromocytoma, dikariasia darah, hipertiroid, dan kerusakan hepar. Peringatan saat penggunaan tranylcypromine adalah kemungkinan terjadinya krisis hipertensi apabila tidak mematuhi diet rendah tyramine.

Kontraindikasi

Pasien dengan riwayat hipersensitivitas terhadap obat ini, skizofrenia, porfiria, penyakit serebrovaskular, penyakit kardiovaskular berat, pheochromocytoma, dikariasia darah, hipertiroid, dan kerusakan hepar merupakan kontraindikasi tranylcypromine.

Pasien yang sedang mengonsumsi monoamine oxidase inhibitor (MAOI) lain juga tidak boleh menerima tranylcypromine karena bisa menyebabkan krisis hipertensi ataupun kejang. Selain itu, pasien yang sedang menggunakan simpatomimetik juga tidak boleh menerima obat ini karena dapat meningkatkan efek samping krisis hipertensi, nyeri kepala, dan disorientasi.

Pasien yang sedang mengonsumsi selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) atau selective norepinephrine reuptake inhibitor (SNRI) juga menjadi kontraindikasi karena kombinasi obat-obat ini dengan tranylcypromine diketahui dapat menyebabkan reaksi yang fatal, seperti hipertermia, rigiditas, mioklonus, instabilitas otonom dengan fluktuasi tanda vital, dan perubahan status mental. Tranylcypromine sebaiknya dihentikan 14 hari sebelum memulai SSRI atau SNRI.

Beberapa obat lain seperti dextromethorphan dan bupropion hidroklorida juga menjadi kontraindikasi untuk digunakan bersama tranylcypromine. Ulasan lebih detail mengenai obat-obatan yang dapat berinteraksi dengan tranylcypromine dapat ditinjau di halaman efek samping dan interaksi obat.

Tranylcypromine diperkirakan dapat memperburuk episode manik pada pasien bipolar. Oleh karena itu, sebelum tranylcypromine diberikan, diagnosis depresi sebaiknya sudah dipastikan sebagai major depressive disorder dan bukan bagian dari bipolar.[2,7,10]

Peringatan

Selama menggunakan tranylcypromine, ada beberapa makanan, minuman, dan obat yang perlu dihindari. Hal ini bertujuan untuk menghindari krisis hipertensi dan beberapa efek samping lainnya.

Obat Lain yang Harus Dihindari

Tranylcypromine sebaiknya tidak digunakan bersamaan dengan agen simpatomimetik amine, MAOI lain, agen antiobesitas, ephedrine, fenilpropanolamin, levodopa, dopamin, analgesik narkotika, dextromethorphan, buspirone, bupropion, dan fluvoksamin. Selain itu, obat ini juga sebaiknya tidak digunakan bersama antidepresan trisiklik, SSRI, dan SNRI. Beri interval 2 minggu antara obat-obat ini dan tranylcypromine.[1,2,10]

Penerapan Diet Rendah Tyramine

Saat mengonsumsi tranylcypromine, pasien sebaiknya diedukasi untuk mengikuti diet rendah tyramine. Tyramine merupakan asam amino yang berperan untuk meregulasi tekanan darah. Tranylcypromine menghambat monoamine oxidase, yaitu enzim yang berperan untuk menguraikan tyramine dalam tubuh.

Tranylcypromine dapat meningkatkan kadar tyramine dalam darah hingga 2 minggu setelah penghentian obat. Konsumsi makanan dengan kadar tyramine tinggi dapat meningkatkan tekanan darah hingga level yang berbahaya.

Tyramine ditemukan secara alami pada beberapa jenis makanan atau dapat dihasilkan dari penguraian protein dalam makanan oleh bakteri, seperti makanan fermentasi atau makanan basi. Contoh makanan yang perlu dihindari adalah keju, daging olahan, makanan fermentasi, aneka saus, kacang kedelai dan produknya, kafein, dan minuman beralkohol. Dokter dapat memberikan pamflet atau brosur kepada pasien berisi daftar makanan yang sebaiknya dihindari atau dikurangi.[1,2,10]

Perhatian Khusus pada Beberapa Kondisi Medis

Penyakit seperti epilepsi, diabetes mellitus, hipertiroid, penyakit kardiovaskular, dan ketergantungan narkotika serta alkohol sebaiknya berada dalam kondisi yang terkontrol selama penggunaan tranylcypromine.[1]

Bila pasien memiliki gangguan ginjal, kehamilan, atau sedang menyusui, dokter perlu mempertimbangkan manfaat dan risiko yang mungkin terjadi sebelum memutuskan untuk meresepkan tranylcypromine.[1]

Pre-Operasi

Tranylcypromine sebaiknya dihentikan paling tidak 2 minggu sebelum operasi elektif. Namun, hindari penghentian obat secara mendadak karena dapat menyebabkan efek putus obat seperti delirium.[7]

Kombinasi tranylcypromine dengan anestesia spinal dapat menurunkan tekanan darah. Anestesia umum juga banyak menggunakan obat golongan simpatomimetik atau opioid yang berpotensi fatal saat pasien mengonsumsi tranylcypromine.[1,2]

Risiko Munculnya Ide Bunuh Diri

Perhatian khusus diperlukan pada fase awal penggunaan tranylcypromine. Saat ini tranylcypromine dan obat-obat antidepresan lainnya diketahui mungkin menimbulkan pemikiran bunuh diri pada fase awal terapi. Fenomena ini terutama ditemukan pada kelompok anak-anak, remaja, dan dewasa muda usia 18–24 tahun.[2,7]

Risiko Overdosis

Tranylcypromine sebagai agen antidepresan memiliki potensi untuk disalahgunakan. Oleh karena itu, peresepan sebaiknya menggunakan kuantitas tablet terkecil yang bisa mengurangi risiko overdosis.[2]

Gejala overdosis bisa berupa hiperpireksia, kejang, tremor, insomnia, ansietas, agitasi, inkoheren, hipotensi, pusing, lemas, dan rasa mengantuk. Pada kasus berat, dapat terjadi pusing berat hingga syok. Upayakan pasien dapat memuntahkan obat yang telah tertelan atau menggunakan gastric lavage. Namun, terapi utama untuk overdosis tranylcypromine adalah terapi suportif.[1,2]

Referensi

1. MIMS Indonesia. Tranylcypromine: Indication, Dosage, Side Effect, Precaution. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/tranylcypromine?mtype=generic
2. U.S. Food and Drug Administration. PARNATE (Tranylcypromine Sulfate). 2008. https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2010/012342s063lbl.pdf
7. Medscape. Parnate (tranylcypromine) dosing, indications, interactions, and more. https://reference.medscape.com/drug/parnate-tranylcypromine-342952
10. Ricken R, Ulrich S, Schlattmann P, Adli M. Tranylcypromine in mind (Part II): Review of clinical pharmacology and meta-analysis of controlled studies in depression. Eur Neuropsychopharmacol. 2017 Aug;27(8):714-731.

Penggunaan pada Kehamilan dan Ib...
Pengawasan Klinis Tranylcypromine

Artikel Terkait

  • Pendekatan Penanganan Pasien Bunuh Diri
    Pendekatan Penanganan Pasien Bunuh Diri
  • Waktu dan Cara yang Tepat untuk Menghentikan Antidepresan
    Waktu dan Cara yang Tepat untuk Menghentikan Antidepresan
  • Efektivitas Kuesioner PHQ-9 Sebagai Skrining Deteksi Dini Depresi
    Efektivitas Kuesioner PHQ-9 Sebagai Skrining Deteksi Dini Depresi
  • Risiko Kombinasi Obat dengan St. John’s Wort
    Risiko Kombinasi Obat dengan St. John’s Wort
  • Kontroversi Pengaruh Media Sosial pada Kesehatan Mental Remaja
    Kontroversi Pengaruh Media Sosial pada Kesehatan Mental Remaja

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
15 November 2022
Penanganan Depresi di Faskes 1 - Jiwa Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dokterIjin bertanya dok, untuk pasien depresi, sejauh mana kita dapat menangani di fasilitas kesehatan primer? Terimakasih dokter
Anonymous
15 November 2022
Kewenangan dokter umum di faskes 1 pada pasien depresi - Jiwa Ask the Expert
Oleh: Anonymous
2 Balasan
ALO dr. Irwan SpKJ, pasien dewasa muda datang ke faskes pertama mengeluh depresi dan kadang ingin mencoba bunuh diri. Setelah dirujuk ke faskes lebih tinggi...
Anonymous
30 Agustus 2022
Apakah pasien dengan riwayat depresi berisiko tinggi mengalami baby blues? - Kedokteran Jiwa Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dokter,Untuk wanita yang sebelumnya sudah pernah mengalami depresi, apakah ada risiko lebih tinggi untuk mengalami baby blues setelah melahirkan bila...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.