Pengawasan Klinis Flunarizine
Pengawasan klinis flunarizine diperlukan terkait efek samping ekstrapiramidal, gangguan fungsi hepar, dan risiko depresi.
Efek Ekstrapiramidal
Flunarizine dapat menyebabkan efek samping ekstrapiramidal. Gangguan dapat muncul pada subjek yang tidak menunjukkan defisit neurologis sebelumnya. Risiko meningkat pada pasien lansia. Gejala ekstrapiramidal dilaporkan reversibel setelah penghentian pengobatan.[4,15]
Flunarizine juga berpotensi menyebabkan efek samping Parkinsonisme. Dalam sebuah studi, dilaporkan bahwa Parkinsonisme yang diinduksi flunarizine memiliki manifestasiĀ kekakuan dan tremor unilateral yang lebih rendah dibandingkan penyakit Parkinson. Luaran pasien nampaknya bergantung pada keparahan gejala. Pasien dengan gejala lebih ringan nampaknya cenderung dapat sembuh spontan dibandingkan pasien yang memiliki gejala lebih berat.[1,18]
Overdosis
Gejala overdosis yang harus diawasi adalah sedasi, agitasi, dan takikardia. Penanganan mencakup pemberian karbon aktif, induksi muntah, atau bilas lambung. Penanganan lain adalah tindakan suportif. Tidak ada antidotum khusus untuk overdosis flunarizine.[3]
Gangguan Hepar
Obat ini dimetabolisme utamanya di hepar. Lakukan pengawasan fungsi hepar jika dianggap perlu.[2,3]
Depresi
Flunarizine dapat menyebabkan efek samping depresi. Awasi tanda dan gejala depresi. Waspadai risiko bunuh diri.[12]