Efek Samping dan Interaksi Obat Dapson
Efek samping dapson di antaranya berupa agranulositosis, anemia aplastik, hepatitis toksik, jaundice kolestasis, neuropati perifer, pankreatitis, vertigo, tinitus, dan insomnia. Insidensi hipersensitivitas atau sindrom dapson meningkat sejak digunakannya regimen multidrug therapy (MDT) untuk kusta. Beberapa obat menunjukkan interaksi dengan dapson, diantaranya didanosin, rifampisin, klofazimin, probenesid, trimetoprim, dan pirimetamin.[6,7,11]
Efek Samping
Efek yang tidak diinginkan dari penggunaan dapson bisa terjadi pada berbagai organ, yaitu sistem limfatik dan hematologi, hepatobilier, sistem saraf, dan gastrointestinal.[6,7]
Efek samping pemberian dapson pada sistem limfatik dan hematologi adalah:
- Agranulositosis: terjadi dengan frekuensi jarang (>0,01% dan <0,1%) pada pasien yang mendapat dapson
Anemia aplastik: terjadi dengan frekuensi sangat jarang (<0,01%)
- Trombositosis: dilaporkan terjadi pada pasien dengan HIV/AIDS yang mendapat dapson untuk terapi profilaksis[6,7]
Sedangkan efek samping pada sistem hepatobilier termasuk:
- Hepatitis toksik dan jaundice kolestasis: dilaporkan terjadi pada pemberian dapson
- Gangguan hasil tes fungsi hati: dilaporkan terjadi pada pasien dengan dermatitis herpetiformis[6,7]
Efek samping lain di antaranya adalah:
- Sistem saraf: neuropati perifer, gangguan motorik, kelemahan otot, dan gangguan sensorik
- Gastrointestinal: mual, muntah, nyeri abdomen, pankreatitis
- Reaksi hipersensitivitas atau sindrom dapson: merupakan reaksi hipersensitivitas yang jarang terjadi, tetapi insidennya meningkat sejak digunakannya regimen multidrug therapy (MDT) untuk kusta, di mana efek samping ini biasa terjadi setelah 6 minggu terapi dengan gejala berupa ruam, demam, jaundice, dan eosinofilia
- Lainnya: vertigo, pandangan kabur, tinitus, insomnia, demam, sakit kepala, psikosis, fototoksisitas, takikardia, albuminuria, sindrom nefrotik, hipoalbuminemia tanpa proteinuria, nekrosis papiler ginjal, infertilitas pria, lupus eritematosus sistemik yang diinduksi oleh obat, dan infeksi[6,7]
Interaksi Obat
Beberapa obat menunjukkan interaksi dengan dapson melalui mekanisme farmakokinetik dan farmakodinamik. Terdapat potensi interaksi obat apabila dapson digunakan secara bersamaan dengan obat-obat berikut:
- Didanosine: dapat mengurangi bioavailabilitas dapson
Rifampisin: dapat mengurangi konsentrasi dapson hingga mengurangi efikasinya untuk terapi infeksi selain kusta, sedangkan konsentrasi rifampisin umumnya tidak terpengaruh
- Klofazimin: dapson dapat memberikan efek antagonis pada aktivitas anti-inflamasi klofazimin.
- Probenesid: dapat menyebabkan konsentrasi dapson di serum meningkat sehingga dapat meningkatkan risiko efek samping
- Trimetoprim: dapat menyebabkan peningkatan kadar kedua obat sehingga berpotensi meningkatkan risiko efek samping
Pirimetamin: antagonis asam folat seperti pirimetamin bisa meningkatkan kemungkinan terjadinya efek samping hematologi[7,11]