Farmakologi Cefotaxime
Farmakologi cefotaxime sama dengan golongan sefalosporin lain, yaitu dengan menghambat sintesis dinding bakteri. [5]
Farmakodinamik
Farmakodinamik cefotaxime serupa dengan antibiotik beta laktam lainnya yaitu dengan menghambat pembentukan dinding sel bakteri. Efek ini terjadi melalui ikatan antara cefotaxime dengan penicillin binding protein (PBP).
Spektrum antimikroba cefotaxime ditentukan berdasarkan afinitas cefotaxime dengan PBP pada bakteri tersebut. Mekanisme kerjanya juga dipengaruhi oleh ada atau tidaknya membran luar dan aktivitas pompa efluks.
Cefotaxime akan berikatan dengan PBP 1a, 1b, dan 3. Ikatan antara cefotaxime dengan PBP 1a dan 1b akan membuat bakteri lisis secara cepat dan mati, sementara ikatan dengan PBP 3 akan membuat bakteri mengalami filamentasi sebelum akhirnya mati. [1]
Beberapa contoh bakteri yang sensitif terhadap cefotaxime adalah Streptococcus pneumoniae, Streptococcus pyogenes, Neisseria gonorrhoeae, Escherichia coli, Haemophilus influenzae, dan Klebsiella pneumoniae. [5]
Farmakokinetik
Farmakokinetik cefotaxime secara oral kurang bagus sehingga sediaan oral tidak tersedia.
Absorpsi
Cefotaxime biasanya diberikan secara intravena atau intramuskular dan diabsorpsi dengan cepat. Absorpsi melalui pemberian oral kurang baik sehingga sediaan oral tidak tersedia. [5]
Setelah pemberian 1 gram, konsentrasi rata-rata plasma adalah sekitar 20 mg/L untuk pemberian intramuskular, 102 mg/L untuk pemberian intravena setelah 2 – 5 menit, dan 27,9 mg/L setelah pemberian melalui infus selama 30 menit. [2]
Distribusi
Cefotaxime didistribusikan dengan baik di seluruh tubuh, termasuk di cairan serebrospinal sehingga dapat digunakan untuk meningitis. Dalam keadaan normal, konsentrasi cefotaxime di cairan serebrospinal lebih rendah dibandingkan di plasma, namun saat terjadi inflamasi cefotaxime akan menunjukkan difusi yang signifikan ke dalam cairan serebrospinal.
Semua obat golongan sefalosporin, termasuk cefotaxime dapat menembus plasenta. Sekitar 32 – 44% cefotaxime yang masuk akan berikatan dengan protein plasma. [2,5]
Metabolisme
Cefotaxime akan dimetabolisme secara cepat di hepar melalui proses deasetilasi. Kadar metabolit ini sudah dapat terdeteksi di plasma 5 menit setelah pemberian obat. Metabolit ini dapat terdeteksi di darah dan urin. Sekitar 10 menit setelah pemberian cefotaxime 15 mg/kg dosis tunggal IV, diasetil cefotaxime ditemukan dengan jumlah 5 μg/mL.
Metabolit ini memiliki spektrum antimikroba yang serupa dengan cefotaxime, amun keaktifannya lebih rendah. Diasetil Cefotaxime akan dimetabolisme kembali menjadi bentuk yang inaktif terhadap mikroba. [2]
Eliminasi
Sefalosporin dieliminasi melalui sekresi tubular dan atau filtrasi glomerulus sehingga memerlukan penyesuaian dosis pada pasien dengan gangguan ginjal. [5] Setelah pemberian 1 g cefotaxime, rata-rata klirens plasma adalah 318 mL/menit/1,73 m2. Rata-rata waktu paruh eliminasi untuk cefotaxime adalah 1,45 jam untuk pemberian secara intramuskular, 1,06 jam untuk pemberian intravena bolus, dan 1,13 jam untuk pemberian infus selama 30 menit. Selain melalui urin, cefotaxime juga diekskresikan melalui feses.
Dari total obat yang diekskresikan melalui urin, sekitar 20 – 36% dikeluarkan dalam bentuk yang tidak diubah, 15 – 25% dalam bentuk metabolit deasetilasi, dan 20 – 25% dalam bentuk inaktif lakton terbuka. [2]
Resistensi
Resistensi terhadap cefotaxime sudah mulai banyak ditemukan. Bakteri yang memiliki resistensi terhadap penisilin biasanya memiliki resistensi terhadap cefotaxime. Mekanisme resistensinya pun serupa yaitu melalui penurunan permeabilitas obat ke dalam bakteri dengan adanya membran sisi luar dan pompa efluks, serta modifikasi struktur PBP. [5,22,23]