Formulasi Cefotaxime
Formulasi cefotaxime hanya dalam bentuk serbuk untuk injeksi. Serbuk ini perlu dilarutkan terlebih dahulu sebelum diberikan melalui intravena atau intramuskular. [6]
Bentuk Sediaan
Cefotaxime hanya tersedia dalam bentuk serbuk untuk injeksi yang perlu dilarutkan terlebih dahulu untuk diberikan secara intravena atau intramuskular. Sediaan serbuk tersedia dalam dosis 500 mg, 1 gram, dan 2 gram. [6]
Cara Penggunaan
Serbuk untuk injeksi perlu dilarutkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Sebelum dilarutkan, perhatikan warna dan serbuk cefotaxime. Jika terdapat perubahan warna atau terdapat partikel dengan warna berbeda, cefotaxime disarankan untuk tidak digunakan. [6]
Larutan yang dapat digunakan sebagai pelarut adalah cairan normal salin, air steril untuk injeksi, atau dekstrosa 5%. Akan tetapi, pelarut dekstrosa 5% tidak dapat digunakan untuk pemberian intramuskular. Volume pelarut yang diberikan adalah 2 mL untuk sediaan 500 mg, 4 mL untuk sediaan 1 gram, dan 10 mL untuk sediaan 2 gram. Setelah dilarutkan, amati ada atau tidaknya partikel atau perubahan warna. Jika ada, maka cefotaxime tidak dapat digunakan. [2,4]
Pemberian secara intravena atau intramuskular dipilih berdasarkan tipe infeksi dan keparahan penyakit. Pemberian secara intramuskular dilakukan di otot besar seperti otot gluteus maksimus dan vastus lateralis. Sebelum dilakukan penyuntikan, pastikan bahwa injeksi tidak masuk ke pembuluh darah dengan melakukan aspirasi terlebih dahulu. Untuk pemberian dosis intramuskular 2 gram, pemberian dapat dibagi menjadi dua dan disuntikkan di dua lokasi yang berbeda untuk mengurangi nyeri. [4]
Pemberian secara intravena biasanya dilakukan pada kasus bakteremia. Injeksi dapat diberikan secara bolus atau drip melalui infus. Injeksi intravena secara bolus dilakukan dalam 3 – 5 menit, pemberian lebih cepat dari 3 menit tidak disarankan karena dapat memicu aritmia. Pemberian melalui infus secara kontinyu juga dapat dilakukan dengan melarutkan 1 – 2 gram cefotaxime dalam 40 – 100 mL air steril dan diberikan selama 20 – 60 menit. Saat pemberian secara kontinyu, pemberian obat lain melalui jalur yang sama sebaiknya dihentikan. [2,4]
Cara Penyimpanan
Cefotaxime dalam bentuk serbuk untuk injeksi dapat disimpan dalam ruangan dengan suhu 20 C sampai 25 C. Sediaan harus terlindung dari sinar matahari langsung dan tidak disarankan untuk terkena panas berlebih. [6]
Cefotaxime dengan dosis 500 mg dan 1 gram yang telah dilarutkan dapat bertahan selama 24 jam dengan suhu di bawah 22 C, sedangkan cefotaxime dengan dosis 2 gram yang telah dilarutkan dapat bertahan selama 12 jam dengan suhu 22 C. Semua sediaan yang telah dilarutkan dapat disimpan selama 7 hari dalam container awal atau 5 hari dalam syringe plastik dengan suhu dibawah 5 C. [4,7]
Kombinasi dengan Obat Lain
Cefotaxime memiliki efek bakterisidal terhadap bakteri gram negatif dan beberapa bakteri gram positif sehingga penggunaannya sering dikombinasikan dengan antibiotik lain yang memiliki efek lebih luas terhadap bakteri gram positif atau bakteri anaerob. Berikut adalah beberapa contoh kombinasi yang dapat digunakan. [8]
Tabel 2. Kombinasi Cefotaxime dengan Antibiotik Lain
Kondisi | Kombinasi |
Epiglotitis pada neonatus | Cefotaxime dengan rifampisin |
Osteomielitis oleh H. Influenzae atau patogen lain pada neonatus | Cefotaxime dengan klokasilin dan amoksisilin + asam klavulanat |
Osteomielitis oleh Salmonella spp pada neonatus | Cefotaxime dengan kloksasilin dan sulfametoksazol + trimetoprim atau amoksisilin atau ciprofloksasin |
Artritis septik dan osteomielitis oleh S. aureus pada neonatus | Cefotaxime dengan kloksasilin |
Meningitis pada neonatus | Cefotaxime dan ampisilin |
Septikemia pada neonatus | Cefotaxime dengan kloksasilin |
Pasien dengan gonorrhea, dapat diberikan cefotaxime bersamaan dengan azitromisin sebagai alternatif pemberian ceftriaxone. [9] Pasien dengan pneumonia, dapat menggunakan cefotaxime yang dikombinasikan dengan makrolid, doxycycline, atau kuinolon. [2,4]