Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Pengawasan Klinis Penisilamin general_alomedika 2022-08-09T15:45:13+07:00 2022-08-09T15:45:13+07:00
Penisilamin
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Pengawasan Klinis Penisilamin

Oleh :
dr. Andreas Michael Sihombing
Share To Social Media:

Pengawasan klinis pada penggunaan penisilamin atau penicillamine berhubungan dengan efek sampingnya. Pada sebagian kasus, efek samping penisilamin dapat mengakibatkan kematian.

Pengawasan Umum

Pengawasan umum pada pemberian penisilamin melibatkan pengawasan terhadap tanda dan gejala pada kulit dan membran mukosa. Ruam dapat terjadi pada bulan-bulan pertama sejak pengobatan dimulai. Ruam ini biasanya dapat ditangani dengan menurunkan dosis obat. Di lain pihak, ruam dengan onset lebih dari 6 bulan biasanya tidak merespon meskipun dosis obat diturunkan.[3]

Hematuria makroskopik merupakan gejala yang dapat terjadi pada glomerulopati, dan sebaiknya ditanyakan secara berkala pada pasien. Kondisi ini dapat berkembang menjadi sindrom nefrotik. Pada pasien artritis reumatoid, penisilamin harus dihentikan jika hematuria makroskopik terjadi.[3]

Pengawasan terhadap tanda dan gejala tinitus, neuritis optik, neuropati perifer (termasuk sindrom Guillain-Barré), sindrom myastenik (dapat berkembang menjadi myastenia gravis) harus dilakukan selama pengobatan. Di samping itu, gangguan visual dan psikiatri, gangguan mental, agitasi, dan ansietas juga dapat terjadi. Penghentian obat didasarkan pada penilaian dokter berdasarkan kondisi klinis pasien.[3]

Pemeriksaan Laboratorium dan Radiologi

Pemeriksaan laboratorium dan radiologi pada pemberian penisilamin dilakukan terutama untuk mendeteksi efek samping hematologi dan ginjal yang dapat berakibat fatal dan efek samping lain. Di samping itu, pada keracunan logam berat, evaluasi kadar logam berat dalam tubuh dapat dilakukan.[3]

Evaluasi pada Keracunan Logam Berat

Pada kasus keracunan timbal, terapi kelasi diindikasikan pada kadar timbal darah di atas 45 μg/dL. Kadar timbal darah harus dievaluasi dalam 48 jam setelah pemeriksaan pertama.[18]

Setelah dua pemeriksaan pertama, jadwal pengawasan ditentukan berdasarkan kadar timbal dalam darah, sebagai berikut:

  • >5-9 μg/dL: 3 bulan setelah 2-4 kali pemeriksaan awal, lalu 6-9 bulan setelah kadar timbal dalam darah berkurang

  • 10-19 μg/dL: 1-3 bulan setelah 2-4 kali pemeriksaan awal, lalu 3-6 bulan setelah kadar timbal dalam darah berkurang
  • 20-24 μg/dL: 1-3 bulan setelah 2-4 kali pemeriksaan awal, lalu 1-3 bulan setelah kadar timbal dalam darah berkurang
  • 25-44 μg/dL: 2 minggu-1 bulan setelah 2-4 kali pemeriksaan awal, lalu 1 bulan setelah kadar timbal dalam darah berkurang
  • >45 μg/dL: Sesegera mungkin [18]

Efek Samping Hematologi

Pemeriksaan darah lengkap dan hitung jenis pada pasien yang memulai pengobatan dengan penisilamin harus dilakukan 2 kali/minggu pada bulan pertama pengobatan, setiap dua minggu selama 5 bulan, dan seterusnya dilakukan setiap bulan. Pemeriksaan darah lengkap dan hitung jenis juga sebaiknya dilakukan setelah meningkatkan dosis. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi kemungkinan adanya leukopenia, trombositopenia, anemia aplastik, dan agranulositosis. Penentuan penghentian terapi dilakukan berdasarkan penilaian dokter dan hasil laboratorium.[3,16]

Efek Samping pada Ginjal

Pemeriksaan urinalisis dan kadar protein urine berkala sebaiknya dilakukan selama pengobatan. Proteinuria yang melebihi 1 gram /24 jam atau proteinuria dengan kadar yang terus meningkat merupakan indikasi penghentian penisilamin.

Pasien artritis reumatoid dengan proteinuria dapat melanjutkan pengobatan penisilamin dengan syarat pemeriksaan kuantitatif protein urine 24 jam dilakukan setiap 1-2 minggu. Pada pasien artritis reumatoid, penisilamin harus dihentikan jika hematuria mikroskopik persisten terjadi. Pada kasus lain, penentuan frekuensi pemeriksaan protein urine diserahkan pada penilaian dokter.[3]

Pemeriksaan rontgen dada dapat diindikasikan untuk mendeteksi gejala sindrom Goodpasture akibat penisilamin. Abnormalitas pada pemeriksaan urine, hemoptisis, dan infiltrat pada paru merupakan indikasi penghentian penisilamin. [3]

Pemeriksaan Lain

Pemeriksaan fungsi hepar disarankan untuk dilakukan setiap 6 bulan selama pengobatan. Pada pasien dengan penyakit Wilson, pemeriksaan sebaiknya dilakukan setiap 3 bulan. [3]

Pada pasien sistinuria yang mendapatkan penisilamin, pemeriksaan rontgen tahunan untuk mendeteksi batu ginjal sebaiknya dilakukan. [3]

Referensi

3. U.S. Food & Drug Administration. Drug Approval Package: Cuprimine. Available from: https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2004/19853s012,014lbl.pdf
16. Pitman SK, Huynh T, Bjarnason TA, An J, Malkhasyan KA. A case report and focused literature review of d-penicillamine and severe neutropenia: A serious toxicity from a seldom-used drug. Clin Case Rep. 2019 Apr 9;7(5):990-994. https://doi.org/10.1002/ccr3.2125
18. Centers for Disease Control and Prevention. Summary of Recommendations for Follow-up and Case Management of Children Based on Confirmed Blood Lead Levels. Available from: https://www.cdc.gov/nceh/lead/advisory/acclpp/actions-blls.htm

Kontraindikasi dan Peringatan Pe...
Diskusi Terkait
dr. I Made Bayu Indratama, Sp.PD
27 Februari 2023
Rheumatology dan Pain Update 2023
Oleh: dr. I Made Bayu Indratama, Sp.PD
1 Balasan
Rheumatology dan Pain Update 2023
dr. Gabriela Widjaja
17 Januari 2023
Terapi Komplementer dan Alternatif untuk Penyakit Reumatik Berdasarkan Basis Bukti - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Gabriela Widjaja
1 Balasan
ALO Dokter!Selain manajemen farmakologis, pengobatan komplementer dan alternatif juga sering digunakan untuk tata laksana penyakit reumatik. Akupuntur,...
dr. Hudiyati Agustini
10 Juni 2021
Pasien wanita 54 tahun dengan jari tangan tidak bisa ditekuk dan diluruskan sempurna - Orthopedi Ask The Expert
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
4 Balasan
Alo dr. Hendra SpOT, pasien wanita 54 tahun mengeluh jari ke-2,ke-3, dan ke-4 tangan kanan tidak dapat ditekuk dan tidak bisa diluruskan sempurna. Jari ke-3...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.