Alo dokter Wiji!

Mengenai ini ada artikelnya di Alomedika dok (https://www.alomedika.com/terapi-uap-tidak-bermanfaat-sebagai-penanganan-common-cold)

Jadi kesimpulannya, bukti ilmiah yang ada masih inkonklusif, bahkan ada yang menunjukkan manfaat yang tidak berbeda bermakna. Tetapi memang efek samping yang berbahaya karena tindakan ini tidak ada. Cuma ya gitu, kalau tetap dikerjakan maka tidak berbasis bukti dok. imho.

Alo dr Wiji, 

Saya menemukan satu sumber dari IDAI ( http://fk.ui.ac.id/wp-content/uploads/2017/05/Buku-PKB-XII-IDAI-JAYA.pdf) yang menyebutkan terapi inhalasi tidak diperlukan untuk kasus-kasus ISPA seperti salesma, rhinitis, faringitis atau IRA lainnya yang menunjukkan gejala batuk/pilek (bahkan diinformasikan cenderung abused dan overused jika dilakukan berulang), karena indikasinya tidak tepat (kekeliruan indikasi) 

Juga disebutkan pemberian inhalasi dengan NaCl saja dengan tujuan untuk mengencerkan dahak yang kental, termasuk salah satu kekeliruan dalam pemberian obat, karena sebenarnya fungsi dari NaCl adalah untuk memenuhi fill-volume agar terapi nebulasi dapat efektif, apabila campuran zat aktif sudah mencukupi, maka tidak lagi diperlukan penambahan salin normal (titik berat pada zat aktif sesuai indikasi). Selain itu biasanya diperlukan juga upaya lainnya seperti misalnya fisioterapi dada untuk membantu pengeluaran dahak yang sulit pada anak. Terima kasih

dr.Bedry Qintha
Sep 21, 2018 at 08:22 AM

Alo dokter Wiji!

Mengenai ini ada artikelnya di Alomedika dok (https://www.alomedika.com/terapi-uap-tidak-bermanfaat-sebagai-penanganan-common-cold)

Jadi kesimpulannya, bukti ilmiah yang ada masih inkonklusif, bahkan ada yang menunjukkan manfaat yang tidak berbeda bermakna. Tetapi memang efek samping yang berbahaya karena tindakan ini tidak ada. Cuma ya gitu, kalau tetap dikerjakan maka tidak berbasis bukti dok. imho.

terima kasih dok