Konsul terapi pasien menopause dengan diabetes melitus tipe 2 - Diskusi Dokter

general_alomedika

Alo dokter, saya ingin konsultasi mengenai seorang pasien wanita berusia 58 tahun, tidak ada keluhan apapun berkaitan gejala klasik DM. Pola makan baik,...

Diskusi Dokter

  • Kembali ke komunitas
  • Konsul terapi pasien menopause dengan diabetes melitus tipe 2

    Dibalas 08 Mei 2019, 20:21

    Alo dokter, saya ingin konsultasi mengenai seorang pasien wanita berusia 58 tahun, tidak ada keluhan apapun berkaitan gejala klasik DM. Pola makan baik, jarang konsumsi makanan manis tapi memang jarang berolahraga. Tidak pernah ada riwayat diabetes ataupun hipertensi.

    Namun sejak menopause di usia 50 tahunan, kadar gula darah puasanya selalu di atas normal sekitar 140an, tapi tidak pernah di atas 200 mg/dl. Untuk gula darah sewaktu dan 2 jam setelah makan tergolong normal, sesekali 140 ke atas tapi tidak pernah di atas 200. Sudah pernah cek HbA1c dan hasilnya 6,9%.

    Saat ini sudah mengonsumsi obat metformin 1x500 mg tiap malam atas resep dokter penyakit dalam. Tapi gula darah puasanya setiap pagi dicek selalu sekitar 140an dan gula darah sewaktunya normal. Bahkan pasien sempat mencoba beberapa hari tidak minum obat metformin gula darah puasanya juga tetap sama. Kira-kira bagaimana saran selanjutnya dok? Terima kasih 🙏

08 Mei 2019, 11:02
dr.Antonius Sarwono Sandi Agus Sp.BTKV, FIHA, MH, FICS.
dr.Antonius Sarwono Sandi Agus Sp.BTKV, FIHA, MH, FICS.
Dokter Spesialis Bedah Thoraks Kardio Vaskuler
Alo dokter

Ikut sumbang saran untuk di arahkan menemui dokter penyakit dalam secara langsung untuk pemeriksaan mendetail dok.
Salam.
08 Mei 2019, 11:24

Alo Dokter, 

Sebelumnya kalau boleh bertanya, berapa lama pasien sudah minum metformin 500 mg 1x1, Dok? apakah sejak menopause usia 50an atau baru-baru saja? Apakah hasil cek HbA1C, GDPuasa dan GDS juga setelah atau sebelum minum obat tersebut?  Juga berapa IMT dari si pasien? 

CMIIW, Dok.. karena ada kemungkinan pasien termasuk dalam kelompok prediabetes atau Gangguan toleransi glukosa dengan risiko (tinggi/sedang), sehingga Dokternya mempertimbangkan untuk pemberian monoterapi antidiabetnya, atau jika pasien sudah minum obat sejak lama, berarti memang sesuai dengan konsensus penatalaksanaan DM dari Perkeni, dan pasien sudah masuk dalam range sasaran dan kriteria pengendalian DM, sehingga obat harus tetap dilanjutkan dan disarankan untuk kontrol rutin ke dokter penyakit dalam/Endokrin setidaknya per tiga bulan disertai dengan monitor panel gulanya. (selengkapnya https://pbperkeni.or.id/wp-content/uploads/2019/01/4.-Konsensus-Pengelolaan-dan-Pencegahan-Diabetes-melitus-tipe-2-di-Indonesia-PERKENI-2015.pdf

 

08 Mei 2019, 15:17
dr. Melsa Aprima, SpPD
dr. Melsa Aprima, SpPD
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Alodok, diagnosis diabetes ditegakkan jika gdp >126, gd2pp > 200 atau hba1c > 6,5
Pada pasien ini sudah dpt ditegakkan diagnosis dm karena gdp >126 pada bbrp kali pemeriksaan. Didukung dengan hasil a1c > 6,5

Utk panduan pengobatan dm, bisa dilihat pada konsensus dr perkeni. Disitu sudah tertera panduan pilihan pengobatan serta monitoring nya. 

Terima kasih

 
08 Mei 2019, 20:21
Alo dokter

Ikut sumbang saran untuk di arahkan menemui dokter penyakit dalam secara langsung untuk pemeriksaan mendetail dok.
Salam.
Saya setuju dokter, walaupun stabil di angka tersebut, harus tetap dilakukan pemeriksaan dan pengawasan lebih lanjut dari dokter spesialis penyakit dalam.